Album Foto dan Selamat Tinggal

9.1K 1.9K 1K
                                    

Junho duduk termangu di sisi ranjang kamar yang ditempati mamanya di salah satu kamar tidak begitu luas di apartemennya. Tangannya mengusap perlahan sebuah album foto lawas yang tidak sengaja ia temukan nyaris berdebu dan robek di beberapa bagian sudutnya begitu ia masuk mencari mamanya, yang malam ini kembali tidak pulang ke apartemennya.

Semula, Junho ragu. Ia tidak pernah berani menyentuh barang-barang milik orangtuanya atau milik kedua kakaknya karena dulu, selalu ada hukuman keras yang diberikan kalau ia lancang menyentuh barang-barang milik orangtuanya. Bahkan tidak sengaja memecahkan gelas pun berarti satu hukuman keras, seperti pukulan-pukulan keras di sekujur tubuhnya sampai setiap sendinya membengkak dan sekujur tubuhnya lebam, juga tidak ada makan malam.

Tapi sekarang siapa yang akan menghukumnya? Memang ia peduli kalau dihukum dengan pukulan-pukulan keras sampai tubuhnya membiru sekalipun? Astaga, bahkan mungkin semua hukuman yang dulu membuatnya menangis menahan sakit seharian tidak akan berarti apa-apa sekarang baginya. Terlalu kebal? Mungkin begitu Junho harus mengatakannya.

Namun begitu ia membuka album foto lawas di tangannya, ia mengulas senyum kecut. Tidak, bukan fotonya. Foto pertama di sana jelas foto kakaknya. Kakak pertamanya. Dengan wajah mereka yang bahkan sudah mirip sejak kecil.

Junho mendengus. "Songong banget mukanya."

Putra pertama kami, Cha Myungsoo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Putra pertama kami, Cha Myungsoo. Myungsoo berarti jalan penghidupan yang tentram, merdeka, bahagia, dan sempurna.

Junho mengangguk beberapa kali. Senyum kecutnya masih bertahan di sana. "Seperti namanya, bahagia dan sempurna. Dia punya hidup yang bahagia dan sempurna. Anak kesayangan papa, artinya sama seperti putra mahkota."

Pada halaman-halaman selanjutnya, foto-foto yang Junho temukan tetap foto-foto kakak pertamanya. Hingga mungkin menghabiskan lebih dari 8 halaman. Sampai pada halaman kesembilan, ia menemukan foto sesosok bayi yang tampak begitu riang dalam setelan birunya.

Dan Junho mengenali bayi itu sebagai kakak keduanya.

Dan Junho mengenali bayi itu sebagai kakak keduanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Putra kedua kami, Cha Eunwoo. Eunwoo berarti kebahagiaan, kehormatan, dan pernikahan.

Junho mencibir kecil. Ekspresinya terlihat sanksi. "Pernikahan, katanya? Dia jomblo, bung. Sampai hari ini. Bayi dengan nama yang malang. Apa harusnya pernikahan diganti kejombloan?"

COASS COOPERATE 4.0 (Part of 2.0 and 3.0)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang