Resep Perut Nyoi-Nyoi Ala Yunseong

10.4K 1.9K 655
                                    

"Seong, ayo makan siang bareng."

Yunseong yang sedang berjalan lunglai dan beberapa kali hampir dinding yang bahkan hanya diam di sekitar lorong rumah sakit, menoleh ketika Eunwoo turun tangga dari arah Departemen Ilmu Kesehatan Anak. Ia diam sejenak dan menatap Eunwoo dengan wajah datar, nyaris tidak ada ekspresi berarti di sana. Kelopak matanya nyaris mirip seperti orang yang tidak tidur selama 3 hari lamanya, kantung matanya benar-benar terlihat memberatkan matanya, dahinya mengernyit dalam seperti ia tidak bisa mengenali Eunwoo dalam sekali tatap, bibirnya terbuka tanpa suara yang keluar dari sana, dan sebelah alisnya terangkat. Orang-orang di Departemen Ilmu Saraf mungkin akan menyebutnya sebagai Hwang blank Yunseong.

Eunwoo menggaruk belakang kepalanya saat tatapan aneh Yunseong kian menjadi-jadi, seakan tidak memedulikan beberapa orang yang sedang mengantri di depan Poli Obsgyn. "Lo kenapa sih, Seong? Enggak malu apa dilihatin pasien begitu?" tanyanya sambil menunjuk ke arah jajaran pasien dan pengantar mereka yang duduk menatapnya di depan Poli Obsgyn.

Yunseong menoleh dan tersenyum kaku. Ia buru-buru membungkuk sopan sambil menggumamkan beberapa permintaan maaf dan memilih berlalu bersama Eunwoo yang masih berdiri di ujung tangga terbawah sambil menggaruk belakang kepalanya.

"Lo kutuan, Woo?" tanyanya. Wajah Yunseong masih semenyebalkan beberapa detik lalu. Ia menatap Eunwoo dari atas ke bawah, kembali lagi ke atas, dan ke bawah. Beberapa kali, sampai akhirnya ia menggelengkan kepala pelan. "Pantesan jomblo. Ganteng sih, tapi kutuan ternyata. Mana ada orang yang mau sama lo kalau lo kutuan?"

Eunwoo menganga tidak percaya. "Siapa yang berani nyebar gosip baru kalau gue kutuan? Belum selesai gosip satu, keluar lagi gosip baru. Siapa yang berani nyebar gosip kalau gue kutuan?" tanyanya.

"Hwang Yunseong." Yunseong mengangkat sebelah tangannya dan menunjuk pada kepala Eunwoo. "Itu garuk-garuk kepala terus. Biasanya orang kalau garuk-garuk kepala terus, banyak kutunya. Atau malah kutunya udah bertelur, beranakpinak, bercucu, bercicit, dan membuat generasi baru di rambut lo yang mirip metropolitan di mata mereka."

Rahang Eunwoo jatuh seketika. Maka tanpa menunggu Yunseong, ia langsung berjalan meninggalkan residen saraf itu. Bicara pada Yunseong ketika residen itu dalam mode imajinasi tingkat tinggi, sama sekali tidak berguna. Antara berbicara dengan dokter yang sudah dewasa dengan bicara dengan anak 3 tahun yang memiliki imajinasi liar ketika bermain, rasanya tidak ada bedanya. Justru Eunwoo akan pusing jika harus mengobrol dengan Yunseong.

Namun langkah Eunwoo terhenti di depan Poli Orthopedi ketika melihat Wooseok dan Midam keluar bersamaan dari sana bersama sosok yang jelas tidak asing baginya. Jelas bukan Seobin karena bocah dengan seribu nyawa persis kagebunshin - jika Yunseong yang menganadaikannya - sedang kalang kabut dikejar CITO bersama dokter Seongwoo saat sejam lalu masuk 4 korban kecelakaan lalu lintas dengan kasus fraktur di beberapa bagian tubuhnya. Dan jelas juga bukan dokter Seongwoo karena konsulen jenaka satu itu pasti sedang berpanas kepala di OK.

Eunwoo menahan napasnya, kedua tangannya perlahan terkepal. "Ngapain kak Myungsoo di sini?" tanyanya, suaranya tertahan.

Yunseong menyusul di belakang Eunwoo. Ia berdiri tepat di samping Eunwoo yang nyaris setegang kobra menatap sosok yang di matanya entah bagaimana seperti Junho dengan versi lebih dewasa, dengan Midam dan Wooseok yang berdiri di sampingnya.

Midam menatap Eunwoo dan Myungsoo bergantian, beberapa kali. Matanya tertuju pada badge nama yang masing-masing terpasang di dada Eunwoo dan Myungsoo. "Ini dokter Myungsoo, spesialis baru di Orthopedi."

"Kami nggak perlu berkenalan, Midam." Myungsoo menjawab tenang, ia menoleh senejak menatap Midam yang berdiri di samping kanannya, kemudian kembali menatap Eunwoo yang tampak mulai mengeraskan rahangnya. "Jangan bersikap seakan kamu ketemu musuhmu, padahal kamu hanya ketemu kakakmu, Eunwoo."

COASS COOPERATE 4.0 (Part of 2.0 and 3.0)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang