125. Air Mata Jungkook

404 47 5
                                    

Min Jun dan anggota keluarga Jeon sudah berada di rumah sakit. Kini semuanya sudah berada di ruang rawat. Mereka semua menatap sedih anak/adik/kakak/keponakannya yang terbaring di tempat tidur.

Di ruang rawat itu, Jin dan kedua kakak sepupunya berada di dalam satu ruangan sehingga memudahkan anggota keluarganya untuk menjaganya.

"Sayang ini Mama, Nak! Kenapa jadi begini."

Hyun Jin, Tae Hae dan So Yeon sama-sama menangis ketika berbicara kepada putranya yang terbaring di rumah sakit.

Bukan hanya Hyun Jin, Tae Hae dan So Yeon sebagai seorang ibu yang sedih dan menangis melihat anaknya kesakitan. Minki, Rain dan Sang Woo juga sedih dan menangis melihat anaknya masuk rumah sakit. Terlebih lagi Minki. Dia sebagai seorang ayah tak pernah lepas yang namanya rumah sakit karena anak-anaknya sering masuk rumah sakit, terutama si bungsu kesayangannya.

"Kita belum memberitahu Jimin, Taehyung dan Kookie!" seru Hoseok.

"Biarkan Hyung nanti menghubungi Jimin. Diantara mereka bertiga, Jimin orangnya sedikit tenang jika mendapatkan berita buruk. Beda dengan Taehyung dan Kookie," sahut Taecyeon.

Namjoon melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Waktu menunjukkan pukul 12 siang.

"Taecyeon Hyung bisa hubungi Jimin pukul setengah satu. Biasanya pukul segitu para mahasiswa dan mahasiswi sedang beristirahat," ucap Namjoon.

"Baiklah," jawab Taecyeon.

***

Di kampus Jungkook bersama sahabat-sahabatnya berada di lapangan. Dua jam yang lalu mereka habis mengikuti materi kuliah ekonomi. Saat ini Jungkook masih memikirkan kakaknya.

"Sudahlah, Kook! Kita berdoa saja untuk Jin Hyung, Jong Hyun Hyung dan Ki Beom Hyung. Semoga mereka baik-baik saja," hibur Yugyeom.

"Iya, Kook! Kamu harus tenang dan berusaha untuk tetap berpikir positif. Jangan seperti ini. Kalau kamu seperti ini yang ada kesehatan kamu yang akan terganggu," bujuk Eunwoo.

"Bagaimana aku bisa tenang? Sejak tadi aku sudah berusaha bersikap tenang dan berpikir positif. Bahkan aku juga berulang kali menghubungi Jin Hyung. Tapi Jin Hyung nggak angkat panggilan dari aku. Aku benar-benar khawatir." Jungkook berbicara dengan nada lirih dan bergetar. Dan tanpa diminta air matanya jatuh begitu saja membasahi pipinya.

Grep..

Mark menarik tubuh Jungkook dan membawanya ke pelukannya. Hatinya benar-benar tak kuat jika melihat Jungkook seperti ini. Di dalam hatinya Mark mengatakan bahwa apa yang dikatakan Jungkook barusan bahwa sejak tadi Jungkook sudah berusaha bersikap tenang. Bahkan dia dan yang lainnya berhasil membujuk Jungkook dan membawa Jungkook kembali ke kelas.

Mark juga paham akan perasaan Jungkook terhadap kakaknya. Adik mana yang tidak sedih dan khawatir jika kita berulang kali menghubungi orang yang kita sayangi, namun panggilan kita tidak diangkat.

"Hiks... Mark Hyung. Sumpah! Aku benar-benar khawatir terhadap Jin Hyung. Begitu juga dengan Jong Hyun Hyung dan Ki Beom Hyung. Hiks... Hati aku mengatakan bahwa mereka tidak baik-baik saja."

Mendengar ucapan sedih dan ketakutan Jungkook serta isak tangisnya membuat Mark ikut menangis. Begitu juga dengan Jaebum, Jinyoung, Jackson, Young Jae, Yugyeom, Bambam, Eunwoo, Seokmin, Ming Hao, Jaehyun, Mingyu, Winwin dan Dong Hyuk. Mereka semua menangis. Mereka secara bergantian mengusap punggung dan bahu Jungkook.

Ketika mereka semua sedih sembari menenangkan Jungkook. Tiba-tiba ponsel Jungkook berbunyi menandakan sebuah panggilan masuk.

Mark seketika melepaskan pelukannya ketika mendengar ponsel milik Jungkook berbunyi. Setelah pelukan keduanya terlepas, Jungkook langsung mengambil ponselnya di saku celananya.

MY OVERPROTEKTIF BROTHER 2Where stories live. Discover now