Neurologi Punya Cerita

9.4K 1.8K 672
                                    

"Kondisi bapak ini disebut neuropati perifer, di mana gangguan ini terjadi akibat dari kerusakan pada sistem saraf tepi atau saraf perifer. Kerusakan inilah yang menyebabkan proses pengiriman sinyal antara sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi terganggu. Secara lebih mendetail, neuropati perifer yang bapak alami termasuk dalam neuropati motorik, di mana permasalahannya pada saraf yang mengontrol gerakan tubuh..."

Seorang pasien lelaki berusia 43 tahun di depan Yunseong - yang tengah didampingi putrinya - mendengarkan dengan baik penjelasan yang diberikan Yunseong. Sementara Tony yang berdiri di sisi Yunseong juga tampak memperhatikan dengan baik bagaimana residen saraf itu memberikan penjelasan dan ia juga tampak memegang beberapa dokumen lain yang merupakan hasil pemeriksaan penunjang.

"Tidak semua pasien yang mengalami neuropati motorik mengalami gejala yang sama, tapi berdasarkan gejala yang bapak alami. yaitu adanya atrofi otot, kelumpuhan pada satu otot, dan adanya kondisi di mana kaki lunglai dan tampak jatuh, diagnosis awal adalah neuropati perifer jenis neuropati motorik, yang mana kemudian ditinjau berdasarkan anamnesis yang didapat bahwa bapak pernah mengalami cedera akibat olahraga ski, juga mengalami diabetes melitus, maka kami melakukan pemeriksaan lanjutan dengan CT Scan, tes darah, dan elektromiografi..." Yunseong menoleh sebentar pada Tony yang berdiri di sisinya. "Hasil CT Scan dan cek labnya, dek," katanya.

Tony mengangguk, menyerahkan lembaran-lembaran dokumen yang sebenarnya membuat kepala koass pusing kepada Yunseong. "Silakan, dok."

"Berdasarkan hasil tes darah, bapak positif mengalami diabetes melitus tipe 2 sesuai dengan hasil anamnesa sebelumnya, tapi tidak ditemukan adanya gangguan fungsi imun ataupun kekurangan vitamin tertentu..." Yunseong membalikkan hasil tes darah dan kembali menjelaskan beberapa hal secara lebih mendetail, kemudian beralih pada hasil CT Scan di tangannya yang lain. "Sementara melihat hasil CT Scan, kami tidak menemukan adanya tumor ataupun adanya kelainan pada otak, juga pada saraf tulang belakang."

"Jadi neuropati motoriknya disebabkan oleh diabetes dan riwayat cederanya, dok?"

Yunseong mengangguk singkat. "Sementara pada elektromiografinya, kami menilai untuk mengukur fungsi aktivitas listrik pada otot beliau, sehingga kami bisa mengetahui aliran saraf yang mengalami kerusakan..."

Yunseong masih tetap menjelaskan panjang lebar begitu mendetail sambil menjawab beberapa pertanyaan yang putri dari pasiennya tanyakan, sementara Tony tetap dalam kegiatannya mendengarkan dengan seksama, memperhatikan bagaimana seorang residen senior berhadapan langsung dengan pasien, dan memperhatikan jelas bagaimana Yunseong menjelaskan dengan sangat runtut, kemudian menjawab semua pertanyaan dengan bahasa yang lebih mudah dimengerti. Baginya, belajar lewat mendengar dan melihat itu penting. Dengan catatan, ia sedang tidak sedang melamun dan benar-benar fokus.

"Untuk pengobatan, saya sudah mengkonsultasikannya dengan spesialis saraf dan kami fokuskan pada penyebab yang mendasarinya. Karena adanya diabetes melitus tipe 2, maka kami menganjurkan bapak untuk menjaga berat badan untuk tetap ideal, berolahraga teratur, berhenti merokok dan mengurangi minuman beralkohol apabila bapak termasuk perokok dan pengonsumsi minuman beralkohol. Untuk mengurangi nyeri, kami meresepkan tramadol, juga pregabalin sebagai antikejang. Karena bapak tidak mengalami hiperhidrosis, maka kami tidak akan memberikan injeksi botulinum toxin. Namun, kami akan menjadwalkan fisioterapi untuk mengurangi gejala. Perawatan di rumah juga bisa dilakukan dengan latihan rutin seperti berjalan ringan ataupun meningkatkan kekuatan otot, mengkonsumsi makanan sehat, juga rutin memeriksa kadar gula darah. Karena bapak memiliki diabetes melitus tipe 2, maka hal ini juga akan kami konsultasikan ke bagian penyakit dalam untuk mengetahui kontraindikasi terhadap tindakan medis yang perlu kami ambil untuk penanganan lanjutan terhadap neuropati motoriknya."

Setelah penjelasan begitu panjang yang menghabiskan waktu lebih dari setengah jam, pasien dengan diagnosa neuropati motorik - beserta putrinya - itu keluar dari poli saraf, meninggalkan Yunseong hanya berdua dengan Tony yang masih betah memperhatikan, walaupun Yunseong sudah tidak lagi berhadapan dengan pasien.

Yunseong menoleh ke arah Tony dan keki sendiri saat melihat koass itu masih dalam mode konsentrasi tingkat tinggi, yang membuat dahinya berkerut-kerut. "Dek, kamu tuh merhatiin apa? Saya udah nggak ngomong sama pasien lho," katanya.

Menyadari kalau dirinya baru saja ditegur, Tony langsung memusatkan perhatiannya pada Yunseong dan meringis lebar. "Habisnya saya terpukau, dok. Sepanjang saja preklinik dulu, saya nggak suka neurologi. Maunya sih nolep aja kalau neurologi, tapi nggak taunya kalau udah begini, ternyata menyenangkan juga. Suka dukanya ambil PPDS ini apa, dok?"

Seketika wajah serius Yunseong berubah menjadi lebih lempeng ketika ia memikirkan sesuatu dalam kepalanya. "Susah senangnya di PPDS ini? Susahnya banyak, senangnya nggak ada."

"Gimana, dok?" Tony kembali bertanya.

"Susahnya banyak, senangnya nggak ada. Soalnya masih residen. Jadi, nggak ada senangnya. Kan residen itu koass jilid 2, tapi udah punya gelar dan bukan makhluk amfibi setengah mahasiswa setengah dokter," Yunseong menjelaskan.

Tony belum sempat memahami penjelasan Yunseong saat pintu poli terbuka dan membuatnya kembali berdiri tegak menyambut pasien, tapi ternyata bukan pasien yang datang dengan senyum kikuknya ketika datang menemui dokter di poli. Melainkan dokter Yena yang datang dengan rambut dicepol ke atas dan tangan kanannya yang melambai.

"Seong, dek Tony, waktunya makan siang. Biar ganti residen sama koass lain yang jaga poli. Kalian makan siang dulu. Barengan aja, sekalian saya juga mau makan siang," katanya.

"Ngajak itu, emang mau bayarin saya, dok?"

Tony melotot kaget ke arah Yunseong. Dokter satu ini, berani juga dia sama konsulen.

"Emangnya siapa yang bayarin kamu makan siang kalau kita makan siang bareng? Saya kan?" dokter Yena menantang sambil menatap sengit ke arah Yunseong.

Tony lebih kaget lagi saat Yunseong bukannya meminta maaf, tapi malah meringis sambil tertawa seperti tidak punya rasa bersalah. Karena berdasarkan pengalamannya di beberapa stase, residen biasanya bersikap sangat sopan kepada dokter konsultan. Seperti dokter Midam kepada dokter Seongwoo. Dokter Wooseok kepada dokter Sakura. Dokter Byungchan kepada dokter Dongho. Juga dokter Yuvin kepada dokter Minhyun dan dokter Sira. Tapi ini...?

"Gimana? Mau makan siang bareng nggak, Seong? Kalau koass sih nggak usah ditanya, pasti dia mau kalau diajak makan siang konsulen, apalagi dibayarin. Kamu gimana, Seong? Mau makan siang bareng nggak? Kasian dek Tony udah nunggu tuh."

Yunseong menoleh sebentar pada Tony, kemudian dengan wajah super lempengnya ia menjawab, "Nggak usah deh, dok. Saya minta mentahannya aja, buat makan siang bareng Minhee. Saya kangen perut nyoi-nyoinya Minhee, lama nggak kangen-kangenan."

Ekspresi wajah Tony kian tidak terbentuk. Antara bingung, kikuk, penasaran, dan tidak tahu harus berkata seperti apa saat mendengar jawaban Yunseong.

"Jadi, kamu mau makan siang berdua bareng Minhee, tapi minta saya bayarin?"

Yunseong mengangguk, seperti tidak punya rasa bersalah. "Dokter punya suami dengan perut nyoi-nyoi, saya punya tunangan dengan perut nyoi-nyoi. Sebagai sesama manusia yang memiliki pasangan berperut nyoi-nyoi, maka dibutuhkan korsa yang kuat. Dokter pasti tau perasaan saya yang sangat merindukan perut nyoi-nyoi dan halus Minhee. Intinya, saya kangen Minhee, tapi dompet saya ketinggalan di apartemen, maka saya membutuhkan subsidi dana untuk makan siang, dok."

Tony menatap dokter Yena dan Yunseong bergantian, ekspresi wajahnya nyaris berubah benar-benar datar. Apa-apaan residen satu ini? Berani banget minta subsidi dana buat makan siang, pikirnya heran.

 Apa-apaan residen satu ini? Berani banget minta subsidi dana buat makan siang, pikirnya heran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pak sutradara Hwang akan terlihat tampan apabila...?
⬇⬇⬇

Dan akan terlihat menyebalkan apabila...?
⬇⬇⬇

COASS COOPERATE 4.0 (Part of 2.0 and 3.0)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang