62. Parallel 4

51 10 0
                                    

"jadi apa isi surat dari ibunda?" Saat ini kedua pengeran sedang berbaring menatap langit-langit tenda yang berwarna biru gelap, sementara para pelayan telah pergi setelah menyelesaikan tugasnya.

"itu tentang surat balasan dari istana bahwa baginda raja sangat senang dengan berita kemenangan kita. Mereka telah mengirim prajurit dan logistik untuk menggantikan kita menjaga perbatasan ini dan juga untuk membangun benteng pertahanan. Diperkirakan mereka juga akan tiba sebelum kita berangkat besok." Saat Joon-Gi menjelaskan, mereka berdua menyadari bahwa ada bayangan seseorang yang sedang menguping pembicaraan mereka.

Dengan cepat pangeran Lim mengambil belati di bawah bantalnya hendak melemparnya ke arah bayangan itu.

Tabbck

Namun pengeran Joon-Gi menahan tangannya. "ibundamu juga berkata bahwa dia sangat merindukanmu. Mungkin dia mulai merasa kesepian sejak kamu sering ikut dengan ayah ke medan perang." Joon-Gi berbicara sambil menggeleng memberikan isyarat pada pengeran Lim untuk tetap tenang.

"sepertinya setelah ini aku harus tetap tinggal di istana untuk menemani ibundaku yang kesepian." Pangeran Lim menjawab kemudian terkekeh sambil memperhatikan bayangan mata-mata masih berada di tempat yang sama.

"baiklah, waktunya kita tidur. Ini sudah sangat larut Nak."

Setelah beberapa saat hening, kedua pengeran itu akhirnya melihat bayangan mata-mata pergi juga.

"apakah ayah sudah menyadarinya sejak di luar tadi?" Pangeran Lim bertanya sambil memandangi langit langit yang diterpa cahaya lilin.

"hmm, ayah telah menyadarinya.."

"..tentang pembicaraan kita di luar tadi, sepertinya masih ada hal yang ingin kamu tanyakan Nak." Di atas karpet dan dilapisi kasur yang tebal dan lembut, ayah dan anak itu berbaring bersebelahan. Pangeran Lim menimbang-nimbang apakah ingin menanyakan hal itu atau tidak.

Apakah tidak apa-apa jika aku menanyakan ini? apa ayah tidak akan merasa sedih jika aku menanyakannya?Apa benar ayah..

"apa kamu meragukan cinta ayah pada ibundamu?" Pangeran Lim terkejut ketika ayahnya menanyakan suatu hal yang juga ada dalam fikirannya.

"pangeran Lim Tae Hyung. Itu adalah nama yang ayah berikan padamu ketika kamu lahir di dunia ini. Selain memiliki makna yang indah dan baik, kata Tae adalah potongan dari nama ibundamu. Kim Tae Hee dan Lim Tae Hyung. Itu bukti cinta ayah pada ibundamu.." Pangeran Lim menatap wajah ayahnya dari samping ketika Pangeran Joon-Gi menjelaskan.

"..mungkin kamu telah mendengar desas desus tentang politik baginda raja. Tapi apa yang terjadi pada ayah dan ibundamu adalah murni karena cinta. Apa kelahiran Noonamu dan dirimu masih membuatmu ragu Nak? " Pangeran Joon-Gi memandang putranya dari samping namun pangeran Lim hanya diam.

"ibundamu telah meninggalkan keluarganya dan statusnya di kerajaann Silla demi ayah dan kalian berdua. Ayah tidak mungkin menghianati cinta ibundamu. Kami telah melewati masa-masa memperjuangkan cinta kami yang tidak direstui oleh kedua kerajaan. Kamu pasti bisa membayangkan betapa gentingnya masalah kami pada saat itu." dalam pencahayaan minim, Pangeran Joon-Gi berbicara sambil menatap langit-langit dengan air mata yang lolos secara diam-diam. Sementara pangeran Lim dengan senyuman ia menatap langit-lagit.

"aku senang mengetahui hal ini ayah" Pangeran Lim masih tersenyum senang di tempat tidurnya.

"dalam surat yang dikirim ibundamu juga ada kabar gembira untukmu. Ibundamu telah mengatur perjodohanmu dengan salah satu putri bangsawan. Saat ini dia sudah berada di ibu kota." Seketika senyuman Pangeran Lim luntur dan digantikan suara kekehan Pangeran Joon-Gi dari samping.

Alice (Dreams And Memories) Book 1Onde as histórias ganham vida. Descobre agora