"Dek Minhee, ini ada titipan buat kamu. Tadi sewaktu saya kembali dari poli Bedah buat konsultasi bareng dokter Minhyun, ada yang nitip. Katanya, buat kamu."
Minhee yang baru saja meletakkan bokongnya duduk di antara Dongpyo dan Eunsang di ruang baca seketika menoleh ke arah dokter Minki yang menyodorkan sesuatu padanya. Dahinya berkerut dalam, sementara di atas kepalanya mungkin tampak sebuah tanda tanya imajiner besar. "Dari siapa, dok?" tanyanya. Heran, tentu saja, ia tidak pernah mendapat sesuatu yang aneh-aneh seperti ini.
Minki menggeleng, kemudian mengangkat kedua bahunya. Untuk sejenak, pria itu tampak tidak yakin. "Kayaknya anak Ners. Dari wajahnya, kelihatannya juga masih lebih muda daripada kamu. Sebelumnya saya juga nggak pernah lihat dia, jadi saya juga nggak kenal. Tapi ya udahlah ini buat kamu."
Sebungkus Hershey cokelat hitam istimewa berisi 6 bar dalam satu bungkus besarnya dan sebuah note lucu yang tampak tertempel di bagian depannya. Minhee mulai senewen. Siapa yang mengiriminya cokelat berukuran sebesar ini dengan sebuah kertas berisi beberapa deret tulisan yang ditulis begitu rapi seperti ini? Seingatnya, ia tidak pernah berkenalan dengan siapapun belakangan ini dan setiap kali ia pergi, dia selalu bersama teman-temannya, Atau jangan-jangan...
"Itu surat cinta. Biasanya orang-orang posting cokelat pemberian bareng notes yang ditempel di sana. Beberapa orang emang sengaja jadiin hal kayak beginian tuh buat semacam challenge ke crush mereka untuk menunjukkan seberapa lucu hubungan mereka," Hyungjun mengomentari. Untungnya ketika bibirnya mulai mengoceh, dokter Minki lebih dulu berpamitan untuk mengambil beberapa hasil CT Scan untuk mereka pelajari.
Minhee mengerjap. "Apa?" tanyanya tidak paham.
"Lo bodoh banget sih. Someone having crush on you. Ada orang yang naksir sama lo, secret admirer mungkin dan ini adalah bentuk dia berusaha buat deketin lo," Kali ini, Hyungjun memperjelas.
Alih-alih tampak tersanjung, Minhee justru bergidik ngeri. Ia melemparkan cokelat di tangannya dan cokelat itu dengan cepat meluncur ke bagian tengah meja. "Serem tau nggak? Gue nggak pernah berurusan sama orang-orang aneh belakangan ini dan bahkan gue nggak pernah berkenalan sama orang baru belakangan ini, tapi mendadak gue dapat cokelat dan notes beginian. Ini nggak lucu namanya, ini serem tau," gusarnya,
Dongpyo tertawa menjengkelkan. Ia meraih cokelat yang dilempar Minhee ke tengah meja dan mengamati bungkusnya. "Isinya 6. Kebetulan kita di sini juga ada 6. Lo nggak mau berbagi, Hee?" tanyanya.
Minhee mengibaskan tangannya. Ia menggeleng kuat-kuat beberapa kali. "Buat lo aja deh, Pyo. Kalau seandainya belakangan ini gue kenalan sama seseorang atau sejenisnya, kedatangan cokelat sama notes begini nggak akan berkesan seram. Masalahnya, gue nggak habis kenalan sama siapapun, gue ke mana-mana selalu bareng kalian, gue nggak pernah ngelirik siapa-siapa, tapi mendadak dapat beginian. Kan jatuhnya jadi serem. Gimana kalau ternyata dia itu penguntit yang sampai tau alamat rumah gue atau ukuran sepatu gue?"
Hyungjun mendengus kesal. "Hiperbola banget sih lo. Berpikiran positif dong. Mungkin dia ngirim beginian ke elo karena merasa kalau dia kagum sama lo, tapi nggak bisa berkenalan langsung sama lo. Kayak lo nggak pernah nemu cerita beginian aja. Lo nggak ingat kalau Wonjin juga secret admirernya Minkyu?" Dan Minkyu seketika melirik tanpa ekspresi berarti ke arahnya.
Untuk kedua kalinya, Dongpyo tertawa menjengkelkan. "Coba berpikiran positif. Mungkin dia mengagumi lo karena dia nggak pernah ketemu Minkyu atau Junho. Kalau dia pernah ketemu salah satu dari Minkyu atau Junho, pasti mereka yang dapat cokelat dan notes ini. Bukan lo. Intinya di antara mereka berdua, lo tuh opsional, Hee. Jangan besar kepala dulu."
Minhee mendengus kesal. Dokter muda itu lantas merebut kembali cokelat yang sempat ia lemparkan dari tangan Dongpyo. Matanya beberapa kali melotot kesal ke arah kawannya itu, yang justru hanya dibalas dengan tawa yang semakin terdengar menjengkelkan di telinganya. "Lagian ngapain sih pakai secret admirer secret admireran segala? Kenapa nggak langsung kenalan aja? Daripada gue cap creepy, kan mending langsung kenalan, bertatap muka, nggak perlu rahasia-rahasiaan."
"Kalau nggak pakai rahasia-rahasiaan, namanya bukan penggemar rahasia dong. Jadinya penggemar terang-terangan. Lagian dia anak Ners, mungkin agak canggung kalau mau ngajak koass kenalan, apalagi Minhee kan ke mana-mana selalu bareng kita. Dulu aja sewaktu kita preklinik, Wonjin juga nggak berani ngajak Minkyu kenalan saking canggungnya," Eunsang berkomentar lugu. Berbeda dengan si kembar yang siap meledek habis-habisan, anak ini justru terlihat tenang-tenang saja.
Sementara Minkyu yang sejak tadi namanya terus dibawa-bawa memilih menutup wajahnya dengan buku Petunjuk Membaca Foto Untuk Dokter Umum. Ngomong-ngomong, telinganya panas sekali saat kawan-kawannya terus menyangkutpautkan cokelat di tangan Minhee dengan dirinya, juga Wonjin.
"Iya tau kalau penggemar rahasia itu ada. Tapi Wonjin juga nggak pernah tuh ngasih Minkyu beginian. Kalian emang pernah lihat Minkyu dapat beginian? Enggak pernah kan?" Minhee menuding lurus ke arah si kembar bergantian, roman wajahnya tampak menyebalkan sekali. "Jelas nggak pernah karena Minkyu nggak pernah dikasih ginian sama Wonjin. Kasusnya beda, nggak usah nyari persamaan. Ini masalahnya, gue nggak kenal sama sekali sama dia, jadi gue nggak bisa menerka-nerka siapa yang ngasih cokelat ini. Gimana kalau ternyata cokelat ini ada racunnya? Gimana kalau ternyata ada jampi-jampinya? Gimana kalau udah dibawa ke cinta ditolak, dukun bertindak? Mau tanggungjawab kalian kalau sampai gue berpaling dari dokter Yunseong? Mau? Mau?"
"Kalau lo nggak mau makan, ya udah kasih ke gue aja. Ribet banget sih jadi orang." Yohan berdiri sebentar, merebut cokelat di tangan Minhee, melepaskan notes cantik yang menempel di bungkus bagian depannya, dan bergerak cepat dan keras menempelkan notes itu ke dahi sahabat karibnya. Seketika suara gaduhnya membuat Eunsang, Minkyu, dan si kembar melongo bersamaan. "Cokelatnya buat kita, notesnya buat lo. Impas kan?"
"Yohan galak banget. Untung Minheenya nggak kejengkang dari kursinya..."
"Mantap, Han. Sekalian ditaekwondo aja orang kayak Minhee tuh daripada bikin sakit kepala..."
"Kalau Minhee sampai kejengkang, gue bakal jadi orang pertama yang ketawa dan mendokumentasikan. Pokoknya Junho sama Wonjin wajib lihat..."
Yohan tersenyum manis, dengan sedikit sensasi licik di raut wajahnya. Dibukanya bungkus cokelat yang notabene adalah milik Minhee dan dibaginya satu persatu dengan sangat tidak adil. Masing-masing mendapat satu bar, sementara ia mendapat 2 bar.
Tapi Minhee terlihat tidak peduli. Ia mengambil notes yang menempel di dahi dan beberapa helai rambutnya. Dibacanya baris demi baris tulisan di atas notes. Selama beberapa saat, dahinya berkerut dalam sekali. Dari tatapan matanya, sudah bisa ditebak kalau ia kebingungan bukan main. "Ini kayaknya penggemar rahasia gue punya turunannya dokter Yunseong sama Donghyun deh..." katanya.
"Siapa emang yang ngirim?"
Minhee meletakkan kertas cantik itu ke meja. "Cewek," jawabnya.
"Namanya? Masa nggak dikasih nama?"
"Tulisannya Serika."
"Hah? Setrika? Yang bener aja lo? Nggak sekalian mesin cuci gitu?"
Yohan memutar mata jengah. "Serika, Njun. Bukan setrika."
"Ya maaf, gue salah dengar. Jangan sewot dong, Han. Nanti lo bukan kelinci lucu lagi, tapi kelinci gila. Kelinci gila Alaska!"
Eunsang mengerjap kebingungan. "Bukan cacing besar Alaska ya?"
Minhee memijat kepalanya pelan. Oh, sial. Ia mendadak pening hanya karena sebuah surat dari orang yang bahkan tidak dikenalnya. "Coba deh lo baca. Kalau lo paham maksudnya, jelasin ke gue. Otak gue udah nggak nyampe banget buat memahami."
Hyungjun meraih kertas itu secepat kilat, membaca dan mencermati isinya beberapa saat, kemudian tertawa terbahak-bahak sampai beberapa spesialis menatap ke arahnya, yang kemudian kertas itu dengan cepat berpindah dari tangan ke tangan.
Dan untuk sejenak, setiap dari mereka sama-sama tertawa di waktu bersamaan, meski sejatinya hanya untuk menertawai Minhee yang menekuk wajah saking kesalnya.
Kepada kakak koass Kang Minhee,
Mawar itu merah
Violet itu ungu
Lihatlah betapa aku mengagumimu
Bagai pungguk merindukan bulan
Sudah makan siangkah kamu wahai pujaan?
Batu belah, batu betangkup
Tak apa tak saling kenal asal hatimu tidak tertutup
Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian
Berahasia-rahasia dulu, berkencan-kencan kemudian
Ada udang di balik batu, sekilonya seharga lima puluh ribu
Mungkin kau tak tahu, betapa aku mengagumimu
- Serika
Minhee dan rambut pirangnya adalah suatu keindahan yang sangat tidak mungkin ditolak😧
Selamat menikmati agenda malam minggu kalian, have a nice satnight😚