[2] You Belong with Me

3.8K 331 64
                                    

Yerim pov

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yerim pov

"Gila.." pekik Saeron membuatku seketika menatapnya bingung. Saeron masih tak sadar dengan tatapan semua siswa dikantin yang langsung terarah padanya.

Geram, aku pun memukul pelan lengannya berusaha menyadarkan nya yang setelah berteriak malah melamun.

"Apaan sih Rim?" Tanya Saeron.

"Lo tuh yang apaan? Ngapain teriak-teriak? Abis itu langsung ngelamun lagi? Mikirin apa sih?" Tanyaku sambil mengikuti arah pandang Saeron ke lapangan basket.

"Gila ya tuh cewek Rim, kok nggak malu gitu nyosor sih Jungkook didepan sekolah?" Tanya Saeron padaku yang sudah melihat pasti apa yang terjadi dilapangan.

"Eh iya.. by the way Rim, lo kan tetangga nya Jungkook. Apa lo ngg-.."

"Nggak! Apapun pertanyaan lo itu Ron, jawabannya udah pasti nggak. Gue nggak ada rasa sedikit pun ke dia. Oke?" Aku menyela cepat perkataan Saeron yang sudah bisa dipastikan akan menanyakan perasaanku pada Jungkook, tetangga sejak kecil ku.

"Tapi kan Rim, dia itu ganteng, jago main basket, suara nya bagus bahkan pinter di beberapa pelajaran. Masa-.."

"Aku duluan" kataku menyela Daeron, bukannya aku mengelak semua yang dikatakan saeron. Aku sadar Jungkook perfect, tapi aku muak mendengar fans Jungkook selalu memuji nya, Jungkook juga manusia biasa dan tetangga baik tapi penganggu, menurutku.

.
.

Setelah pulang dari sekolah aku langsung masuk ke kamar dan merebahkan diri, pikiran ku lelah karena harus duduk di kelas selama dua jam matematika sebelum pulang sekolah.

Seseorang melempar kertas yang berbentuk bola kedalam kamarku, membuat ku mengernyit bingung sambil mengambil kertas yang jatuh didekat sandal rumahku.

buka lebar jendela mu

Aku bergegas membuka jendela seperti perintah kertas itu, dan bam! benar sekali dugaanku.

Seorang Jeon Jungkook sedang berdiri di sisi jendela sebelah rumah ku, melambai dengan senyum hangat.

Aku hanya tersenyum singkat dan hendak mengabaikannya - kembali ke tempat tidur. Namun aku sontak kembali menatap nya saat Jungkook mengangkat buku gambar dengan tulisan.

'hai.. sudah makan?'

Masih dengan senyum ia membuka lagi lembar belakang buku gambar nya.

'aku mau cerita. Kebawah atau lewat sini?'

Aku pun mengambil buku gambar yang sama dan membalas pesan nya.

'apa penting?'

Storyline [jungri]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang