CHAPTER 64 : REUNION

2.1K 150 13
                                    

Gambar di atas adalah Raven.

Majlis pengkebumian Zero dihadiri para kerabat diraja dan keluarga terdekat,Ikhwan dengan baju kot hitam bersama Alisa memerhatikan keranda Zero disemadikan dengan bantuan 10 Guardian yang ada. Ikhwan hanya menundukkan kepalanya,Maria pula masih ditahan di wad. Namun dia dapat merasakan jika Maria sihat pun,dia tidak akan datang memberi penghormatan terakhir. Hatinya terluka kerana kematian Zero,Alisa memegang tangannya bagi menenangkan Ikhwan yang masih bersedih.

"Smile Ikhwan...sent him with smile..." ujar Alisa.

"I will....snff" Ikhwan mendongakkan kepalanya,Jamel rambutnya diikat belakang dengan mengenakan baju kot hitamnya.

"Err...kenapa Am?" soal Luqman sebaik menyedari Aminudden yang kehairanan.

"Err...tu baju cik Jamel tu...agak-agak dia pilih sendiri ke?" soalan Aminudden membuatkan Luqman menepuk dahinya,dan kepalanya diketuk oleh Luqman.

"Ouch! Thats hurt!" rungut Aminudden.

"This is funeral time..just shut up!" kata Luqman kegeraman namun perlahan nadanya,Ikhwan hanya menggelengkan kepalanya melihat telatah anak saudaranya.

"Tak sangka dia pergi ye...?" soal Yusri memandang Zero yang sedang dikebumikan.

"Kita tak dapat nak baca masa depan..." balas Raffie mengangguk.

"Setiap apa yang berlaku ada hikmahnya...janganlah berfikir benda yang buruk.." ujar Reezal pula yang berdiri di sebelah mereka,Aswandy turut berada di situ dan mengangguk setuju apa yang dikatakan adiknya.

" Betul tu...kita manusia juga biar mana kuatnya kita...tetap memohon pertolonganNya..." Aswandy pula berbahas dan Ikhwan berjalan menghampiri mereka.

"Sebab kita pun serba kekurangan..." ujar Iris sambil menoleh ke arah belakang,Ikhwan berdiri di belakang mereka berlima.

"Kamu semua aku ada permintaan...tolong....jangan mati.." ujar Ikhwan matanya berkaca.

"Ikhwan?" Aswandy menghampiri Ikhwan yang sedang mengesatkan air matanya dari terus mengalir.

"Janji dengan aku bang...dan kamu Iris...jangan mati...aku tak nak kehilangan sesiapapun lagi..." ujar Ikhwan menggigit bibirnya,Yusri dan Raffie berpandangan kemudian mereka mengangguk. Reezal turut berjalan mendekati Ikhwan,disusuli Iris dan pada masa itu Alisa melihat dari jauh. Aswandy menoleh ke arah Reezal,dia menoleh ke arah Iris kemudian Yusri serta Raffie. Aswandy segera memeluk Ikhwan disusuli adik beradik yang lain,Rumina mencuit Solleh menunjukkan Ikhwan yang sedang dipeluk oleh adik beradiknya. Solleh sekadar tersenyum dan Razeedah turut menyedarinya,dia sekadar tersenyum bersama Intan.

"Eh...mereka buat apa? Peluk-peluk di pertengahan pengkebumian?" soal Aminudden kemudian satu lagi ketukan kepala diberikan.

"Adoi...lagi sekali? Apa masalah kau bang?" soal Aminudden mengusap kepalanya.

"Ayah dengan adik beradik dia yang lain tengah tenangkan cik Ikhwan la...kan Zero mati di dalam dakapan dia..itu memberi impak besar pada pak cik kita..." jelas Luqman dan Aminudden terus mendiamkan dirinya.

"Kami janji..kami akan terus hidup..." ujar Aswandy memeluk Ikhwan.

"Yeah...kami kuat Ikhwan..remember together we stronger?" kata Yusri tersenyum.

"Betul Wan..kau paling kuat dalam 7 beradik...ni.." Raffie mencelah mengusap kepala Ikhwan.

"Dragon can't cry...but sometimes can...heh.." ujar Reezal pula,tangan Ikhwan dipegang Iris dengan lembut.

"You must grow stronger..you have someone to protect.." ujar Iris menoleh ke arah Alisa sebaik mereka meleraikan pelukan mereka,dan Ikhwan menoleh ke arah Alisa kemudian tersenyum lalu menghulurkan tangannya ke arah Alisa. Gadis itu tersenyum ceria dan berjalan menuju ke arah Ikhwan,lalu mencapai tangan Ikhwan.

CHRONICLES KAISER TWO : END OF EVERYTHING (C)™Where stories live. Discover now