[52] Bendahara hati

1.1K 213 3
                                    

Short

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

Short

.
.

"Kook, ayo ngantin" Aku menoleh sekilas dan menggeleng pelan mengabaikan teman-teman 'se-geng' ku yang mulai ramai karena baru saja bel istirahat berbunyi.

"gue nyusul. Kalian duluan aja" kataku yang kembali fokus pada ponsel dan kembali mengabaikan mereka.

Ting!

Yerim💜

Aku di perpus
Jadi nyusul?

Jadi. Ini otw

Okee..
Jangan lama-lama
ntar nggak sempet jajan

Iya yang!

Hehe
Cepetan loh

Bawel!

Biarin

---

"Kook, mau kemana lo?" tanya Mingyu, saalah satu sahabatku.

"Biasalah, paling juga nyamperin pacarnya" Yugyeom sahabatku yang lain menjawab tanpa diminta. Aku tersenyum samar membenarkan jawaban Yugyeom.

"Itu tau. Udah ya mau ke Yerim dulu gue. Bye jomblo" kataku sambil pergi duluan keluar kelas.

Aku berjalan santai di lorong, beberapa kali aku harus tersenyum membalas sapaan temanku yang berpapasan sampai akhirnya aku masuk ke perpustakaan dan menemukan Yerim duduk tersembunyi di bangku deretan belakang perpustakaan, kulihat Yerim sedang sibuk membaca komik yang sebenarnya punyaku.

"Hai.." sapaku mengalihkan perhatiannya. Ia tersenyum samar. Astaga! Yerim ku cantik sekali saat tersenyum dengan mata sayu seperti orang mengantuk.

"Kamu abis baca atau tidur sih Rim? Kok matanya kayak orang ngantuk gitu?" aku bertanya menahan senyum dan duduk dihadapannya. Ia kembali tersenyum, astaga aku tak tahan untuk sekedar mencubit pipi gembul nya.

"Ceritanya kurang menarik Jung, bikin ngantuk"

"Lagian kamu juga sih, udah tau aku suka nya komik bukan novel kayak kamu. Ngapain juga masih minjem komik ku?" aku berkata lagi, memilih berdiri dan mengajak nya keluar perpustakaan. Kantin, jadi tempat tujuan kami. Karena memang tadi aku hanya mau mengajak Yerim ke kantin bersama.

Sasampaiku dan Yerim di kantin kami langsung bergabung dengan Yugyeom dan Mingyu yang sudah lebih dulu sampai.

"Kook, traktir ya" celetuk Mingyu yang segera kusadari mendapat tatapan maut dari Yerim.

"Hehehe.. nggak jadi deh" Mingyu berkata lagi, ada tawa kikuk seolah ia takut pada Yerim. Yugyeom yang duduk disegera Mingyu justru tertawa melihat Mingyu kikuk.

"Makanya, kalo minta traktiran jangan pas ada Yerim. Tau kan di bendahara nya Jungkook" bisik Yugyeom yang masih bisa aku dan Yerim dengar.

"Apaan? Kalian bilang aku apa?!" tanya Yerim agak keras.

"Enggak kok Rim.. Bukan apa-apa" Yugyeom segera menjawab sambil menggelengkan kepala.

Aku menatap Yerim, Yugyeom dan Mingyu bergantian. Memang selalu seperti ini, ketiga nya tak bisa benar-benar akur jika sedang bersama.

"Kamu mau makan apa Rim? Ayo pesen, keburu masuk" kataku seolah mengalihkan perang dingin ketiganya.

"Aku mau bakso. Kamu? Sama atau yang lain?" Tanya Yerim menanggapiku.

"Samain aja. Ayo pesen" ajakku yang selanjutnya berjalan bersama Yerim ke kedai bakso. Meninggalkan Yugyeom dan Mingyu. Setelah memesan aku segera kembali ke bangku lebih dulu karena Yerim ke toilet.

"Mana pacar lo?" Tanya Yugyeom saat melihatku hanya berjalan sendiri ke bangku kami tadi.

"lagi ke kamar mandi"

"Parah banget sih Kook cewek lo. Masa kita minta traktiran aja kagak boleh" celetuk Mingyu yang membuat ku meringis kasihan.

"Lo tau sendiri kan, Yerim cuma takut kalian manfaatin gue doang" jawabku yang langsung dibalas dengusan malas keduanya.

"Yakali. Kita nggak kayak temen lo yang dulu ya Kook. Kita beda" Mingyu membalas perkataanku. Yugyeom hanya mengangguk seolah membenarkan perkataan Mingyu.

"Iya tau. Sorry deh. Yerim nggak maksud nyamain kalian sama temen gue dulu" kataku, tak lama kemudian Yerim kembali dari toilet.

Entah kenapa, setiap kali Yerim bertengkar dengan Yugyeom ataupun Mingyu, pasti aku yang akan meminta maaf. Karena memang hanya aku yang memahami maksud baik Yerim sebenarnya.

Nama ku Jungkook, lelaki kaya yang sebelum bertemu Yerim adalah seorang yang selalu dimanfaatkan oleh teman-temanku. Dulu, aku seringkali dijadikan dompet berjalan oleh teman-temanku. Masih bisa kah mereka kusebut teman? Tidak.

Dulu, saat sekolah menengah pertama aku sangatlah pendiam dan susah bergaul. Sampai akhirnya beberapa orang datang dan menawarkan pertemanan padaku. Awalnya kukira mereka tulus, namun ternyata aku salah. Karena semenjak berteman dengan mereka aku mendadak jadi orang boros karena selalu mentraktir mereka. Bahkan sampai diawal aku berkenalan dan dekat dengan Yerim pun mereka masih sering meminta traktiran, huh! Aku akan mendadak kesal saat mengingat teman-temanku dulu.

Namun sejak aku dan Yerim resmi berpacaran diawal sekolah menengah akhir, satu tahun yang lalu. Teman-temanku yang dulu akhirnya menghilang satu persatu.

Kenapa? Karena Yerim, bendahara keuanganku.

"Mulai sekarang bilang sama temen kamu yang matre itu, kalo semua uang kamu ada di aku. Kalo mereka mau minta traktir, suruh minta di aku" katanya saat itu yang menjadi awal menjauhnya teman-teman yang suka memanfaatkanku.

Aku tak sedikitpun merasa kesal saat Yerim membatasi pertemananku, karena aku tau ia memiliki maksud yang baik, sampai akhirnya aku berteman dengan Mingyu dan Yugyeom, teman sekaligus sahabat pertama ku di sekolah menengah akhir.

Aku tak sedikitpun merasa kesal saat Yerim membatasi pertemananku, karena aku tau ia memiliki maksud yang baik, sampai akhirnya aku berteman dengan Mingyu dan Yugyeom, teman sekaligus sahabat pertama ku di sekolah menengah akhir

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

(760)
Vomment for more stories

.
.

Hai? Aku kembali lagi menyapa kalian semua.
Btw, emang agak absurd ya cerita ku kali ini, but ini asli pengalamanku🙈 semoga kalian tetep suka ya

Inspire HuldaGultom

Storyline [jungri]Kde žijí příběhy. Začni objevovat