[73] Still counting

779 168 14
                                    

Short

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

Short

.
.

Tok.. Tok.. Tok..

"Rim, mau sampe kapan kamu ngurung diri terus dikamar? Ayo keluar dulu makan!" Yerim menggeleng lemah seolah kak Irene akan melihat.

"Kim Yerim, kamu tau kan kakak nggak suka diginiin. Keluar sekaranh atau pintu ini kakak dobrak!!" Yerim semakin erat menutup kepalanya dengan bantal dan terus berusaha mengabaikan kak Irene yang semakin emosi dibalik pintu.

"Oke kalo itu mau kamu!" Teriak lantang kak Irene tetap membuat Yerim bergeming.

Brakk!!!!

Yerim bahkan tak merasakan kaget sedikitpun saat pintu kamar nya berhasil terbuka karena ulah kak Irene yang sedang dalam mode marah.

"Kamu gila ya? Buat apa sih Rim kamu ngurung diri kayak gini? Percuma juga! Jungkook nggak akan dateng! Kamu cuma bikin sakit diri kamu sendiri. Ngerti nggak sih?!" Geram kak Irene sambil menarik kasar bantal yang menutupi kepala Yerim.

Hiks.. Hiks..

Yerim tak lagi menyembunyikan air mata nya. Ia bahkan terus menangis tersedu-sedu.

"Apa aku salah kak? Hiks.. Aku masih berharap sama dia-.. Hiks.." tangis Yerim semakin terdengar pilu disela pengucapannya. Kak Irene menggeleng lemah dan terduduk ditepi ranjang Yerim.

'Apa aku terlalu keras padanya?' batin kak Irene.

"Aku nggak akan berhenti kak, sampe Jungkook dateng lagi" cicit Yerim pelan menahan derasnya air mata.

Kak Irene kembali menggeleng, kali ini ia memeluk erat adik kasayangannya ini.

"Nggak salah Rim, kamu nggak salah. Yang salah itu Jungkook, dia yang ninggalin kamu dan kakak cuma mau kamu sadar kalo Jungkook nggak akan balik lagi Rim. Mau kamu ngitung sampe berapapun dia nggak akan nepatin janji nya-.." kak Irene terdiam merasakan pundaknya basah.

Yerim menangis dalam diam, Irene menyadari itu. Namun apa bisa dibuat? Ia harus segera menyadarkan adiknya akan kepergian Jungkook. Ia tak ingin merasakan kehilangan seperti yang adiknya rasakan.

"Kamu harus sadar Rim. Jungkook udah pergi. Mau kamu ngitung sampe ribuan pun dia nggak akan balik" cicit kak Irene lagi.

"Tapi, Jungkook pernah janji bakal dateng setiap aku ngitung sampe tujuh belas kak-... Kenapa sekarang dia nggak dateng kak? Apa Jungkook marah sama aku? Apa aku buat salah ke dia?" Astaga! Kak Irene dengan kasar melepas pelukan pada Yerim dan segera berdiri.

"Mau kamu nunggu sampe bertahun-tahun juga Jungkook nggak akan dateng Rim. Dia udah meninggal! Kamu sendiri ikut ke pemakaman nya minggu lalu. Tolong Rim, jangan siksa kakak dan diri kamu sendiri dengan seperti ini" dan ya, kak Irene beranjak meninggalkan Yerim yang tertunduk sambil masih menghitung dalam hati.

.
.

"Kenapa 17 Jeon?" Tanya Yerim sambil masih menatap Jungkook, kekasihnya bingung.

"Karena 17 itu angka kesukaanmu. Dan aku juga mau jadi lelaki kesukaan mu, makanya angka 17"

"Apa kamu bisa jamin akan selalu datang setiap aku menghitung sampai 17?" Tanya Yerim lagi, Jungkook mengangguk yakin.

"Aku jamin. Aku akan selalu ada setiap kamu selesai menghitung sampai 17. Aku janji"

.
.

"Dan sekarang, kamu nggak nepatin janjimu Jeon-.. Hiks.. Hiks.. Aku bahkan udah ngitung sampe lebih dari 17 dan kamu nggak dateng kesini. Kamu nggak bangun saat hitunganku melebihi 17- Hiks.. Hiks.." dan Yerim kembali menangis.

Apa aku salah karena terus berhitung sesuai titahmu waktu itu. Aku akan terus berharap kamu datang sesuai titahmu waktu itu, bahkam walau pada dasarnya aku tau itu kemustahilan - Kim Yerim

 Aku akan terus berharap kamu datang sesuai titahmu waktu itu, bahkam walau pada dasarnya aku tau itu kemustahilan - Kim Yerim

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

(524)
Vomment for more stories

.
.

Hai? Aku balik..

Storyline [jungri]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