Sepasang Sepatu Yang Tertukar

10.4K 1.7K 179
                                    

"Njun, coba lihat sepatu lo bentar deh. Kayaknya sepatu kita ketuker deh."

Hyungjun yang sedang merapikan kertas-kertas di tangannya sontak menoleh ke arah Dongpyo, kemudian menatap sepatu yang sudah dipakainya. "Kayaknya enggak deh. Mana mungkin sepatu kita ketuker, Pyo."

Dongpyo melepaskan sepatunya dan mengangkatnya tinggi-tinggi, membuat Yohan yang sedang berdiri di dekatnya mengomel sebal sambil menutup hidungnya. "Sepatu ini nggak enak di kaki gue, Njun. Kayaknya emang bukan sepatu gue deh. Emang lo nggak ngerasain aneh gitu sama sepatu itu?" tanyanya.

Sejenak Hyungjun meletakkan kertas-kertasnya ke meja, kemudian menghentak-hentakkan kakinya ke lantai beberapa kali. Tindakannya seketika membuat Minhee dan Yohan saling melempar pandangan aneh ke arah Hyungjun, sementara Eunsang hanya memperhatikan tanpa berkomentar. "Enggak ada yang aneh tuh. Rasanya juga masih persis kayak sepatu gue biasanya. Mungkin karena lo ganti kaos kaki, makanya jadi aneh rasa sepatunya."

Minhee menggeleng beberapa kali. "Gue tau kalian kembar, tapi perlu banget ya sepatu aja samaan? Udah bukan anak TK lagi, ngapain pakai sepatu aja mirip?" tanyanya.

"Bukan gitu masalahnya, Hee." Dongpyo menoleh. Ia masih mengangkat tinggi-tinggi sepasang sepatunya, membuat Yohan akhirnya beringsut menjauh dan memilih bergabung dengan Eunsang yang duduk tenang di sofa sambil memakan rotinya. "Ini tuh kebetulan aja seleran gue sama seleranya Hyungjun samaan, makanya kita belinya sama. Kadang emang sering ketuker."

Eunsang menyodorkan potongan rotinya yang lain ke arah Yohan yang duduk di sampingnya, kemudian menoleh menatap Hyungjun dan Dongpyo bergantian. "Emangnya nomor sepatu kalian sama?"

"Bedalah. Kakinya Hyungjun lebih besar daripada kaki gue," Dongpyo menjawab cepat.

Minhee menoleh menatap Hyungjun. "Emang lo nggak ngerasa kekecilan sepatunya?" tanyanya.

Jawaban pertama Hyungjun adalah gelengan. "Enggak. Dibilang nggak ada yang aneh, berarti nggak ada sesuatu yang janggal dari sepatu yang gue pakai. Kalau gue ngerasa kekecilan, udah pasti gue minta tukerlah. Logikanya lho, Hee."

Minhee mencibir setelahnya. Ia memilih bergabung dengan Yohan dan Eunsang, daripada dengan si kembar yang sibuk dengan sepatu mereka yang benar-benar mirip. Dari merknya, dari motifnya, bahkan dari alasnya pun mirip. Dan pagi ini salah satunya merasa kalau sepatu mereka tertukar, tapi satu lainnya mengataka tidak.

Dongpyo mendengus sebal. Ia menatap sepatu di tangannya dan sepatu yang terpasang di kaki Hyungjun bergantian. "Ini kegedan, Njun. Jelas bukan sepatu gue. Sepatu yang lo pakai itu baru sepatu gue. Mungkin karena kaos kaki lo tipis, makanya enggak kerasa kalau sepatunya kekecilan."

Hyungjun tetap menggeleng, menolak keras untuk melepas sepatunya. "Gue tuh kenal barang-barang gue kayak gimana, Pyo. Mau kaos kakinya tipis atau tebel, kalau bukan sepatu yang biasa gue pakai, juga gue tetap bakalan bisa bedain. Dan selama beberapa menit gue pakai sepatu ini, gue sama sekali enggak ngerasa aneh. Udah, diem. nggak usah ribet."

Yohan menyandarkan punggung ke sandaran sofa dan menumpukan dagunya di bahu Eunsang. "Coba aja cium baunya. Kalau baunya asing, berarti punya Hyungjun. Gampang kan?"

Dongpyo mencibir. "Ewh, jorok banget sih saran lo, Han. Giliran sama dokter Yuvin aja lo jadi jelmaan kelinci super kalem yang wajib diayomi. Giliran sama kita, otak lo tuh enggak ada bedanya sama otaknya Minhee. Kenapa sih?"

Minhee yang tadinya sedang menyandar pada Eunsang perlahan menegakkan tubuhnya dan menatap Dongpyo sebal. "Gue nggak suka belain Yohan, tapi saran Yohan emang bener. Coba cium bau sepatunya. Kalau baunya asem-asem sedap banget, berarti punya Hyungjun, soalnya lo belum terbiasa sama bau kakinya Hyungjun. Kalau baunya biasa aja, berarti emang sepatu lo karena lo udah terbiasa sama baunya. Udah, fix banget itu."

Di tengah-tengah Minhee dan Yohan, Eunsang mengerjap bingung. Ia menatap Hyungjun dan Dongpyo bersamaan. "Kenapa harus pakai deteksi bau kaki kalau bisa lihat nomor sepatunya? Kan Dongpyo bilang, ukuran kaki Hyungjun lebih besar, otomatis nomor sepatunya lebih besar. Daripada harus cium aroma bau kaki di sepatu, bukannya lebih baik kalau lihat nomor sepatunya?"

Kemudian Hyungjun menurut untuk melihat nomor sepatu di bagian dalamnya. Setidaknya usulan Eunsang lebih masuk akal, jika dibandingkan dengan saran Yohan dan Minhee yang lebih mengerikan dan pasti akan membuat kepala mereka pening. Namun sebelum sempat keduanya melihat nomor sepatu mereka, Minkyu lebih dulu masuk dengan wajah datar menatap si kembar bergantian.

"Sekarang waktunya visit, bukan waktunya bongkar pasang sepatu. Kalau kalian nggak pergi visit bareng dokter yang bersangkutan sekarang, ingat apa kata dokter Eunbi..."

"TETAPLAH DI JALAN SETAN!"

Itu Junho. Baru saja masuk menabrak bahu Minkyu. Ia lari tergopoh-gopoh ke arah meja dan mengacak-ngacak kertas di sana, seperti sedang mencari sesuatu. Dan sialnya saat Junho mulai mengacak-ngacak kertas di sana dan menjatuhkan beberapa lembar ke lantai, Hyungjun meraung setengah merengek.

"Hasil follow up gue kececeran, Junho! Tanggungjawab lo!"

"Hasil follow up gue kececeran, Junho! Tanggungjawab lo!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat pagi. Jangan lupa sarapannya ya dan nanti jangan lupa makan siangnya 😊

COASS COOPERATE 4.0 (Part of 2.0 and 3.0)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang