[32|c] a Holic

1.2K 232 23
                                    

Random

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Random

---

Jungkook side

Semua berjalan sesuai rencana, lamaran di Paris dan Pernikahan di Korea. Yerim menerima lamaran ku. Ia bahkan menangis saat aku melamarnya.

"Aku tau, aku bukan orang baik yang berhak mendapat banyak kemudahan dalam hidup. Tapi Tuhan menulis takdir yang begitu ku Rim. Dipertemukan denganmu salah satu nya. Aku ingat saat hujan di halte barat kampus kita bertemu dengan keadaan sama-sama basah. Entah apa yang mendorongku meminjamkan jaket ku pada my waktu itu, padahal jaket ku itu juga basah. Tapi dengan senyum kikuk kamu tetap menerima nya dan berucap terima kasih. Dari situ Tuhan membali mempertemukan kita. Bahkan dipertemuan ke tiga dengan sangat tidak romantis aku mengungkapkan perasaanku. Untung waktu itu kamu menerima nya" aku tersenyum kecil saat menceritakan kembali pertemuan pertama kami di depan banyak orang, sesekali aku melirik kearah Yerim yang duduk di pelaminan sambil mengibaskan tangannya didepan wajah. Ia pasti menahan tangis.

"Awalnya aku menyesali keputusan ku. Kenapa aku meminjamkan jaket yang basah itu? Kenapa aku nggak bawa payung? Kenapa aku nggak ngajak kamu lari-lari ditengah hujan aja biar jadi romantis sekalian? Lucu ya aku" Aku kembali tersenyum penuh arti sambil masih melirik ke arah Yerim.

"Tapi aku sadar, mungkin Tuhan sedang berbaik hati waktu itu. Pertanyaan lain menjawab semua sesal ku sebelum nya. Kenapa kamu mau menerima jaket basah ku? Kenapa kamu bisa punya niat balikin jaket ku? Kenapa kamu nerima ajakan ketemuan kedua ku? Semua pasti ada alasan nya kan Rim, semua ulah takdir. Karena sesederhana pertemuan pertama kita, cinta ku ke kamu juga sederhana Rim. Cinta sederhana inilah yang bisa sama-sama buat kita bersatu dan saling menerima satu sama lain tanpa memandang kekurangan dan kelebihan"

Ku lirik lagi Yerim, air mata mulai mengalir di pipi nya. Astaga ini pertama kali nya aku membuat Yerim menangis setelah lima tahun kami bersama.

"Mungkin kamu selalu merasa kesepian sejak awal kita pacaran, karena saat itu aku juga sedang merintis karir. Mungkin juga kamu merasa bosan karena aku bukan orang romantis yang selalu ngasih kejutan. Mungkin juga kamu kesel karena aku jarang jadiin kamu prioritas" ku lirik Yerim semakin sesenggukan sambil menggeleng pelan.

"Rim, inti nya aku sayang kamu, aku cinta kamu, aku cuma mau kamu yang ada di sisi ku selamanya. Bukan cuma waktu aku masih dibawah, tapi waktu aku diatas juga"

"Perlu kamu tau Rim, alasan aku selalu bekerja keras itu cuma buat bikin kehidupan kita jadi lebih baik nanti nya. Aku mau keluarga kita ini berkecukupan dengan semua tabunganku kelak"

"Aku rasa cukup sampai sini bicara ku. Terima kasih Rim, sudah mau jadi istri ku. I Love You" tutup ku sebelum akhirnya turun podium dan kembali ke pelaminan.

Di pelaminan Yerim memeluk ku singkat sebelum berdiri dan bergantian ke podium.

.
.

Yerim side

"Test-.."

"Aku juga mau bicara disini. Hehe" buka ku, menghilangkan gugup.

"Entah aku mau mulai darimana, yang pasti aku juga cinta kamu Kook dan kamu tau itu" senyum kelinci tercetak di wajah Jungkook. Ia terlihat senang sekali, padahal aku sedang gemetar.

"Aku juga bingung Kook, kenapa dulu aku mau nerima payung yang jelas-jelas basah dari kamu? Kenapa juga dulu aku niat ngembaliin langsung jaket itu ke kamu dan buka dititipin aja ke pak satpam? Aku juga bingung" ada tawa kecil di wajah nya.

"Mungkin kayak yang kamu bilang tadi, ini semua ulah takdir dan kebaikan Tuhan. Aku senang bisa dipertemukan dengan mu lima tahun lalu. Aku senang bisa menyemangati mu saat skripsi dan menemani mu di wisuda. Aku juga bangga bisa jadi perempuan yang kamu kenalkan ke publik sebagai kekasih seorang CEO ternama. Tapi perlu kamu tau Kook, aku nggak pernah ngerasa keberatan ada di sisi mu waktu kamu masih dibawah. Aku justru senang. Hehe" aku terkekeh, namun setetes air mata jatuh di pipi ku.

"Aku nggak peduli apa kata orang Kook, yang aku peduliin sekarang cuma kamu, suami ku. Makasih udah mau bertahan buat sayang dan cinta ke seorang Yerim yang penuh kekurangan ini. Hiks-.." aku mulai tersedu dan membiarkan pembawa acara mengambil alih mic. Aku kembali ke pelaminan bersama Jungkook yang menyambut dengan senyum tipis dan tangan siap memelukku.

"Jung, maaf ya aku sering make uang di Atm kamu" kata ku saat berada di pelukan nya.

Jungkook terkekeh.

"Aku tau Rim nggak semua uang kamu pake buat belanja kebutuhan kamu sendiri kan?" Aku terdiam, menatap sedikit wajahnya.

"Mana ada syal kembaran satu kantor?" Tanya nya kemudian terkekeh.

'Jadi Jungkook tau?'

(730)Vomment for more stories

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(730)
Vomment for more stories

.
.

Hai? Ini beneran END!

Storyline [jungri]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang