Minhee dan Legenda Perut Tanpa Akhirnya

10.1K 1.7K 569
                                    

"Eunsang juga nggak tau Alganax itu punya siapa, tapi kalau jatuhnya di depan ruang koass, pasti punya koass. Tapi siapanya Eunsang juga nggak tau. Rencananya kalau dokter Chaeyeon yang di Psikiatri nggak sibuk, Eunsang mau coba nanya. Tapi terakhir kali Eunsang ke Departemen Psikiatri tadi siang, dokter Chaeyeonnya sibuk ngisi seminar."

Minhee mengangguk-angguk beberapa kali sambil terus mengunyah permen karet anggurnya ketika Eunsang terus berbicara di sampingnya. "Di antara kita berduabelas nih, cuma satu orang yang punya riwayat mengkonsumsi obat resep dari psikiater. Junho doang dan kalau dilihat, obatnya emang banyak banget. Itu harga obatnya berapaan aja sih?"

Eunsang tampak berpikir sebentar. "Kalau Lithium Carbonate yang biasanya kita cuma sebut Lithium dan biasa distok Juno itu bisa sekitar 2 jutaan pertabungnya. Tapi tergantung juga belinya di mana, merknya apa, dan berapa tinggi dosisnya. Kalau punya Juno yang dosisnya agak tinggi, jadinya agak mahalan. Itu belum ditambah sama obat-obatnya yang lain, belum juga terapinya. Makanya, Eunsang penasaran, Alganax itu punya siapa kira-kira?"

"Lo curiga nggak kalau misalnya Junho beli dan minum obat itu sembarangan? Maksudnya, tanpa anjuran dan resep resmi dari dokter Chaeyeon."

Kali ini Eunsang menggeleng penuh keraguan. "Kayaknya enggak deh, Hee, karena setiap sebulan sekali, Juno pasti check up dan pasti ketahuan kalau Juno konsumsi obat di luar yang diresepkan dokter Chaeyeon. Lagipula, Alganax nggak dijual bebas dan dilarang dikonsumsi sembarangan."

Minhee mengangguk beberapa kali. "Kalau begitu, artinya Junho dapat Alganax sesuai dengan resep? Alganax itu kandungan alprazolam dan masuk golongan benzodiazepin kan? Kenapa nggak diresepkan lorazepam? Lorazepam kan juga jenis benzodiazepin."

"Keluarga benzodiazepin bukan cuma alprazolam sama lorazepam, tapi juga ada bromazepam, diazepam, halazepam, medazepam, midazolam, prazepam, dan beberapa lainnya lagi. Tapi setiap anggota keluarga benzodiazepin kan juga pasti punya kontraindikasi dan interaksi obat. Pasti ada alasan kalau Juno sampai diresepkan alprazolam dan yang sepenuhnya memahami alasan itu cuma psikiater karena mereka yang meresepkan obat sesuai dengan kondisi pasiennya," Eunsang berargumen.

Sekali lagi, Minhee hanya bisa mengangguk-angguk. Dari semua anggota keluarga benzodiazepin yang disebutkan Eunsang, sejujurnya yang masih ia ingat hanyalah alprazolam dan lorazepam. Terlebih alprazolamlah yang sering diberitakan disalahgunakan. Selebihnya? Ia lupa semuanya. Bahkan ia hampir tidak ingat perihal kontraindikasi dan interaksi obat.

"Kalau besok ada waktu luang, temenin Eunsang ketemu dokter Chaeyeon ya? Eunsang mau tanya-tanya sedikit tentang progres farmakoterapinya Juno. Belakangan ini, Juno juga nggak pernah cerita apapun ke Eunsang, jadi Eunsang juga nggak tau, dosis obat-obatnya Juno yang lain masih tetap, turun, atau justru tambah. Eunsang juga nggak tau apa Juno masih ru—"

"Minheeku sayang, rindunya..."

Minhee hampir saja menjerit kaget ketika pacarnya – siapa lagi kalau bukan Hwang Yunseong – datang dengan seragam jaga warna birunya yang khas dan langsung memeluknya erat-erat, dengan Eunsang yang masih berdiri di sampingnya. Kalau saja Yunseong memeluknya dengan normal, jelas ia tidak akan hampir menjerit kaget dengan begitu dramatisnya. Sayangnya, Yunseong langsung menerjang ke perutnya dan mengusakkan kepala ke perutnya, seperti sedang mengusakkan kepala di atas bantal empuk.

Eunsang mengerjap beberapa kali, menatap salah tingkah ke arah Minhee. "Eunsang ke bangsal rawat inap duluan ya? Kalau Minhee udah selesai sama dokter Yunseong, langsung nyusul ya. Eunsang pamit dulu. Dadah..."

"Sang, kalau ada yang nanya gue di mana, bilang aja lagi buang air besar, jadi agak telat," Minhee berpesan. Ia memegangi kepala Yunseong dengan satu tangannya, berusaha menjauhkan kepala Yunseong dari perutnya karena bagaimanapun, rambut Yunseong yang kaku dan tebal mirip bulu babi yang menggelitik. Ia melirik ke bawah dan menepuk-nepuk puncak kepala Yunseong lembut. "Dok, jangan gini. Rambutnya bikin geli," katanya.

COASS COOPERATE 4.0 (Part of 2.0 and 3.0)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang