Status Dramaticus

10.4K 1.6K 343
                                    

This chapter contains the theme of infidelity, poor self-affection, poor self-control, toxic relationships, manipulative character, and several other things that trigger discomfort. It's forbidden to link the profession with characterizations. If inconvenience arises in reading or after reading, please skip. Take care of yourself.

🐇Read at your own risk🐇

"Saya mungkin tidak pada tempatnya untuk bersuara, tapi sebagai teman yang mengenal Seungyoun sejak masih preklinik, saya berharap anda bertanggungjawab atas apa yang sudah anda lakukan, dok. Saya tidak tau apa tujuan anda mendekati teman saya, tapi anda telah membohongi dan membuatnya mengalami situasi yang tidak menyenangkan."

Sore ini, Seungwoo sungguh tidak bisa menutup matanya untuk menjadi buta dan menulikan telinganya untuk benar-benar menjadi tuli. Saat Lee Hangyul dengan berani datang ke hadapannya dan berbicara langsung padanya, ia tidak lagi bisa berpura-pura tidak tahu dan mengabaikan segalanya. Ia tahu bahwa dirinya dan Seungyoun nyaris menjadi buah bibir setiap orang di rumah sakit, yang dibicarakan setiap kali jam makan siang atau kapanpun jam istirahat datang. Meski ia berulang kali mencoba bersikap abai dan mencoba berperilaku senormal mungkin, ia mendengar semua yang orang-orang katakan terhadapnya, juga terhadap Seungyoun. Dan mungkin apa yang Seungyoun dengar lebih buruk daripada yang ia dengar.

Di hadapannya, Hangyul menatapnya lurus-lurus. Ia tidak begitu mengenal Hangyul, tapi ia tahu bahwa Hangyul adalah teman baik Seungyoun. "Jika anda sejak awal bermaksud serius terhadap Seungyoun, seharusnya anda tidak membohonginya, juga tidak menjadikannya selingkuhan yang terkesan merebut anda secara spontan dari tunangan anda. Sekarang dia menerima semua perkataan dan pandangan buruk terhadap dirinya, dan anda mengabaikannya seakan anda sudah bosan padanya. Itu membuat Seungyoun tertekan."

Setiap kata penuh penekanan yang Hangyul katakan seakan membawa kembali Seungwoo pada hari-hari singkatnya bersama Seungyoun. Juga hari di mana ia beradu argumen keras dengan Eunwoo dan hari terakhirnya bersitatap dengan Byungchan.

"Lain kali jika anda sudah memiliki pasangan, jangan coba membohongi, membodohi, dan memanipulasi orang lain untuk memenuhi jawaban atas rasa penasaran anda sendiri. Saat anda melakukannya, pikirkan tentang hati-hati yang sudah anda kecewakan. Seungyoun bukan orang yang mudah membuka hati dan jika anda hanya mampir karena anda penasaran, sebaiknya tidak perlu mampir. Dia bukan tempat persinggahan saat anda merasa bosan, juga bukan objek yang dapat anda gunakan saat anda menginginkannya, dan membuangnya saat anda sudah bosan padanya. Saya harap anda dapat mempertanggungjawabkan apa yang sudah anda lakukan, baik terhadap dokter Byungchan ataupun Seungyoun."

Ketika Lee Hangyul akhirnya berlalu melewatinya, tidak sepatah katapun dapat ia katakan. Hari-hari singkatnya dengan Seungyoun terus berkelebat. Senyumnya yang manis setiap kali bangun tidur, suara tawanya yang renyah, kerlingan indah di sepasang netra rubahnya, juga bagaimana roman wajahnya di hari-hari ketika hubungan mereka mulai tidak baik-baik saja. Ia tidak ingin munafik dengan tidak mengakui bahwa ia menghargai semua waktu kebersamaan singkatnya dengan Seungyoun. Ia menghargai setiap waktunya dengan Seungyoun, seperti ia menghargai setiap waktunya dengan Byungchan.

Hatinya mulai gamang. Perasaan bersalah terasa begitu menekan setiap tarikan napasnya. Raut wajah kedua orangtuanya hari itu juga ikut melintas dalam benaknya.

................................ [[💌🕊]]

Hyungjun menatap lurus-lurus pada Hangyul yang berjalan di sampingnya. Sejujurnya, ia tidak pernah sedongkol ini kepada Hangyul sebelumnya. Tapi entahnya, tiba-tiba saja perasaan dongkolnya nyaris tidak terkendali. Sialnya, ia bukan tipe orang yang bisa menyembunyikan kedongkolan hatinya dengan tetap tersenyum ramah dan berkata-kata lemah lembut. Tidak, tidak, ia jauh sekali dari yang seperti itu. Jika ia kesal, semua orang yang berpapasan dengannya pasti dapat menangkap roman tidak menyenangkan di wajahnya dan akan langsung mengerti bahwa ia sedang dalam perasaan tidak menyenangkan. Istilahnya, bad mood.

COASS COOPERATE 4.0 (Part of 2.0 and 3.0)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang