111

55 8 0
                                    

Jiyoon dengan kesadarannya yang tersisa tampak panik ketika mendengar tuduhan pria itu."Tidak! Aku hanya tidak membawa uang cash lebih. Aku akan pergi ke ATM dan kembali ke sini untuk membayarmu bibi.."

Pria di sampingnya hendak memaki lagi namun terhenti ketika seorang pelanggan lain yang sejak tadi duduk di kursinya tiba-tiba menghampiri mereka. "Sejak tadi kalian berdua membuat keributan hingga mengganggu kami. Kalian tidak perlu memperdebatkan siapa yang bersalah, aku akan melaporkan kalian berdua sekarang juga." Pria itu segera mengeluarkan ponselnya dari sakunya dan akan melakukan panggilan telepon.

"Maaf tuan.." Nick segera datang dan menahan ponsel pria itu dengan ramah. Pria berdarah thailand itu masih mengenakan setelan jas formal namun karena fitur wajahnya yang lembut dan tampan membuat perhatian mereka segera teralihkan.

"..maaf atas ketidak nyamanan yang disebabkan nona itu. Kami akan membayar semua kerugian yang disebabkan termasuk semua makanan dan minuman pelanggan yang lain." Nick melanjutkan setelah membungkuk meminta maaf pada mereka dan mengeluarkan beberapa lembar uang yang diserahkan pada bibi Nam. Sementara itu Jiyoon yang menyaksikan awalnya kebingungan namun segera tanang ketika melihat orang itu adalah Suzy. Gadis cantik itu berdiri di sebelahnya untuk membereskan barang dan tas Jiyoon yang berserakan di atas meja dan lantai.

Dalam keadaan linglung Jiyoon tiba-tiba merasa seseorang membantunya berdiri dan menemukan seorang gadis yang  memakai hoodie dan bermasker putih. "Kamu.." suara Jiyoon terdengar samar. Gadis itu kemudian menatap Suzy bergantian dengan gadis berhoodie yang memapahnya keluar dari kedai dengan hati-hati.

Nick segera berlari mendahului para gadis untuk membukakan pintu belakang mobil setelahnya ia juga segera masuk ke kursi depan.

"Apa unnie ingin pulang ke apartemen Jisoo unnie?" Alice yang mengenakan hoodie putih akhirnya bertanya.

Setelah hening beberapa saat, Jiyoon akhirnya menoleh dengan linglung dan berkata. "Apa kamu ingin aku dimarahi unnie lagi karena pulang seperti ini?"

"Tidak begitu. Aku hanya meminta pendapat unnie." Alice

"Kamu pikir aku akan memaafkanmu setelah membantuku tadi? Jangan har.."  belum selesai ucapannya Jiyoon tiba-tiba mual dan tanpa sengaja muntah dan mengenai pakaian Alice.

"Uncle Joe, turunkan aku di sini saja.." saat ini mereka sudah masuk ke gerbang masuk silver apartement.

"..Unnie, tolong urus unnieku dengan baik." Alice

"Kamu akan masuk sendiri? Bagaimana dengan migrenmu? Pakaianmu juga masih kotor." Suzy

Alice menjawab setelah berhasil melepas hoodienya dan mengambil Jas miliknya yang tersampir kemudian mengenakannya. "Tidak apa-apa, sudah mendingan."

Alice segera turun dari mobil setelah tiba di lobi depan Silver Apartemen gedung selatan. Gadis itu telah meminta Suzy untuk mengurus Jiyoon di apartemennya. Sambil melangkah masuk Alice memperhatikan jam pada ponselnya sudah menunjukkan pukul 08.16 malam, selain itu terlihat beberapa pesan dan panggilan tak terjawab dari beberapa orang termasuk Jisoo dan Jennie.

Jisoo Unnie
Apa kamu jadi pulang? Unnie sudah membuatkanmu mie goreng saus tomat.

Jennie Unnie
Kamu dimana sekarang? Aku bersama Jisoo unnie sudah menyiapkan makan malam. Sebaiknya kamu tidak mengecewakan unniemu.

Alice terus berjalan memasuki lift menuju lantai apartemen Jisoo sambil membaca satu persatu pesan atau chat dalam ponselnya. Setelah beberapa saat gadis itu akhirnya sudah berdiri di depan pintu dan hendak memencet bel. Namun sebelum itu terjadi pintu apartemen sudah terbuka.

Alice (Dreams And Memories) Book 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang