Every Stalks of Sunflower is A Hope - 2 END

9.3K 2.1K 454
                                    

Minkyu menyentuh perlahan wajah Wonjin yang masih terlelap dan membelainya lembut dengan punggung tangannya. "Sunshine..." panggilnya pelan.

Wonjin tidak bergeming, seakan sama sekali tidak merasakan sentuhan lembut tangan Minkyu di pipinya, sementara dadanya naik turun teratur dan tampak tenang dalam tidurnya.

Minkyu tersenyum tipis sembari terus membelai pipi tirus Wonjin penuh perhatian, seakan ingin membangunkan Wonjin tanpa mengangetkannya. "Sunshine, ayo bangun sayang..."

"Eung..." Wonjin mengerang pelan dan menggerakkan sedikit kepalanya menjauhi tangan Minkyu yang terus mengganggu tidurnya.

"Masih ngantuk ya?" Minkyu memainkan ibu jarinya di permukaan pipi Wonjin, mengusapnya lembut, dan tersenyum saat melihat dahi pacarnya yang mengerut tidak senang dengan mata masih terpejam.

Wonjin membuka matanya perlahan dan kembali berusaha menjauhkan wakahnya dari tangan jahil Minkyu yang terus mengusap dan mengganggu tidurnya. "Eungh... Minkyu, minggir. Ngantuk..."

"Sunshine, ayo bangun sebentar." Minkyu menundukkan sedikit tubuhnya dan memberikan ciuman lumayan lama tepat di bagian tengah dahi Wonjin yang sebagian tertutup beanie, kemudian mengusap bagian yang baru saja ia cium lembut dan terkekeh begitu Wonjin kembali mengerang sebagai bentuk protes akibat tidur nyenyaknya diganggu.

Di belakang Minkyu, Yohan duduk berjajar dalam satu sofa bersama Eunsang yang entah mengapa tidak mau lepas darinya, Hyungjun, dan Dongpyo. Sementara Junho memilih duduk di bagian sudut ranjang Wonjin sambil menatap Minhee yang berdiri di tidak jauh darinya dengan mata memincing. Mereka seakan memiliki dunianya sendiri. Jadi saat Minkyu sibuk berusaha membangunkan Wonjin, Junho sibuk beradu pandang penuh kekesalan dengan Minhee, Eunsang yang menempel ketat pada Yohan seperti baru saja dilem, Hyungjun yang sibuk menonton ulasan-ulasan film horror yang sudah pernah ditontonnya, dan Dongpyo yang sibuk menguap karena mengantuk.

Sampai beberapa detik kemudian setelah Minkyu menghujani wajah Wonjin dengan kecupan-kecupan ringan yang membuat kesayangannya merengek tidak senang, Wonjin perlahan membuka matanya sambil berusaha mengembalikan kembali kesadarannya yang mungkin sebagiannya masih tersangkut di alam bawah sadarnya.

"Kyu..." Kedua tangan kurus Wonjin terulur meraih satu tangan Minkyu dan memeganginya perlahan, nyaris hanya terasa seperti sebuah cengkraman yang tidak bertenaga, kemudian memainkan jari-jari Minkyu perlahan.

Minkyu hanya diam sambil mengangkat kedua sudut bibirnya untuk tersenyum saat melihat bagaimana Wonjin memainkan jari-jarinya dengan mata yang belum sepenuhnya terbuka. "Kangen ya?" tanyanya lirih. Ia masih membiarkan Wonjin bermain-main dengan jarinya tanpa ada niat untuk menariknya.

Wonjin mengangguk beberapa kali, kemudian menggenggam jari telunjuk Minkyu dengan jari-jarinya.

"Semalam tidur jam berapa? Dibantu obat tidur lagi?" Minkyu membenarkan letak selimut yang menutupi sebagian tubuh Wonjin, kemudian membenarkan letak beanie yang sedikit berantakan.

Wonjin mengerjap beberapa kali, menatap ke dalam mata Minkyu, dan mengangguk. "Semalam nggak bisa tidur, sakit..." jawabnya.

"Sebelah mananya yang sakit hm? Masih sakit sampai sekarang?" Bahkan setiap orang yang ada di dalam kamar rawat Wonjin bisa mendengar bagaimana suara Minkyu yang penuh kekhawatiran tanpa mereka harus bertanya sekhawatir apa Minkyu pada Wonjin.

Wonjin menunjuk kepalanya dengan tangannya yang bebas tanpa melepaskan cengkramannya dari telunjuk Minkyu dengan tangannya yang lain. "Sakit, Kyu. Kepalaku pengen aku lepas aja," rengeknya.

Perlahan, Minkyu mengusap kepala Wonjin yang terbalut beanie dengan tangannya yang bebas. Ia memainkan ibu jarinya di sana, memberi usapan lembut yang seakan bisa mengurangi rasa sakit Wonjin. "Mau duduk sebentar?" tanyanya, kemudian ia memunduk dan kembali memberikan kecupan di pelipis Wonjin.

COASS COOPERATE 4.0 (Part of 2.0 and 3.0)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang