Papa Hwang dan Mama Kkura Pusing!

10.3K 1.8K 698
                                    

"LOH? LOH? APA-APAAN INI? MAKSUDNYA APA NIH? KOK BEGINI SIH?!"

Minhyun melirik ke arah putri sulungnya yang sedang heboh di depan televisi, tapi sepertinya tidak sedang fokus dengan kartun yang sedang tayang di saluran televisi. Putri sulungnya itu tampak sibuk sendiri dengan ponsel di tangannya. Bibirnya mengoceh panjang lebar, jarinya mengetik di layar ponsel dengan cepat, kemudian membanting ponsel itu ke sofa dan  berguling-guling di lantai. Minhyun bingung.

Ia mendekati istrinya yang sedang duduk santai sambil mengeringkan rambut Jinyoung, walaupun sesekali melirik heran pada putrinya yang sibuk gelundungan sambil merengek, kemudian kembali mengecek sesuatu di ponselnya dan kembali merengek. Bahkan nyaris menangis-nangis histeris.

Sakura menoleh, gerakan tangannya mengusap rambut putranya dengan handuk terhenti sejenak. "Udah mandinya?" tanyanya basa-basi.

"Mm-hm." Minhyun mengangguk. Ia kembali melirik ke arah Yeji yang tetap dengan kegiatannya mengecek ponsel, mengomel, merengek, berguling-guling, dan menangis tidak jelas. Ia menyenggol lengan Sakura. "Yeji kenapa sih?" tanyanya.

Sakura mengangkat kedua bahunya, kemudian menggeleng. "Enggak tau. Barusan aja dia begitu. Tadi-tadi enggak kok. Masih anteng-anteng aja nonton kartun."

Merasa ragu dengan jawaban istrinya, Minhyun kembali menoleh ke arah putrinya dan Yeji masih tetap dengan kegiatannya. Malah mungkin semakin dramatis. Gadis itu terlihat sedang merekam pesan suara dengan suara yang nyaris penuh rengekan, kemudian membenturkan kepalanya sendiri ke kaki sofa. Dan Yeji mengulanginya beberapa kali sampai Minhyun ngeri sendiri dengan apa yang sedang dilakukan putrinya. Apakah Yeji kesurupan?

Minhyun mencolek ujung telinga Jinyoung, membuat putra bungsunya itu menoleh merengut menatapnya. Ia menujuk ke arah Yeji dengan ujung dagunya. "Kakakmu kenapa sih? Pusing papa lihatnya, dek. Kayak orang kesurupan, tapi masih setengah jalan," tanyanya.

"Oh, itu. Biasalah, namanya juga fangirl yang ditinggal grupnya di--"

"JINYOUNG! NGGAK BOLEH BICARA KOTOR YA!" Dari depan televisi sana, Yeji menjerit nyaring. Matanya yang sipit melotot tajam ke arah adiknya, tangannya memberi sinyal akan memotong leher sang adik menjadi 2 bagian.

Melihat gesture tangan sang kakak, Jinyoung balas memelototi kakaknya tanpa ampun. "Bicara kotor apanya sih? Kan adek cuma jawab pertanyaan papa. Masa begitu dibilang bicara kotor? Kan bener. Biasa fangirl yang ditinggal grupnya dis--"

"HWANG JINYOUNG, I REMIND YOU!" Yeji berdiri, kemudian menuding tepat ke wajah Jinyoung. Tatapannya menukik tajam, kedua alisnya menyatu. Ia benar-benar kesal.

Minhyun menatap Yeji dan Jinyoung bergantian beberapa kali. Wajahnya terlihat bingung. "Kalian kenapa jadi bertengkar sih? Papa kan cuma tanya, Yeji tuh kenapa kok dari tadi tingkahnya kayak orang kesurupan yang masih setengah jalan? Bukannya jawab yang bener, malah bertengkar."

Yeji menarik napas panjang, kemudian mengembuskannya perlahan. Ia mengulanginya beberapa kali, sampai Jinyoung terlihat bosan sendiri dengan kelakuan kakaknya. Bahkan Sakura memilih tidak ambil pusing. Sudah biasa kalau kedua anaknya bertengkar hanya karena tingkah salah satunya.

"Papa, kesebelasanku diperlakukan enggak adil. Mereka selama ini bekerja keras buat ngasih yang terbaik, tapi perlakuan yang mereka terima benar-benar enggak adil. Kami tuh bertahan berminggu-minggu tanpa konten dan dengan kreatifnya bikin konten sendiri saking kangennya. Kami berharap bisa ngelihat kesebelasan kami, tapi bukan dengan cara begini. Bukan ini yang kami mau. Bukan ini yang kami harapkan!"

Wajah Minhyun seketika berubah blank. Kesebelasan? Sejak kapan Yeji punya tim sepak bola favorit yang ditangisi sampai seperti ini? Tapi sepertinya belakangan ini, tidak ada tim sepak bola yang bermasalah.

COASS COOPERATE 4.0 (Part of 2.0 and 3.0)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang