There's No Smoke, If There's No Fire

9.6K 2.1K 875
                                    

╔════•😈🌹💙•════╗
Read on your own risk
╚════•😈🌹💙•════╝

Reminder : Cerita ini hanyalah rekaan. Memiliki konflik yang cukup berat dan alur lambat, maka dibutuhkan kebijakan pembaca saat membaca. Dilarang menyangkutpautkan profesi dengan penokohan.

[💌]..................[🕊]

Kalau Junho boleh jujur, sebenarnya ia agak canggung saat harus bertemu residen-residen lain yang pernah dikenalnya. Mereka sudah lama tidak bertemu dan saling bertegur sapa, bahkan ia lupa kapan terakhir kali ia betegur sapa dengan salah satu dari mereka. Rasanya seperti aneh saja sekarang ia malah muncul di tengah-tengah mereka, meskipun kenyataannya teman-temannya yang lain juga ikut muncul di sana bersamanya. Tapi perasaan canggung itu tetap ada setelah cukup lama mereka tidak saling bertemu dan bertegur sapa. Walaupun kenyataannya residen di sini bersikpa sangat ramah kepada koass, tidak bisa memungkiri bahwa posisinya sebagai koass membuatnya masih merasa canggung saat bertemu residen, kecuali memang benar-benar dekat seperti Yohan yang notabene adalah pacar dokter Yuvin, Minhee yang notabene adalah pasangan dokter Yunseong, si kembar yang notabene dekat dengan dokter Seungwoo dan dokter Byungchan, juga Eunsang yang notabene adalah adik dokter Midam.

Junho mengulum senyum tipis. Ah ya, pertemuan terakhirnya dengan seorang dokter residen adalah pertemuannya dengan Midam sekitar berbulan-bulan lalu. Masa koassnya diawali dengan ia yang terpesona pada residen Orthopedi yang tanpa ia tahu adalah kakak kandung dari orang yang hingga saat ini paling berpengaruh dalam hidupnya, kemudian dilanjutkan pada drama panjang yang membuatnya tampak menjadi begitu jahat dengan mempermainkan 2 orang, lalu Eunsang yang membuatnya melihat bahwa ia begitu membutuhkan Eunsang dalam hidupnya, hingga berakhir kini ia hanya melihat Midam sebagai residen senior yang harusnya ia hormati, juga kakak dari kekasihnya.

Drama panjang itu berakhir. Ia belajar banyak hal bahwa manusia selalu dihadapkan pada 2 pilihan dalam hidupnya. Satu pilihan adalah apa yang sesungguhnya hatinya butuh dan inginkan, satu pilihan lainnya adalah apa yang sesungguhnya obsesi nya butuh dan inginkan. Dan Eunsang adalah apa yang hatinya butuh dan inginkan. Bahkan sampai sekarag, ia bisa tidak membayangkan bagaimana ia melewati fase terburuk dalam hidupnya yang membuatnya kembali merasakan trauma berat dan berakhir di bangsal rehabilitasi jika tanpa Eunsang.

Terkadang untuk hal-hal lain yang tidak pernah ia syukuri ada dalam hidupnya, ia masih teramat bersyukur bahwa Tuhan pernah menciptakan orang sebaik dan sesabar Eunsang untuk menghadapinya. Eunsang walaupun terlihat begitu lembut, ia pemberani. Berani menaklukkan bayangan hitam yang ada dalam dirinya, menekan segala bentuk egoisitas, dan memegang kendali tanpa melukainya.

"Kak Seobin, jangan peluk-peluk kak Midam. Cuma Eunsang yang boleh peluk-peluk kak Midam. Kak Seobin minggir, sana peluk badak aja!"

"Kenapa sih? Kan kak Midam pacarnya kakak. Masa nggak boleh peluk-peluk pacar sendiri?"

"Nggak boleh. Pokoknya nggak boleh! Kalau kak Seobin meluk kak Midam, Eunsang siram pakai kuah rawon pokoknya! Kak Seobin, nggak boleh!"

"Utututu... lucunya. Adiknya kucing ternyata juga mirip kucing. Kalau nggak boleh peluk kak Midam, sini kakak peluk Eunsang aja.."

"Nggak mau! Nanti Eunsang kena panu kalau dipeluk kak Seobin!"

Junho menarik kedua sudut bibirnya begitu ia memasuki kantin dan melihat Eunsang sedang meraung-raung menghindari pelukan Seobin sambil mengancam akan menyiramkan kuah rawon ke kepala residen Orthopedi itu. Dan sementara ia melangkah perlahan, ketiga temannya - Minhee, Dongpyo, dan Hyungjun - sudah masuk lebih dulu dengan langkah lebar yang selebar senyum di bibir mereka.

COASS COOPERATE 4.0 (Part of 2.0 and 3.0)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang