[79] Depresi

1K 164 20
                                    

Short

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Short

.
.

"Baiklah Saudari Kim Yerim anda bisa mulai bercerita sekarang" kata Perempuan yang biasa di panggil dokter Sooyoung itu pelan.

Perempuan lain yang duduk tepat dihadapan dokter Sooyoung itu mengangguk sebelum akhirnya mulai bercerita.

"Namaku Kim Yerim, dan ini cerita ku satu bulan yang lalu" kata perempuan itu pelan.

"Semua terjadi begitu saja, aku membunuh kekasih ku. Namun, seorang sahabat ku tanpa sengaja menjadikan dirinya sebagai tersangka" kata perempuan itu lagi, tanpa terasa air mata mulai membasahi wajahnya.

"Maksud anda apa Yerim-ssi?" tanya dokter Sooyoung bingung namun tetap terlihat tenang.

"Saya banyak mengalami kekerasan setelah satu bulan tinggal bersama Taeyong-.."

"Taeyong itu siapa Yerim-ssi?" tanya Sooyoung lagi berusaha mengorek lebih dalam segala informasi dari perempuan dihadapannya.

"Kekasih ku dok. Taeyong adalah seorang penjudi yang suka bermabuk-mabukan. Awalnya aku berusaha tutup mulut setiap Taeyong melakukan kekerasan padaku, hingga pada hari it-.." Yerim menghentikan cerita nya, air mata mengalir semakin deras di wajahnya.

Dengan masih terlihat tenang Sooyoung memberikan kotak tisu di meja nya pada Yerim.

"Kalau anda masih belum bisa bercerita, kita bisa atur pertemuan selanjutnya Yerim-ssi" kata Sooyoung yang justru mendapat gelengan dari Yerim.

"Saya masih bisa melanjutkan dokter. Saya tidak mau lagi menunda waktu pembebasan Jungkook" jelas Yerim tanpa diminta.

"Jungkook, jadi sahabat anda yang di tahan ini bernama Jungkook?" Sooyoung kembali memancing informasi dari Yerim yang kini mengangguk menjawab Sooyoung.

"Saat itu Taeyong pulang dengan mabuk. Sepertinya ia kalah berjudi sehingga dengan brutal ia menyiksa ku. Menendang, hiks-.. Memukul, hiks-.. bahkan menjambak terus ia lakukan hiks-.." cerita Yerim kembali terhenti karena air mata yang dengan deras nya keluar.

Sooyoung beranjak, dengan perlahan ia mendekati Yerim dan duduk tepat disebelahnya.

"Aku tak apa dok. Aku masih bisa melanjutkan" kata Yerim sambil menghela nafas sebelum akhirnya melanjutkan.

"Aku yang saat itu kesal akhirnya mulai melawan. Dengan tertatih aku mengambil sebuah pot bunga yang ada di jendela dapur. Aku mulai memukul nya beberapa kali sampai akhirnya darah mengalir cukup banyak dari kepala nya. Aku kalut-.. hiks hiks-.. dengan perlahan aku menghentikan pukulanku dan duduk terdiam disamping Taeyong yang kusadari sudah meninggal" Yerim kembali terdiam dan menghapus air mata nya.

"Tapi tiba-tiba seseorang masuk kedalam rumah kami, dan dia adalah Jungkook. Dia datang dan segera memelukku, waktu itu pelukannya begitu menenangkanku, membuatku nyaman. Namun tak berlangsung lama karena Jungkook justru menarikku keluar dari rumah dan segera mengunci dirinya sendiri dalam rumah. Aku segera menggedor-gedor pintu memanggil Jungkook yang tak ku ketahui sedang apa didalam. Namun Jungkook tak sekalipun membukakan ku pintu, ia malah berteriak dari dalam meminta ku untuk pergi dan berganti pakaian. Awalnya aku bingung, dengan perlahan aku ingat bahwa ada percikan darah Taeyong di baju ku dan akhirnya aku memutuskan untuk pergi meninggalkan Jungkook disana"

"Lalu dimana anda tinggal saat itu Yerim-ssi?" tanya Sooyoung kala menyadari cerita Yerim terhenti.

