44. Orang ketiga

58 8 0
                                    

Butiran salju tak turun pagi ini. Walaupun begitu udara masih tetap lebih dingin dari hari biasanya. Saat ini Alice menyusuri jalan dengan menggunakan sepedanya. Ia di temani oleh tiga pengawal pribadinya yaitu Joseph, Nichkun dan tentu saja Suzy yang juga mengendarai sepedanya masing-masing.

Mereka ber empat mengenakan setelan sport tebal, Jacket dan masker topi yang santai. Melewati setiap jalur keramaian kota sampai akhirnya roda-roda itu menyusuri jalan di taman baca yang beberapa hari lalu di resmikan oleh beberapa menteri negara termasuk Jessica Jung, oemmanya.

"Tuan akan berada di sana sekitar jam sembilan nanti. Apa kita akan kembali ke rumah dulu atau langsung ke sana?" Suzy menyampaikan pada Alice ketika ia baru saja menerima kabar dari Franz.

Alice melihat jam tangannya menunjuk pukul tujuh pagi. "kita langsung ke sana setelah selesai berkeliling Unnie." mengingat kesibukannya akhir-akhir ini, Alice memutuskan untuk menikmati pagi ini dengan bersepada sebelum akhirnya akan melanjutkan aktifitasnya bersama dengan sang Appa untuk memancing.

Keramaian di taman kota hari ini menjadi pemandangan yang menyenangkan bahkan walaupun udara mulai dingin masyarakat masih tampak antusias menikmati libur akhir tahun mereka. Warga lokal dan warga asing termasuk turis semua berbaur di sini yang pasti mereka semua mengenakan setelan yang aman untuk menjaga suhu tubuh mereka agar tetap hangat.

Saat ini Alice dan Suzy duduk di kursi panjang yang ada di taman. Dari jauh mereka sudah melihat ke arah dua pria yang sedari tadi mereka tunggu-tunggu.

"dia staf baru ya Unnie?" Alice

"Nichkun?" Suzy melirik Alice yang duduk tepat di sebelahnya. Alice hanya membalas dengan anggukan kecil.

"dia pindahan dari Kantor ASSCorp Bangkok dan sudah bekerja lebih dari setahun di sana." Suzy

"terimakasih." Alice mengucapkan terimakasih pada Joseph ketika menerima roti bakar yang baru ia beli kemudian juga memberikan satu potong roti pada Suzy, Nichkun dan juga untuk dirinya.

Dengan malu-malu Nichkun juga menyerahkan minuman hangat pada Alice. Suzy dan Joseph hanya tersenyum melihat tingkah pria 26 tahun itu. "terimakasih" Nichkun hanya membungkukkan sedikit tubuhnya.

Beberapa saat mereka hanya diam menikmati roti dan minuman masing-masing. "aku ingin mengatakan sesuatu" Alice berbicara sambil memandangi Nichkun bergantian Joseph. Alice memasang wajah serius.

"Silahkan Nona." Joseph

"aku tahu kalian disuruh Appa untuk menjagaku. Tapi sejujurnya aku merasa kurang nyaman jika seperti ini" Alice kemudian memperhatikan Nichkun baru saja menelan minumnya ketika ia selesai dengan ucapannya. Alice merasa Nichkun terlalu kaku bahkan pada dirinya walaupun Alice sudah bersikap sangat santai.

"beritahu kami apa yang membuat Nona kurang nyaman?" Joseph

"bisakah kalian bersikap biasa-bisa saja? Aku merasa sikap kalian terlalu berlebihan dan aku khawatir hal itu justru membuat kita jadi pusat perhatian orang-orang." mereka bertiga melihat sekitar dan benar saja beberapa orang memperhatikan mereka.

"tapi aku rasa itu permintaan yang sulit nona." Jawaban Joseph itu diiyakan oleh Nichkun sementara Suzy hanya bisa memperhatikan percakapan mereka.

Tiba-tiba. "Alisyah?" Ketika mendengar suara tak asing itu Alice segera mencari sumber suaranya.

Seorang gadis berambut blonde bertubuh tinggi datang menghampiri mereka. Alice kemudian berdiri dari duduknya di ikuti dengan Joseph dan Nickhkun serta Suzy. Dengan sigap Nichkun dan Joseph berdiri menghalau di depan Alice.

Alice (Dreams And Memories) Book 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang