155. Parallel 41

37 6 1
                                    

Dua hari berlalu di kediaman pangeran mahkota tepatnya di ruang keluarga, putri Jennie, pangeran Juhoon, putri mahkota Da Hee dan putra mahkota Sung Il serta komandan Yoon Gi sedang menikmati sarapan pagi bersama

Ουπς! Αυτή η εικόνα δεν ακολουθεί τους κανόνες περιεχομένου. Για να συνεχίσεις με την δημοσίευση, παρακαλώ αφαίρεσε την ή ανέβασε διαφορετική εικόνα.

Dua hari berlalu di kediaman pangeran mahkota tepatnya di ruang keluarga, putri Jennie, pangeran Juhoon, putri mahkota Da Hee dan putra mahkota Sung Il serta komandan Yoon Gi sedang menikmati sarapan pagi bersama. Keluarga kecil itu tampak harmonis dan bahagia. Mereka menikmati makanan dengan penuh rasa syukur dan sikap yang tenang. Seperti keluarga kerajaan pada umumnya, mereka melakukan segala sesuatunya dengan sikap yang menggambarkan martabat dan kewibawahan mereka termasuk saat makan dan minum. Namun pemandangan di ruangan itu tidak sepenuhnya berjalan sesuai ekspektasi, sebab pangeran kecil itu makan terlalu lahap.

"Pangeran Juhoon, pelan-pelan nak. Apakah pangeran membutuhkan bantuan ibunda?" Putri mahkota Seok Da Hee berkata pada sang putra yang duduk di antara meja makan putri Jennie dan komandan Yoon Gi.

Yoon Gi yang duduk tepat disebelahnya mengusap punggung pangeran Juhoon dengan pelan dan berkata. "Pangeran, makanlah dengan pelan. Kamu bisa tersedak jika makan dengan terburu-buru."

"Baik hyung.." Jawab pangeran Juhoon membuat putri dan putra mahkota hanya bisa terkekeh dan menggeleng. Mereka sangat mengenal putra mereka. Pangeran Juhoon sangat menyukai komandan Yoon Gi. Apapun yang dikatakan oleh kakaknya itu, pangeran Juhoon akan menurut. Tidak seperti pada putri Jennie, walaupun mereka kadang berinteraksi dengan manis namun pangeran Juhoon lebih sering dan merasa senang menjahili putri Jennie.

"Ibunda, aku ingin makan siang nanti dengan sup bola-bola ini lagi." Pangeran Juhoon.

"Apakah itu sangat enak? apakah pangeran sangat menyukainya?"putri Da Hee berkata dengan senyuman lembut diwajahnya. Wanita itu sangat gemas melihat mulut putranya yang belepotan dengan saus manis yang menempel di bibirnya.

Pangeran Juhoon mengangguk dengan semangat dan semua interaksi itu disaksikan oleh putri Jennie yang duduk sambil menikmati sarapannya.

"Pangeran.. kunyah dulu makanannya baru ditelan." Putra mahkota menegur saat ia berusaha menahan senyuman di wajahnya. Pria itu khawatir namun secara bersamaan ia merasa sangat gemas melihat tingkah putra bungsunya yang menurutnya sangat lucu.

"Bagaimana jika nanti adik tampanku tersedak? Pelan-pelan makannya, noona tidak akan mengambilnya." Putri Jennie akhirnya berkata sambil membersihkan mulut pangeran Juhoon dari saus menggunakan sapu tangan.

Uhhuuk.. Ukkhuk ukhhuk..

Baru saja putri Jennie mengingatkan, pangeran Juhoon tiba-tiba terbatuk dan gelagatnya cukup aneh. Setelah terbatuk beberapa kali, pangeran Juhoon terdiam sesaat sebelum kemudian memaksa batuk sambil menyentuh lehernya dengan panik.

"Apa kamu tersedak?" Putri Jenne bertanya namun pangeran Juhoon tidak menjawab dan hanya berusaha batuk berharap makanan yang menyangkut di lehernya segera keluar.

"Panggil tabib istana sekarang!" Putra mahkota segera menginstruksikan pelayan setelah menyadari gelagat putranya, sedangkan putri mahkota dengan sigap berada di sisi pangeran Juhoon membantunya memukul punggungnya dengan raut khawatir.

Alice (Dreams And Memories) Book 1Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα