Kotak Bekal Sarapan Untuk Hyungjun

8.5K 1.7K 754
                                    

Warning : Ada bahasan tidak menyenangkan di awal bab dan mengandung kata yang kurang baik. Apabila merasa tidak nyaman, silakan langsung dilompati di bagian tengah. Selamat membaca.

😈🌹💙

"Youn, habis make out di mana?" Hangyul yang semula berjalan sambil menyanyi dan sesekali menata rambut depannya dengan jari-jarinya khas remaja tahun '90-an seketika menghentikan kegiatannya begitu ia tidak sengaja berpapasan dengan Seungyoun.

Seungyoun mengerjap beberapa kali, terlihat ragu dengan ucapan Hangyul. "Apaan sih? Siapa juga yang make out? Lo kira gue nggak punya kerjaan lain apa. Ngaco kalau ngomong," sangkalnya.

"Is not a hickey?" Hangyul menatap Seungyoun sanksi, sembari tangan kanannya menunjuk pada sebuah rumah kemerahan di leher Seungyoun yang tidak tertutupi kemeja, maupun snellinya.

Kali ini Seungyoun melotot, berusaha menarik kemejanya menutupi ruam kemerahan yang ditunjuk gamblang oleng Hangyul. "Bukan hickey. Ini digigit nyamuk biasa. Gatel, makanya langsung gue garuk dan jadi begini," Ia masih berusaha berkilah.

"Kita udah sama-sama dewasa, Youn." Hangyul memojokkan. Tangannya yang semula menunjuk ruam di leher Seungyoun perlahan turun. Tapi ia membali menunjuk ruam itu dengan ujung dagunya. "Hanya anak kecil atau balita yang nggak tau perbedaan ruam gatal sama ruam hickey, Youn. I mean, anak remaja jaman sekarang pun akan langsung tau kalau yang di leher lo itu hickey."

Seungyoun tidak menjawab. Ia hanya berusaha menutupi ruam kemerahan di lehernya dengan mengangkat kerah kemejanya.

"Siapa? Siapa yang ngasih lo hickey itu?" Hangyul kembali bertanya.

Seungyoun menggeleng gugup. "Bukan siapa-siapa," jawabnya.

"Jadi lo ngasih hickey ke leher lo sendiri? Nggak masuk akal." Hangyul membuang pandangannya, terlalu tidak mengerti dengan cara berpikir temannya.

Meskipun Hangyul sudah berusaha memojokkannya, Seungyoun tetap memilih berkilah dengan menggeleng dengan mengatakan tidak atau ruam di lehernya bukannya hickey. Namun Hangyul tentu saja bukan orang bodoh atau anak kecil. Ia cukup pintar dan sudah dewasa untuk tahu perbedaan ruam gatal dan hickey di leher Seungyoun.

"Dokter Se--"

"Hangyul, shut up your fucking mouth!" Seungyoun bergerak cepat menbekap mulut Hangyul, sebelum temannya itu sempat menyelesaikan kalimatnya.

Hangyul mendengus dan menyentak tangan Seungyoun yang menutupi mulutnya. "Secara nggak langsung lo mengakui kalau di leher lo itu emang hickey dan pelakunya adalah orang yang mau gue sebutin. Ngaku aja kenapa, jangan kayak anak gadis datang bulan."

Kali ini Seungyoun mendengus sebal. "Mulut lo emang nggak bisa dijaga ya,"  gumamnya.

"Makanya, lain kali kalau mau bikin hickey itu di tempat yang lebih tertutup, jadi lebih gampang kalau mau disebunyiin. Bikin hickey di sana, itu bisanya ditutupin pake syal. Emang lo mau ke rumah sakit keliling dari bangsal satu ke bangsal lain, oper dari konsultan satu ke konsultan lain, jungkir balik dari spesialis satu ke spesialis lain, koprol dari residen satu ke residen lain, glundungan dari perawat satu ke perawat lain pake syal?" Hangyul menaikturunkan alisnya, sambil sesekali memainkan matanya ke arah ruam kemerahan di leher Seungyoun.

COASS COOPERATE 4.0 (Part of 2.0 and 3.0)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang