168

39 8 2
                                    

Apakah aku terlalu keras padanya?

Jennie dan Jong In telah tumbuh dan hidup bertahun-tahun di negeri barat dan tentu saja telah terpapar dengan sosial budaya yang ada diwilayah tersebut. Sepasang kekasih yang tinggal serumah, memiliki anak diluar nikah dan menikmati pesta foya serta sex diluar nikah sudah menjadi hal lumrah. Jadi untuk mereka berdua memiliki hubungan yang intim sebenarnya bukanlah hal yang seserius seperti masyarakat dengan budaya ketimuran.

Saat larut dalam pikirannya Jennie segera tersadar dan menggeleng. "Inilah mengapa aku melarang oppa minum terlalu banyak. Tunggu sebentar, aku akan mengambil air hangat dan handuk." Jennie hendak bangun dari duduknya namun Jong In segera menariknya hingga tubuhnya kembali jatuh di atas pria itu.

Pada titik ini entah mengapa Jennie kembali merasakan debaran yang kuat, bahkan dia bisa mendengar degup jantung dan deruh nafas karena jarak mereka terlalu dekat. Tangan kekar dan sedikit kasar mulai bergerak di pinggangnya dan hal yang selanjutnya terjadi adalah Jong In menarik tengkuk Jennie untuk ciuman. Mungkin karena akumulasi dari berbagai emosi dan pengaruh minuman sehingga Jong In kali ini sedikit terburu-buru dan tak terkendali saat menyesap ciuman dari bibir merah itu. Tubuh mereka menempel dan memanas saat mereka akhirnya beberapa kali berguling di atas tempat tidur tak terkendali.

Saat itu terjadi, Jennie telah memiliki pemikirannya sendiri. Bertanya dalam hati apakah sudah saatnya dia memberikan ini pada Jong In? apakah keputusannya sudah benar? apakah dia memang terlalu mengekang Jong In hingga pria itu memiliki pemikiran seperti itu. Namun semakin lama ia berfikir, pemikiran itu justru menghilang seolah tertarik secara paksa karena rasa bersalah dan terbuai dengan apa yang dirasakan oleh tubuhnya.

Saat ini ketika Jennie sudah berada di bawah, Jong In tiba-tiba berhenti saat kedua tangannya yang hendak membuka gaun lembut itu. Menggeleng keras namun tatapan pria itu terlalu jelas bahwa dia telah tenggelam dalam gairah. Pria itu seperti telah berusaha menyadarkan diri namun tepat ketika ia hendak menyerah, tangan Jennie melakukan gerakan yang tidak pernah diduga. Jennie secara naluriah menarik tengkuk Jong In dan itu sudah sangat jelas bagi Jong In untuk mengerti maksudnya. Selanjutnya hal-hal yang Jong In impikan akhirnya menjadi kenyataan. Ruangan itu dipenuhi dengan suara-suara ambigu. Bagaimanapun juga mereka melakukannya untuk pertama kali dan telah makan malam sehingga mereka masih memiliki banyak energi untuk melakukan aktifitas ekstra dimalam hari.

Selagi malam bersalju semakin dingin, indonesia memiliki langit yang terik dan cuaca hangat. Saat ini Albar baru saja tiba di pelantaran kediaman pribadi putrinya yang berada jauh dari kota. Sudah cukup lama sejak terakhir kali ia pulang ke rumah ini. Sejak memimpin mega company Manoban's Group Albar telah menyadari resiko kurangnya waktu untuk keluarga dari keluarga normal. Walaupun akhir-ahir ini pria yang kini berstatus sebagai ayah dua anak itu memiliki banyak waktu di indoneisa, namun jika saatnya tiba untuk kembali bekerja dia benar-benar akan sulit mencuri waktu bahkan untuk sekedar melakukan panggilan telpon ke rumah.

kedua pengawal yang bertugas berjaga di kediaman yang tenang itu segera menyambut kedatangan Albar di dekat lobi depan dengan sikap hormat.

"Ferdi, Baim bagaimana kabar kalian?" Albar segera menyapa kedua pria itu dengan senyuman ringan di wajahnya ketika keluar dari pintu mobil.

"Kami baik tuan."

Setelah berbasa-basi sebentar, Baim segera kembali ke ruang pengawasan sementara Ferdi diminta Albar untuk menjelaskan situasi rumah selama ketidak hadiran Alice maupun dirinya di rumah ini.

Sebelum Albar menaiki anak tangga menuju lantai kamarnya, ia mengeluarkan dompet dan menarik satu kartu debit dan menyerahkannya pada Ferdi. "Oh ya, hari ini bu Ana tidak akan datang ke rumah. Jadi jika kalian tidak sempat memasak untuk makan siang dan makan malam, kalian bisa memesan untuk kalian berdua saja. Aku akan mengerjakan sesuatu di ruang kerjaku, jika seseorang mencariku dan tidak ada hal yang mendesak katakan saja bahwa aku sedang beristirahat."

Alice (Dreams And Memories) Book 1حيث تعيش القصص. اكتشف الآن