"Aku tinggal di apartement Jungkook. Disana aku mengetahui hal lain yang benar-benar membuatku syok dan tak ingin bertemu Jungkook"

"Hal apa itu Yerim-ssi?" Tanya Sooyoung lagi.

"Foto ku. Ada beberapa fotoku terpajang di dinding kamar nya. Waktu itu aku tak mau berpikiran macam-macam, setelah mandi dan berganti pakaian akhirnya aku memilih kembali kerumah ku. Namun sebelum sampai dirumah, aku justru terkejut melihat portal berita didepan salah satu toko, entah lah aku lupa namanya. Yang pasti ada Jungkook di berita itu. Aku ingat betul secepat apa aku berlari setelah melhat berita kebohongan yang dibuat Jungkook, ia mengaku telah membunuh Taeyong. Yang benar saja, aku ingat betul tanganku ini yang memukul kepala Taeyong. Tapi kenapa justru Jungkook yang mengakui nya?" Entah sejak kapan Yerim kehilangan fokus nya, cerita Yerim semakin lama semakin membingungkan, namun Sooyoung tetap terlihat tenang.

"Lalu, apa yang anda lakukan saat itu Yerim-ssi?"

"Awalnya aku berniat menemui Jungkook dan meminta penjelasan, namun semua kuurungkan karena aku sendiri masih takut mendekam di penjara. Salah kah keputusan ku saat itu dokter?" tanya Yerim mencoba menatap Sooyoung yang menggeleng pelan.

"Semua sudah terjadi Yerim-ssi, tidak perlu menyalahkan keputusanmu waktu itu"

"Tapi sekarang aku menyesal dok. Vonis hukuman Jungkook masih lama dan itu alasanku mendatangi mu. Bantu aku dokter" pinta Yerim tiba-tiba.

"Bantuan seperti apa yang anda inginkan Yerim-ssi?" tanya Sooyoung mencoba memahami maksud Yerim.

"Aku ingin menggantikan Jungkook dok. Aku yang salah, aku yang harusnya mendekam di penjara, aku dok bukan Jungkook" Dan Yerim menangis lagi.

"Hatiku tak tenang dok. melihat Jungkook dijatuhi vonis membuat ku tak tenang, apalagi perkataan Jungkook saat aku menjenguknya seminggu setelah divonis. Aku semakin tak tenang beberapa minggu belakangan ini"

Sooyoung mulai nampak kebingungan, "Apa perkataan Jungkook yang membuat anda tidak tenang Yerim-ssi?"

"Dia bilang dia mencintaiku dok. bahkan dia bilang dia rela menggantikan ku berada di penjara untuk waktu yang lama. Aku benar-benar merasa bersalah dok-.. Aku yang salah.. Hiks-.. Hiks.. Aku dok-.. Hiks" Yerim kembali terisak, entah yang keberapa kali nya.

Tok.. Tok.. Tok..

Ceklek

"Permisi, waktu konseling anda sudah berakhir dokter Park" suara seorang perempuan di ambang pintu itu menghentikan isakan Yerim. Dokter Sooyoung akhirnya beranjak.

"Saya akan membantu anda Yerim-ssi, tapi saat ini saya harus pulang lebih dulu. Minggu depan kita konsultasi lagi ya" kata dokter Sooyoung sebelum akhirnya meninggalkan Yerim bersama seseorang diambang pintu tadi.

"Lakukan tugas mu suster Kang, kondisi psikis Yerim mulai membaik, kurasa depresi nya akan segera sembuh" bisik dokter Sooyoung kepada suster Kang, asistennya di ambang pintu.

"Lakukan tugas mu suster Kang, kondisi psikis Yerim mulai membaik, kurasa depresi nya akan segera sembuh" bisik dokter Sooyoung kepada suster Kang, asistennya di ambang pintu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(890)
Vomment for more stories

.
.

Demi apa sebenernya cerita ini terinspirasi dari mv nya Bigbang Lies tapi aku nggak bisa bikin cerita sekeren mv nya😭 jadinya malah gini😭

Storyline [jungri]Where stories live. Discover now