Ternyata Memang Sepi...

10.2K 1.5K 59
                                    

Donghyun menyeret ransel coklatnya dari samping ransel milik Minkyu dengan gerakan lesu. Ia lantas mendudukkan dirinya di samping Jinwoo yang sedang membuka bekalnya. "Sepi banget belakangan ini. Padahal dulu pertama kali masuk ruangan ini, rasanya ramai banget. Nggak kerasa, sekarang malah jadi sesepi ini," katanya.

Jinwoo menoleh ke samping dan terkekeh pelan mendengar pernyataan Donghyun. Ditepuknya pelan bahu teman sepengirimnnya. "Bakalan makin sepi kalau kakak-kakak koass yang lain selesai profesinya. Mereka kan tinggal 3 stase, terus persiapan UKMPPD. Tinggal kita berempat nantinya, makanya harus terlatih sepi dari sekarang."

"Bukan perkara itunya. Belakangan ini emang sepi, sepi banget. Walaupun kakak-kakak koass yang lain masih di sini, tapi lebih sepi dari biasanya. Rumah sakit yang ramai aja terasanya sepi." Donghyun mendadak dramatis. Ia menarik resleting tasnya keras-keras dan mengeluarkan kotak bekal makan siangnya. "Kalian sadar nggak kalau belakangan ini hawanya rumah sakit tuh berubah banget daripada pertama kali kita datang? Dulu, hawanya tuh menyenangkan banget. Walaupun kita banyak sambatnya, kerasanya kayak lucu aja sambatannya. Tapi belakangan ini hawanya beda banget."

Seketika Dohyon yang sedang menusukkan sedotan ke kotak susunya tertawa terbahak-bahak. Suaranya melengking, mirip suara lumba-lumba di lautan. "Hawanya beda? Lo kira rumah hantu hawanya beda?" semburnya.

Raut wajah Donghyun seketika bertekuk masam. Namun beberapa saat kemudian, ia langsung berpindah duduk ke sebelah Dohyon dan melirik kotak bekal makan siang Dohyon dengan mata berbinar. "Bawa bekal makan siang apaan, Hyon? Gue minta dong hehehe..."

"Jangan! Dilarang!" Dohyon bergerak cepat membawa kotak bekalnya menjauh dan berpindah duduk di belakang Tony yang sedang membuka bindernya untuk mencatat sesuatu di sana. Ia lantas mencengkram kedua bahu Tony dari belakang dan mengguncangnya keras-keras. "Ton, ada yang mau minta makanan gue. Usir dia, Ton. Lo tau kan kalau perut gue susah kenyangnya, jangan sampai ada yang minta bekal makan siang gue!"

Tony memijat pangkal hidungnya pelan. Kepalanya sudah pusing, ditambah lagi dengan tingkaj Dohyon dan Donghyun yang semakin membuatnya pusing. Memang hanya Jinwoo satu-satunya yang duduk menyantap makan siangnya dengan tenang. Sisanya? Mereka berdua selalu ribut.

"Donghyun ke sini aja. Jinwoo bawa cumi asam manis. Mau nggak? Kebetulan bawanya banyak, nggak habis kalau dimakan sendirian." Jinwoo melambai ke arah Donghyun yang masih berusaha merebut kotak makan Dohyon, meski pemiliknya sudah siap menggigit seperti singa kelaparan.

Donghyun sontak menoleh dengan mata berbinar. Sebelum ia berpindah ke samping Jinwoo, ia menyempatkan diri menjulurkan lidahnya pada Dohyon. "Dasar pelit, wek! Anak manja pelit!"

Namun seakan tuli dan buta, Dohyon sama sekali tidak peduli dengan ejekan Donghyun. Ia duduk tenang di samping Tony sambil menikmati makan siangnya, juga sesekali melirik apa yang sedang temannya kerjakan. Terkadang ia tampak menggelengkan kepala, tidak memahami sama sekali apa yang sedang Tony tulis di sana karena tulisan tangan Tony sudah benar-benar menjelma menjadi tulisan dokter yang hanya si penulis, apoteker, perawat, dan Tuhan yang tahu.

Sampai sekitar 10 menit kemudian, ruangan itu tetap sepi. Keempat koass yang duduk di sana tetap sibuk dengan kegiatan masing-masing mereka. Terkadang ada suara sendok Dohyon yang jatuh ke lantai akibat tangannya terlalu licin, suara kunyahan Donghyun yang berisik, Jinwoo yang sesekali terdengar membuka tutup botol minumnya, dan Tony yang terkadang menggerutu karena salah menulis sesuatu. Tapi tidak satupun yang berbicara di antara mereka..

Jinwoo menatap satu persatu temannya dan berdeham pelan. "Kok kalian diam sih? Katanya, tadi sepi. Kenapa sekarang malah diam?" tanyanya.

"Kan kita lagi makan. Masa mau teriak-teriak sewaktu makan?" Dohyon menanggapi santai. Ia kembali disibukkan dengan deretan nuggetnya.

COASS COOPERATE 4.0 (Part of 2.0 and 3.0)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang