COASS COOPERATE 4.0 (Part of 2.0 and 3.0)

Sudden Cardiac Arrest

"Kita mengenal kondisi ini sebagai henti jantung mendadak atau sudden cardiac arrest."

Tubuh Eunsang sama sekali tidak bisa berhenti gemetaran sejak pertama kali ia melihat papanya dalam keadaan yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Pikirannya kosong, panik di saat bersamaan, dan jantungnya berdetak penuh ketakutan ketika ia melihat bagaimana papanya begitu tampak kesakitan dan nyaris kehilangan napasnya sesaat setelah keduanya baru saja berbincang santai sambil menikmati sarapan dan menghirup udara segar. Ia tidak bisa melakukan apapun, selain berteriak memanggil kakaknya ketika napas demi napas papanya mulai menghilang seiring dengan mulai menipisnya kerutan di dahi keriput papanya yang tampak begitu tua dan sakit.

Bahkan ketika RJP dilakukan di sepanjang jalan menuju rumah sakit, ia tidak bisa berpikir apapun selain segala ketakutannya, juga kepanikannya sendiri. Hingga saat ini, tubuhnya masih begitu gemetaran dan air mata tidak berhenti mengalir dari kedua matanya. Selain ketakutan yang nyaris mencekiknya, ia hampir merasa begitu bersalah dalam situasi ini.

"Kondisi ini terjadi saat jantung berhenti berdetak secara mendadak dengan ditandai dengan hilangnya kesadaran dan napas yang terhenti. Secara garis besarnya, henti jantung mendadak ini dibagi menjadi dua, serangan jantung koroner dan henti jantung irama listrik. Serangan jantung koroner ini terjadi karena ada sumbatan di pembuluh darah jantungnya, dalam hal ini dikarenakan penumpukan plak di pembuluh darah tersendat dan tidak bisa mengaliri jantung. Itulah yang membuat jantung berhenti bekerja."

Eunsang tidak bisa berpikir apapun selain memikirkan keadaan papanya. Ia tahu kalau seharusnya ia berdiri mendampingi kakaknya menerima penjelasan demi penjelasan, tapi hatinya tidak sanggup. Ia tidak sanggup mendengar bahwa ia nyaris kehilangan nyawa papanya kalau kakaknya tidak tanggap situasi dan kondisi dan ia tidak bisa membayangkan bagaimana jika papanya sampai telat mendapatkan pertolongan. Mungkinkah ia akan kehilangan papanya hari ini? Atau beberapa jam setelah apa yang terjadi pagi ini?

Eunsang kembali gemetaran. Bibirnya ikut bergetar seiring dengan semakin kacau isakannya. Ia tidak bisa berhenti menangis, menyesali kesalahan yang mungkin dilakukannya secara tidak sadar, hingga membuat papanya terbaring dalam kondisi kritis di ICCU pasca henti jantung mendadak, atau bagi beberapa tenaga medis ahli disebut sebagai sudden cardiac arrest.

Setelah drama RJP panjang yang nyaris menguras seluruh akal sehatnya dan membuatnya nyaris jatuh ke lantai saking gemetarnya kedua kakinya, papanya harus terbaring kritis di ICCU - intensive coronary care unit - yang merupakan unit perawatan intensif untuk penyakit jantung, meliputi jantung koroner, serangan jantung, gangguan irama jantung berat, dan gagal jantung. Dan ia tahu bahwa ini akan menjadi beban pikiran baru untuk kakaknya yang sejak awal sudah memiliki begitu banyak beban pikiran hingga tidak pernah memiliki waktu untuk memikirkan dirinya sendiri demi begitu banyak hal yang merebut seluruh perhatiannya.

Eunsang menutup wajah basahnya dengan kedua tangannya, menggigit perlahan bibir bawahnya demi meredam isakannya yang kian memilukan, sementara pikirannya mulai membawanya pada gagasan-gagasan yang pernah muncul dalam benaknya di beberapa waktu ketika hal buruk satu persatu mulai menimpa keluarganya. Pikiran-pikiran tentang almarhumah mama mereka yang meninggal karena melahirkannya yang prematur, kakaknya yang selalu memberikannya yang terbaik tanpa memikirkan dirinya sendiri, dan ia yang tidak pernah bisa memberi apa yang papanya inginkan.

"Di salah satu kota di Inggris sana, di Eden Prairie, papa pertama kali ketemu mamamu. Dia cantik, rendah hati, murah senyum, pemberani untuk hal-hal yang menurutnya perlu diperjuangkan dengan keberanian, selalu menolong orang lain tanpa memikirkan dirinya sendiri, peka terhadap situasi yang ada, dan selalu menjaga perasaan orang lain. Mama kamu adalah wanita yang istimewa. Dan kamu mewarisi semua yang ada dalam diri mama kamu."