119

54 9 7
                                    

Di ruang tamu, Jiyoon sedang dibantu oleh Suzy untuk merawat lukanya sementara Jennie dan Jisoo sibuk membuat makan malam di dapur. Sementara itu, Alice yang sedang mempacking pakaiannya di kamar tamu tiba-tiba mendapat panggilan telepon dari Citra. Karena pintu kamar terbuka, Suzy dan Jiyoon masih bisa mendengar suara gadis itu, namun mengetahui apa yang dibicarakan, hanya Suzy yang lebih tahu.

Ketika Suzy melakukan pekerjaannya sambil mendengar pembicaraan Alice tiba-tiba Jisoo datang dan bertanya. "Sebenarnya apa yang terjadi?"

Jisoo datang membawa lima gelas minuman hangat di atas meja. Baru sore tadi Jisoo mengetahui tentang luka jahitan di tangan Jiyoon dan ketika melihat beberapa luka lecet di beberapa tangan dan kaki adiknya, Jisoo akhirnya menjadi sangat penasaran.

"Saat perjalanan pulang semalam, aku sempat mempir ke mini market untuk membeli sesuatu. Namun ketika kami kembali ke mobil tiba-tiba ada mobil yang melintas dan hampir menabrak kami.."

"apa unnie juga terluka?" Jennie yang baru selesai dengan urusan dapur ikut bergabung dan duduk di sebelah Jisoo memperhatikan Suzy mengobati luka-luka Jiyoon.

"hanya luka kecil." Suzy

"untungnya Suzy unnie memiliki reflex tinggi sehingga unnie segera menarikku untuk menghindar. Tapi dibelakang ternyata ada sepeda motor dan coatku tersangkut, dan inilah hasilnya jahitan dua senti meter."

Mendengar penjelasan Jiyoon yang kedengarannya sedikit main-main membuat Jisoo hanya bisa menggeleng tidak percaya. Bagaimana bisa kamu menceritakan ini dengan santai? Bagaimana jika kalian tertabrak mobil dan jahitannya lebih dari dua sentimeter? Jisoo merasa ngeri sendiri dengan pemikirannya. Dia masih tidak bisa membayangkan situasi mengerikan terjadi pada sauda-saudanya lagi. Cukup Alice dan yang menjadi terakhir kali ia saksikan sekarat di depan matanya.

Beberapa menit kemudian, di meja makan lima orang gadis sedang menyantap makanan dengan suasana santai. Mereka sesekali bercengkrama membahas kegiatan hari ini, atau sesuatu yang menarik seputar kecantikan. Namun ketika makan malam selesai dan mulai bersih-bersih, Jisoo dan Suzy yang sedang mencuci piring melihat Alice baru saja kembali dari ibadah malamnya.

"Setelah ini, unnie ingin bicara denganmu. Ada hal yang ingin aku tanyakan." Jisoo menatap Alice ketika mengatakan hal itu.

Beberapa saat kemudian di atas karpet berbulu, Jiyoon, Suzy dan Jennie sedang melipat pakaian sambil menyaksikan tayangan TV. Namun ketika melihat Jisoo hendak membicarakan sesuatu dengan Alice, Jiyoon dengan sigap menurunkan volume suara TV.

"Ini tentang gossip yang beredar selama beberapa bulan terakhir. Awalnya aku mengabaikannya karena ku pikir itu tidak mungkin.."

"..tentang tuan Kim?" Alice

Jisoo mengangguk. "Sebenarnya apa yang terjadi antara kamu dan tuan Kim? Beberapa staf berkata bahwa kamu sempat bertemu dengan mantan istri dan putranya di taman outdoor perusahaan. Unnie tidak bermaksud apa-apa, hanya saja aku ingin mendengar yang sebenarnya darimu. Sebagai kakakmu aku perlu tahu karena mendengar gosip ini membuatku tidak nyaman."

Alice mengangguk kecil dan berkata. "Secara tidak sengaja saat aku masih magang beberapa bulan yang lalu, aku pernah mendapati tuan Kim berdebat di halaman kantor saat jam pulang kantor. Saat itu putranya juga ada dan sempat melihat mereka berdebat, jadi aku menghiburnya hingga urusan mereka selesai.."

"Kadang-kadang saat kami melakukan perjalanan dinas tuan Kim akan membawa putranya karena tidak ada yang menjaganya. Oemma anak itu sudah melepaskan hak asuh putranya pada tuan Kim dan secara resmi telah berpisah. Jadi apa yang orang-orang lihat hari itu memang benar bahwa aku bertemu dengan mereka di taman. Saat itu aku menerima telepon dari ibuku dan kebetulan mantan istri tuan Kim mengantar putranya setelah mengambil tugas untuk mengasuhnya selama beberapa hari. Tapi tentang hubungan yang dirumorkan orang-orang itu tak sedikitpun benar. Sepertinya mereka cukup bekerja keras untuk mengembangkan opini mereka."Ekpresi Alice tidak banyak berubah. Selain wajah yang lurus dan santai, Alice tidak menunjukkan emosi yang menggambarkan ketidaknyamanannya pada situasi itu.

Alice (Dreams And Memories) Book 1Where stories live. Discover now