[65] Lingkaran

923 180 12
                                    

Short

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Short

.
.

Aku benci lingkaran, karena mereka selalu kembali berputar hanya untuk kembali ke titik awal. Ibaratnya, mereka melakukan segala hal yang sia-sia secara berulang. Aku juga benci cinta, karena itu tak kalah sia-sia nya seperti lingkaran.

Singkatnya, aku yang masih duduk dibangku kelas satu sekolah menengah akhir ini sedang jatuh cinta. Manis sih diawal, semanis perhatiannya. Kak Jaehyun, lelaki dengan senyum semanis gula yang belakangan ini selalu jadi pusat perhatianku.

Semua sangat indah jika diperhatikan. Aku yakin kami akan menjadi pasangan paling fenomenal di sekolah jika memang kami bersama.

"Kak, nanti siang bisa temenin aku ke toko buku nggak?" tanya ku saat jam istirahat pertama. Kami sedang ada perpustakaan jika kalian ingin tahu. Kulihat ia nampak berpikir sejenak sebelum akhirnya mengangguk singkat.

Kak Jaehyun

Rim, sorry
Aku nggak bisa nemenin
kamu ke toko buku

Loh? Kenapa kak?

Ada urusan penting
Next time aja ya

Oke deh

---

Aku tersenyum miris saat barusaja melihat pesan singkat kak Jaehyun. Ia membatalkan sepihak janjian kami tepat setelah dua puluh menit aku menunggu di parkiran.

"Hei Kim?!" aku menoleh malas saat mendengar ada yang memanggil. Dari suara dan nama sapaan yang digunakan aku cukup tau siapa dia.

"Kok ada diparkiran? Bukannya bang Taehyung udah balik bareng mbak Irene ya?" tanya lelaki itu lagi, aku hanya mengangguk malas. Aku berjalan menjauhi lelaki itu menuju gerbang.

Aku duduk didepan pos satpam sambil menunggu pak Gurdi, supir pribadi keluarga ku menjemput.

"Permisi, aku duduk disini ya?" tanya seorang perempuan yang berdiri tepat didepan ku. Aku hanya mengangguk singkat.

"Kamu adiknya bang Taehyung kan?" perempuan itu memulai percakapan dengan ku.

"Iya, kakak kenal abang saya?"

"Kenal lah. Aku Eunha" perempuan yang ternyata kelas sebelas itu mengulurkan tangan.

"Aku Yerim kak"

Tin.. Tin.. Tin..

Aku dan kak Eunha menoleh bersamaan saat ada dua sepeda motor berhenti tepat didepan kami.

"Jungkook? Kamu jadi mau nganter aku?" tanya kak Eunha yang semakin membuatku bingung. Ternyata mereka saling kenal.

Kak Jungkook menggeleng, "Enggak. Aku mau nganter Yerim pulang kok. Lagian kan kamu udah dianter Jae. Ayo Rim-.."

"Tapi kan sebenernya aku mau dianter kamu Kook" kak Jungkook menggedikan bahu acuh. Dari yang kulihat sepertinya kak Eunha menyukai kak Jungkook, tapi bukan urusanku juga sih.

Tunggu, Jae? Maksudnya Jaehyun? Kak Jaehyun?

Tin..

"Eun-.. Eh! Yerim? Jungkook? Ka-..Kalian, ngapain disini?" kak Jaehyun bergabung bersama kami. Aku tersenyum miris menyadari sesuatu. Sambil menahan tangis aku segera naik di boncengan motor kak Jungkook.

"Ayo kak" cicitku sambil memeluk perut kak Jungkook dan membenamkan wajah di punggung nya.

Brem!

Motor kak Jungkook mulai berjalan, aku masih terus membenamkan wajah di punggung nya.

Ciettt!

"Ayo turun dulu. Kita beli es krim" suara kak Jungkook memelan, tangannya mulai melepas pelukan ku diperutnya, aku hanya menurut dan mengikutinya berjalan kecil ke sebuah kedai es krim di pinggir taman.

"Hei Kim, selalu aja ngelamun" tegur seseorang mencolek dagu ku. Oh ayolah, aku sudah bilang kan jika hanya ada satu orang yang memanggilku begitu. Ya, dialah kak Jungkook. Kekasihku dua tahun belakangan.

Dan saat ini kami sedang berada di kesai es krim pinggir taman yang tiga tahun lalu jadi tempat pertama kali aku meluapkan sakit hati dan tempat pertama juga kak Jungkook mengungkapkan perasaannya padaku satu tahun setelahnya.

Well, hai.. namaku Kim Yerim dan ini kisahku cinta rumitnya tiga tahun yang lalu.

 namaku Kim Yerim dan ini kisahku cinta rumitnya tiga tahun yang lalu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(547)
Vomment for more stories

.
.

Gue pengen jadi lo, lo pengen jadi dia dan dia justru pengen jadi gue. Gitu aja terus sampe kita lupa bersyukur sama apa yang kita punya.

Storyline [jungri]Where stories live. Discover now