Cerita Dari Koridor di Pagi Hari

9.4K 1.8K 321
                                    

"Kak, mau sarapan bareng?"

Midam sontak menoleh ke belakang dan mendapi Seobin berjalan ke arahnya sambil tersenyum lebar. Baju jaga yang masih melekat rapi di tubuhnya seakan menambah kesan mengagumkan dari seorang Yoon Seobin, kecuali rambut coklatnya yang berantakan. Agak terlihat seperti sarang burung di mata Midam. "Kamu nggak follow up emangnya?" Midam balas bertanya.

Seobin menggeleng sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku bajunya. "Aku udah follow up. Selesai setengah jam lalu, ini mau sarapan bentar. Habis sarapan, nanti lanjut visit," jawabnya.

"Kalau dipikir-pikir, kita tiap jaga malam, selalu selalu bangsal. Nggak pernah dapat bangsal yang sama. Pasti bangsal kita beda," Midam bergumam pelan dengan ekspresi wajahnya yang tampak setengah berpikir.

Beberapa saat kemudian, Seobin terkekeh. Entah menertawai perkataan Midam yang memang kenyataan atau memang nasibnya yang tidak pernah berada dalam satu bangsal dengan pacarnya saat mereka jaga malam, padahal mereka berada pada PPDS yang sama. Setidaknya mereka bisa memiliki satu atau dua kali jaga malam di bangsal yang sama, tapi mereka tidak pernah mendapatkannya sama sekali. Mereka selalu berjaga malam di bangsal yang berbeda, meski berada dalam satu PPDS.

"Kayaknya emang disengaja deh." Midam bersuara lagi akhirnya. Ia menggeleng beberapa kali sambil sesekali mengangkat kedua bahunya. "Kegiatan kita juga beda banget. Jadi susah buat ketemu walaupun satu departemen. Seringnya kalau kamu sibuk di OK, aku pasti sibuk seliweran di bangsal. Giliran aku yang di OK, kamu sibuk seliweran di bangsal. Sewaktu aku jaga poli, kamunya malah lapkas. Sewaktu aku lapkas, kamunya jaga poli. Apa karena semester kita beda ya, makanya kerjaan kita beda?"

"Kangen nih ceritanya hm?" Seobin membawa dirinya mendekati Midam. Ia mengangkat satu tangannya dan memaiankan helaian rambut halus Midam yang masih tertata rapi setelah semalaman jaga. "Kalau kangen bilang aja, kenapa harus bawa-bawa kerjaan yang beda karena beda semester sih?" godanya.

Midam merengut. Ia menggeleng, namun tetap membiarkan Seobin memainkan helaian rambutnya. "Bukan. Aku nggak kangen kamu. Aku cuma bingung aja kenapa kita nggak pernah ada dalam satu kegiatan, padahal kita satu PPDS. Kalau visit besar, aku juga jarang ketemu kamu," kilahnya.

"Beneran nih nggak kangen?" Tidak ada kapoknya, Seobin kembali menggoda Midam. Kali ini meraih satu tangan Midam, menggenggamnya lembut, dan memberikan kecupan lembut di punggung tangan pacarnya. "Padahal aku kangen banget lho sama kamu, kak. Kangen pengen peluk, kangen pengen cium, kangen pengen kencan berdua. Kamu malah pengen kukantongin biar aku nggak kangen terus, ternyata kamunya nggak kangen. Kasihan ya aku, kangennya bertepuk sebelah tangan."

Midam menurunkan pandangannya, menatap tangannya yang berada dalam genggaman Seobin. Kemudian mengangkat kepalanya perlahan. "Nggak gitu, Bin," lirihnya.

"Terus? Kan kamu sendiri tadi yang bilang kalau kamu nggak kangen aku, padahal aku kangen banget sama kamu. Saking kangen, kamu pengen aku kantongin aja biar aku nggak kangen-kangen lagi. Ternyata kamunya nggak kangen."

Kali ini Midam menggeleng pelan. Bibir kucingnya yang tipis dan ranum melengkung ke bawah. "Kangen..."

"Apa? Nggak dengar."

"Kangen..."

Seobin menatap Midam datar. "Apa sih, kak? Aku nggak dengar."

Midam kian cemberut dan menyentak tangan Seobin yang menggenggam tangannya. "Aku kangen Seobin. Kalau nggak mau dikangenin, ya udah," ketusnya sambil berbalik memunggungi Seobin dan berjalan meninggalkan Seobin dengan kaki menghentak sebal.

"Lho, kak? Kok jadi kamu yang marah sih?" Seobin secepat kilat mengambil langkah seribu untuk mengerjar Midam yang terus melangkah dengan kaki menghentak, tanpa berniat menunggunya lebih dulu. Bahkan ketika ia berusaha merangkul bahu Midam, pacarnya itu melepaskan rangkulannya sepihak dengan gerakan yang terkesan menyiratkan bahwa Midam masih kesal.

COASS COOPERATE 4.0 (Part of 2.0 and 3.0)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang