97. Ucapan Kejam Jungkook

402 51 3
                                    

Jungkook sudah berada di rumah, tepatnya di dalam kamar. Dirinya saat ini sedang istirahat karena tubuh benar-benar lelah akan kegiatannya di kampus.

Sementara untuk anggota keluarga Jeon berada di ruang tengah. Mereka berkumpul disana untuk sekedar merilekskan tubuh dan mengobrol menghabiskan waktu santai bersama anggota keluarga.

"Bagaimana hasil penyelidikan orang yang sudah meneror Jungkook?" tanya Minki kepada adiknya Eugene dan Rain.

"Belum ada perkembangan apapun Hyung," jawab Rain.

"Orang itu benar-benar lihai menyembunyikan identitasnya. Anak buahku sama sekali belum mendapatkan titik terangnya," sahut Eugene.

Ketika Minki dan anggota keluarga sedang membicarakan orang yang sudah menghubungi Jungkook, tiba-tiba mereka semua mendengar derab langkah kaki seseorang menuruni anak tangga sembari berbicara di telepon.

Mereka semua melihat keasal suara tersebut. Detik kemudian mereka semua tersenyum.

"Hahahaha. Apa lo pikir dengan lo berbicara seperti itu, gue bakal langsung percaya. Ih! Pede sekali lo. Woi! Jangan terlalu berharap."

"...."

"Yah, marah! Kenapa lo yang marah? Seharusnya gue yang marah sama lo. Pertama, lo udah seenaknya curi nomor gue. Kedua, lo seenaknya ganggu gue. Ketiga, lo seenaknya nelpon gue. Keempat, lo seenaknya ngarang cerita dan bilang kalau gue bukan putra kandung dari Jeon Minki dan Jeon Hyun Jin. Kelima, lo tuh bego nyerempet bodoh!"

"...."

"Kenapa? Mulut-mulut gue. Suka-suka gue mau ngomong apa. Lo aja nggak mikir sebelum ngomong. Lo juga nggak mikir perasaan orang. Kenapa gue harus mikir perasaan lo? Emangnya lo siapa?!"

Minki, Hyun Jin, ke 12 putra-putranya dan anggota keluarga Jeon lainnya tersenyum dan geleng-geleng kepala mendengar ucapan demi ucapan dari Jungkook yang sedang berbicara dengan lawannya di telepon. Mereka semua tidak menyangka jika Jungkook akan berbicara sekejam itu dengan orang yang menjadi lawan bicaranya di telepon.

"...."

"Kenapa gue harus takut sama manusia modelan lo yang bisanya hanya meneror orang dan berbicara seenaknya. Kalau lo punya nyali, datangi gue. Ngomong di depan gue. Lo berani cuma di telepon doang. Banci lo."

"...."

"Apa perlu gue ulangi lagi. Gue nggak takut sama lo. Tunjuki wajah lo."

Setelah mengatakan itu, Jungkook langsung mematikan panggilan dari orang itu.

"Mengganggu saja."

Jungkook berjalan menuju dapur untuk mengambil minuman kesukaannya. Sementara anggota keluarganya masih terus memperhatikan sembari tersenyum.

Jungkook sudah berada di dapur dan berdiri di depan kulkas. Kemudian tangannya menyentuh pintu kulkas lalu membukanya.

Setelah pintu kulkas terbuka, Jungkook mengambil minuman kesukaannya yaitu susu pisang. Jungkook mengambil langsung dua botol.

Jungkook melangkahkan kakinya menuju kamarnya setelah mendapatkan dua botol susu kesukaannya.

Namun ketika kakinya hendak menginjak anak tangga pertama, terdengar suara deheman dari arah ruang tengah.

Jungkook langsung melihat keasal suara tersebut. Dan ternyata arah suara itu berada dari ruang tengah. Dan suara itu adalah suara ayahnya.

"Kemari dong sayang!" seru Minki.

Mendengar seruan dari ayahnya membuat Jungkook langsung melangkahkan kakinya menghampiri ayahnya yang ada di ruang tengah.

^^^

MY OVERPROTEKTIF BROTHER 2Where stories live. Discover now