[77] If i stay

970 183 13
                                    

Short

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Short

.
.

'if i stay, can you promise be mine again?'

Yerim melamun.

Ia bahkan tak menyadari kehadiran lelaki yang kini memilih untuk berjongkok tepat dihadapan kursi roda nya.

"Udah gelap Rim, belum mau masuk?" cicit lelaki yang kini mulai mengusap dan menepuk pelan paha Yerim, membuat nya sedikit tersentak.

"Aku bisa masuk sendiri kok" ucap Yerim yang setelahnya bergegas pergi dengan kursi roda nya, meninggalkan lelaki itu berjalan perlahan menyusul dibelakang.

"Mau sampai kapan sih Rim kamu diemin aku gini?" gumam lelaki itu pelan.

.
.

"Dokter Jeon" panggil seorang lain di koridor lantai satu itu menghentikan langkah kaki nya. lelaki itu menoleh sebentar sebelum akhirnya kembali memperhatikan punggung Yerim yang menjauh bersama kursi roda nya.

"Ada apa suster Jung?" tanya lelaki itu ramah.

"Apa anda akan pulang? Bisakah saya menumpang?" tanya perempuan bername tag Jung Eunha itu.

Lelaki itu menggeleng menanggapi.

"Saya menginap lagi. Yerim belum bisa ditinggal" kata lelaki itu yang sontak mengubah reaksi di wajah Eunha.

"Eum.. baiklah kalau begitu, saya permisi dokter. Maaf mengganggu anda" dengan canggung Eunha memilih pergi lebih dulu. Membiarkan lelaki itu melanjutkan perjalanannya.

Ceklek!

Lelaki itu membuka perlahan pintu kamar bernomor 125 itu. Dengan perlahan ia mendekat, ada Yerim disana didekat jendela kembali menatap kosong.

"Melamun lagi?" tegur lelaki itu, wajahnya yang tercermin sempurna di kaca jendela membuat Yerim tak perlu memutar kursi roda nya.

"Mau sampai kapan dokter seperti ini? Saya nggak akan inget siapa anda dokter Jeon" Yerim berujar sambil masih menatap kosong jendela yang memantulkan wajah lelaki itu.

Dokter Jeon, begitu Yerim memanggilnya. Lelaki yang Yerim ketahui menjabat sebagai dokter pribadi nya. lelaki yang juga mengaku sebagai salah satu orang penting di kehidupan Yerim dulu.

Dulu? Yap. Tepatnya sebelum kecelakaan parah yang membuatnya lumpuh dan lupa ingatan ini terjadi.

"Hei, apa saya pernah bilang kalau tujuan saya hanya agar kamu mengingat masa lalu kamu lagi? nggak kan? Saya ini dokter pribadi mu Rim, saya akan terus disini sampai kamu sembuh" lelaki itu membalas perkataan Yerim lirih.

"Mending sekarang kamu kembali ke brankar, sebentar lagi jadwal makan malam. Ayo" lelaki itu berkata lagi sambil mulai mendorong kursi roda Yerim menjauhi jendela.

"Dok.." Panggil Yerim sesaat setelah selesai meminum obatnya.

"Soal kata dokter kemarin, apa dokter bisa jelasin lebih jelas?" lelaki itu mengernyit bingung.

"Kemarin yang mana Rim?"

"Yang dokter bilang, if I stay can you promise be mine again?"

Lelaki itu terdiam, bingung harus menjawab apa.

"Bukannya waktu saya bilang itu kamu harusnya udah tidur ya?" tanya lelaki itu mengalihkan berusaha nampak biasa saja.

Yerim tak menjawab, ia justru memalingkan tubuhnya membelakangi lelaki itu.

"Kalau memang dokter nggak mau jawab ya sudah. Saya mau tidur saja. Selamat malam dokter Jeon" kata Yerim masih membelakangi lelaki itu.

'Maaf Rim, tapi aku takut kamu akan membuang ku lebih jauh lagi setelah tau kenyataan pahit nya. Salahkah aku berharap kamu terus lupa kenangan itu? Aku menyesal Rim' batin lelaki itu mengingat perihal kecelakaan Yerim yang memang disengaja.

"Kalo aja waktu itu aku memilih setia dan nggak mendua sama perempuan itu mungkin dia nggak akan nekat nyakitin kamu. Maaf Rim" gumam lelaki itu, dengan perlahan ia mencium kening Yerim membuat Yerim sedikit menggeliat dalam tidurnya.

 Maaf Rim" gumam lelaki itu, dengan perlahan ia mencium kening Yerim membuat Yerim sedikit menggeliat dalam tidurnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(524)
Vomment for more stories

.
.

Hai? Mau bilang makasih buat 40k read nya🤭
Btw, ngingetin lagi ya semua kalo semua cerita disini yang udah End nggak ada part 2 nya. Jadi jangan dianggep sama kayak part sebelumnya. Paham? Entah lah aku aja bingung jelasin nya. Intinya di book ini banyakan sekali end.

Storyline [jungri]Where stories live. Discover now