[83] 40 hari

796 172 11
                                    

Horor

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Horor

.
.

"Kenapa punggung ku semakin sakit ya?" Batin Jungkook memijat singkat tengkuk nya.

Siang ini awalnya akan ia habiskan untuk menemui Yerim, namun gagal karena ia memutuskan untuk ke dokter. Ia lebih memilih memeriksakan tengkuknya ketimbang bertemu Yerim.

.
.

"Punggung anda baik-baik saja Jeon Jungkook. Tidak ada masalah. Mungkin anda hanya kelelahan" kata dokter Lee sesaat setelah memeriksa Jungkook.

Ceklek!

Jungkook berjalan gontai keluar dari ruang pemeriksaan. Di ujung lorong rumah sakit ia melihat sebuah timbangan badan. Akhirnya Jungkook memutuskan untuk mendekat dan menimbang badannya sekalian. Karena seingat Jungkook terakhir lagi ia menimbang berat badan adalah saat mengantar Yerim ke dokter bulan lalu.

"What?!" Pekik Jungkook kaget saat melihat angka di timbangannya.

"Ada apa tuan? Apa ada yang salah?" Tanya seorang suster mendekat. Aku menggeleng kaku.

'Kenapa berat badanku naik drastis' batin ku bingung sambil berjalan gontai meninggalkan rumah sakit.

.
.

Setelah dari rumah sakit akhirnya Jungkook memutuskan untuk mengunjungi Yerim.

"Rim, kamu apa kabar? Disana enak nggak?" Tanya Jungkook sambil membersihkan nisan nya.

Pluk!

Jungkook terkejut saat seseorang menepuk pundaknya. Pak Choi ternyata, penjaga pemakaman ini.

"Ada apa pak Choi?" Tanya Jungkook namun diabaikannya. Pak Choi malah meminta Jungkook mengikuti nya ke pos jaga.

"Kenapa kamu kesini sore hari Jeon?" Tanya pak Choi setelah membawakan Jungkook segelas kopi dari dalam pos.

"Tadi siang aku habis dari dokter pak. Periksa punggung" jelas Jungkook yang membuat pak Choi tersenyum remeh. Dengan pelan pak Choi berjalan lagi ke dalam pos dan tak lama keluar membawa sebuah cermin usang.

"Kamu nggak akan nemu jawabannya di dokter Jeon. Coba kamu liat sendiri punggung lewat cermin ini. Jawabannya ada disini" kata pak Choi sambil menyodorkan cermin itu pada Jungkook.

Satu

Dua

Ti-...

Belum sampai hitungan ketiga pak Choi bisa melihat keterkejutan di wajah Jungkook.

"Ye-.. Yer-.." Jungkook terbata-bata menatap pak Choi ketakutan. Pak Choi hanya mengangguk.

"Iya, memang Yerim yang selama beberapa minggu ini ada gendongan mu" Jungkook makin memucat. Ia dengan sigap melihat lagi lewat cermin dan benar ada Yerim di punggungnya, wajah Yerim yang pucat bersandar di pundaknya.

"Maksud nya apa pak?" Tanya Jungkook penuh rasa penasaran.

"Orang meninggal akan berada disekitar kita selama empat puluh hari pertama. Dan seperti nya Yerim memilih pundakmu sebagai tempatnya selama empat puluh hari ini" Jungkook membelalak menyadari sesuatu.

'Apa ini alasan berat badanku naik drastis di rumah sakit tadi? Karena Yerim ada di pundakku?' batinku bingung harus bereaksi.

'Apa ini alasan berat badanku naik drastis di rumah sakit tadi? Karena Yerim ada di pundakku?' batinku bingung harus bereaksi

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

(397)
Vomment for more stories

.
.

Good morning all, masih 04.47 pagi sih. Tapi pengen update nin makanya tetep publish sepagi ini🤭

By the way cerita ini mirip sama film horor Thailand  yang judul nya Shutter ya. Ceritanya aku terinspirasi dari situ🤭

Storyline [jungri]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora