Ternyata Yunseong Diopname

11.3K 1.7K 492
                                    

Minhee melangkah tergesa-gesa menyusuri lorong bangsal rawat inap Dendrobium yang memang letaknya agak berjauhan dengan bangsal Rosella tempatnya jaga malam. Sementara kakinya melangkah lebar dan terkesan begitu terburu-buru, bibirnya sama sekali tidak berhenti mengoceh. Ia mengatakan kalimat yang sama berulang kali, dan terus mengulanginya entah sampai kapan.

Pagi ini, seorang perawat dari Interna menyapanya ramah. Beberapa perawat senior dari Interna memang cenderung galak dan suka sekali bersikap dingin, tapi perawat senior satu ini tidak. Wanita yang tampaknya berusia sekitar 32 tahun itu tersenyum ramah menatapnya, kemudian memberitahunya satu hal yang membuatnya berjalan dengan langkah seribu ke Dendrobium.

"Dek Minhee nggak mau jenguk dokter Yunseong? Lagi diopname lho sejak 2 hari lalu. Beliau kena gastroenteritis. Sewaktu baru opname, badannya lemas lho."

Minhee mengatur napas sebentar. Hwang gila Yunseong itu tidak memberi tahunya apa-apa. Ia sama sekali tidak tahu kalau pasangan nyelenehnya satu itu sedang sakit, apalagi sampai diopname. Padahal mereka di rumah sakit yang sama. Bahkan seingatnya, beberapa waktu lalu, Yunseong masih bisa berkomentar aneh-aneh.

"Masuk, dek. Saya tau kamu di sana. Jangan diam di depan pintu, kamu bukan satpam."

Minhee menghela napas panjang. Didorongnya pelan pintu kamar rawat Yunseong dan matanya menyipit kesal saat melihat Yunseong sedang duduk setengah berbaring di ranjang. "Kenapa nggak bilang sih kalau sakit?" tanyanya.

Yunseong tersenyum samar ketika melihat Minhee mendekat. Bibirnya tampak agak pucat, dengan mata yang tampak lebih sayu daripada biasanya. Wajahnya tampak lelah. "Nggak mau bikin kamu khawatir. Kamu udah dekat UKMPPD, jadi lebih baik waktumu dialokasikan buat fokus belajar," jawabnya.

Namun Minhee sama sekali tidak menggubrisnya. Ia mendudukkan dirinya kursi di samping ranjang Yunseong. Matanya menelusuri infus yang berakhir di punggung tangan Yunseong. "Padahal diganggu pun, saya nggak akan marah," ungkapnya.

"Saya yang sadar diri nggak mau ganggu kamu. Waktu profesimu tinggal sebentar, kamu harus belajar, kamu juga pasti pengen punya banyak kenangan sewaktu jadi koass. Jadi, saya yang nggak mau ganggu kamu." Yunseong kembali tersenyum.

Nyatanya, Minhee tetap cemberut. Bibirnya mencebik kesal, matanya memincing kesal. "Siapa lagi yang tau kalau dokter diopname gini?"

"Byungchan. Setiap beberapa jam, dia ke sini buat cek TTV. Nanti juga pasti ke sini buat follow up."

"Kalau itu saya juga tau." Minhee kian cemberut. Ia meraih tangan Yunseong yang terinfus dan memainkan jemarinya sejenak. "Maksudnya, selain dokter Byungchan, siapa lagi yang tau?"

Yunseong berpikir sejenak. "Yuvin karena belakangan ini, saya sering bareng Yuvin. Udah cuma mereka yang tau. Nggak tau kalau Yuvin cerita ke yang lainnya. Tapi belakangan ini Yuvin sibuk terus. Kemarin aja harus operasi lagi."

"Kalau nggak ada yang tau, gimana kalau ada apa-apa? Padahal waktu dulu saya diopname karena vertigo, dokter tau lho. Giliran dokter yang sakit, saya dikasih taunya sama perawat. Tau nggak, itu namanya curang." Minhee terus mengomel, semetara tangannya memukuli lengan Yunseong pelan beberapa kali.

Sejenak, Yunseong tertawa pelan. Ia mengangkat tangannya yang dipukuli Minhee dan mengusak puncak kepala pujaan hatinya lembut. "Kamu khawatir kalau saya sakit?" tanyanya.

Minhee mengangguk. Wajahnya tampak terlihat gusar.

"Kamu khawatir kalau saya kenapa-napa?"

Raut wajah Minhee tampak semakin gusar. "Kenapa pakai acara nanya lagi sih?"

"Terima kasih ya." Yunseong menunduk sebentar, memberikan satu kecupan hangat di puncak kepala Minhee.

Dokter muda itu seketika berhenti mengomel tanpa suara. Raut wajahnya berubah perlahan. Ada semburat kemerahan di pipi putihnya, yang kemudian merambat naik hingga ke telinga.

COASS COOPERATE 4.0 (Part of 2.0 and 3.0)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang