wooseoshine Nggak boleh ada yang jahatin jomblonya aku. Kasian, belum punya pasangan. Jangan dijahatin, nanti aku marah😤
View all comment
midam.lee Itu kamu jahatin dia lho. Setengah ngejek sebenernya hehehe
wooseoshine Cuma aku yang boleh jahatin jomblonya aku, yang lain nggak boleh😤 @midam.lee
lee_jinhyuk But you denied honey @wooseoshine
chaeunwoo_ Terus yang boleh jahatin aku cuma kamu gitu? Bagus meng bagus😒
chaeunwoo_ Kamu keburu menyangkal, padahal kamu belum dengar apa yang Jinhyuk bilang. Baru spekulasiku, tapi kamu udah menyangkal lebih dulu meng @lee_jinhyuk @wooseoshine
lee_jinhyuk Padahal apa yang kutahu lebih dari sekedar spekulasi, langsung kenyataan. Ini udah ditumpahin teh sampai ampasnya lho. Kamu mau dituangin teh, gelasnya dipinggirin dulu honey @wooseoshine
hwang.yunseong Apetu? Kok tidak ajak-ajak Yunseong? Jahatnye... @lee_jinhyuk
wooseoshine Aku siapin mental dulu dengerin kalian berdua. Baru dengar namanya, aku jadi pengen membela dan menyangkal karena dia temenku😭 @lee_jinhyuk @chaeunwoo
hwang.yunseong Tak ajak Yunseong, awas tumbuh bisul 3 biji @wooseoshine @lee_jinhyuk @chaeunwoo_
lee_jinhyuk Ya udah siapin dulu mentalnya sebelum kukasih minum teh sampai beser, tapi mungkin ada baiknya kalau kamu ngobrol bareng @byung.chanie dari hati ke hati yang biasanya kalian sebut curhat-curhatan. Udah lama nggak ngobrol bareng kan? Bertiga, sekalian sama Midam @wooseoshine
wooseoshine Aku jamal nanti😭 @lee_jinhyuk
This chapter contains the theme of infidelity, poor self-affection, poor self-control, toxic relationships, manipulative character, and several other things that trigger discomfort. It's forbidden to link the profession with characterizations. If inconvenience arises in reading or after reading, please skip. Take care of yourself.
🌹Read at your own risk🌹
Yohan meletakkan ponselnya ke atas meja dan kembali pada kegiatan mengaduk bubur ayam untuk makan siangnya. "Dokter Eunwoo ternyata dekat ya sama dokter Wooseok? Gue baru tau ternyata mereka temenan sedekat itu," gumamnya.
Dongpyo mengangguk sambil menambahkan beberapa sendok sambal ke dalam mangkuk berisi sotonya. "Dokter Eunwoo kayaknya emang gampang dekat sama siapapun deh, persis kayak Junho. Social butterfly, dia juga kelihatannya mudah beradaptasi sama lingkungan. Dan itu persis banget sama Junho yang dulu waktu preklinik ada aja kenalannya di tiap prodi," balasnya.
"Tapi maksudnya dokter Jinhyuk tuh apa ya? Yang teh-teh itu. Ada yang paham? Sepanjang gue baca komenan mereka, gue gagal paham sama istilah teh yang dipakai dokter Jinhyuk. Pakai acara dokter Yunseong ikut-ikutan. Udah gue gagal paham, makin gagal paham akhirnya." Minhee menimpali sambil menimbang-nimbang harus mengaduk bubur ayamnya atau tidak, tapi setelah melihat penampilan bubur ayam milik Yohan, ia bergidik ngeri dan memilih tidak mengaduk buburnya. Alias membiarkannya tetap cantik.
Di samping Minhee, Eunsang mengangguk sambil menunggu sotonya lebih dingin untuk disantap. "Eunsang juga sering denger atau lihat komentar orang-orang yang sering bawa-bawa teh, mulai dari tuangin tehnya atau tumpahin tehnya. Eunsang nggak tau kalau ternyata dokter Jinhyuk juga pakai istilah begituan. Emangnya maksudnya teh itu apa?" tanyanya.
"Teh yang dimaksud dokter Jinhyuk tuh suatu keterangan atau kejelasan dari perkara. Kalau ada orang yang bilang tuangin teh atau tumpahin tehnya, berarti bocorin atau kasih tau duduk perkara sebenarnya tentang apa atau bisa jadi siapa. Kalau dokter Jinhyuk tadi bilang tuangin teh sekalian sama ampasnya, artinya dia tau sebuah kebenaran dari sebuah duduk perkara sampai ke akarnya, dia tau lebih banyak daripadanya beberapa orang yang mungkin udah tau tentang perkara intinya," Hyungjun menjelaskan tenang sambil meraih sebotol kecap di dekat lengan Yohan.
Kim Yohan mengangguk beberapa kali sambil terus mengaduk buburnya, membuat Minhee yang duduk di depannya bergidik ngeri. "Terus duduk perkara yang dokter Jinhyuk tau itu apa? Kok sampai dokter Eunwoo ikut angkat komentar? Dokter Wooseok juga kayaknya sampai butuh waktu buat dengar kejelasannya."
Kali ini Hyungjun mengangkat kedua bahunya dan menggeleng samar. "Enggak tau pastinya, tapi mungkin sesuatu yang menyangkut dokter Eunwoo dan agak nyerempet menyangkut dokter Wooseok," jawabnya.
"Sesuatu yang menyangkut dokter Eunwoo belakangan ini kan tetap isu perselingkuhannya sama dokter Byungchan, padahal mereka nggak selingkuh. Malah dokter Seungwoo - tunangannya dokter Byungchan - yang selingkuh."
Ketika mulut Minhee terkatup, sedetik kemudian, ia menutup mulutnya dengan kedua tangan. Yohan dan Eunsang menatap Minhee penuh keterkejutan, sementara Dongpyo langsung melotot kesal ke arah Minhee dan Hyungjun hanya memasang wajah tenang tanpa ekspresi, dan menatap Minhee lurus-lurus.
Di balik kedua tangannya, Minhee menggigit bibir bawahnya, setengah mengutuki kebiasaan bicara yang tidak bisa dikendalikan. "Bukan, bukan, maksud gue tuh bukan gitu. Maksudnya..."
Yohan menaikkan sebelah alisnya. "Gue udah dengar jelas dari mulutnya tentang sesuatu yang menyangkut dokter Eunwoo belakangan ini tetap isu perselingkuhannya sama dokter Byungchan, padahal mereka sama sekali nggak selingkuh. Dan lo membawa nama dokter Seungwoo sebagai orang yang selingkuh. Gue udah dengar Minhee. Lo kira gue bolot?"
Minhee melirik ngeri ke arah Hyungjun yang masih dengan tenang memotong-motong kecil bakso sapinya. Ngeri saja kalau ternyata Hyungjun akan menguncinya di kamar penuh boneka setan semalaman. Astaga, kenapa mulutnya benar-benar tidak bisa dikendalikan? Kenapa juga dia tidak fokus saja pada makanannya? Ya Tuhan, mau jadi apa kalau Hyungjun sampai menguncinya di dalam kamar penuh boneka setan yang bisa saja diberi roh dan bergerak sewaktu-waktu?
Hyungjun mengangkat kedua bahunya pelan. "Mau gimana lagi, ya emang udah resiko. Ngasih tau Minhee itu lengkap paketnya sama dibocorin ke mana-mana karena mulutnya Minhee emang ember," katanya tenang.
"Terus gimana, Njun? Ini Yohan sama Eunsang udah terlanjur dengar omongan Minhee. Nggak mungkin diralat, apalagi Yohan udah dengar lengkap dan paham." Dongpyo menoleh menatap kembarannya bingung, sambil sesekali mengumpati Minhee yang hanya mampu meringis penuh rasa bersalah.
Hyungjun meletakkan sendok dan garpunya ke pinggiran mangkuknya, kemudian menatap Yohan dan Eunsang satu persatu bergantian. "Rencana diubah. Tuangin tehnya. Mereka udah terlanjur dengar dan mungkin lebih baik diterangkan dari awal, dengan syarat, mereka nggak akan bocor ke mana-mana kayak Minhee."
"Eunsang bisa dipercaya."
"Yohan ini agak ember kayak Minhee, kan mereka sejenis."
Seketika Yohan melotot ke arah Hyungjun. "Gue juga sejenis sama lo ya. Kita semua di sini sejenis. Apaan maksud lo gue sejenis sama Minhee?"
Dongpyo meringis. "Sama-sama mulut ember dan tukang gosip. Itu namanya sejenis hehehe..."
Hyungjun terkekeh santai. Ia menumpukan kedua sikunya di atas meja dan mengaitkan jari-jari tangannya untuk menumpu dagunya. "Tapi gue punya aturan. Beberapa aturan berlaku buat kalian berdua. Kalian gosip ini menyebar serumah sakit dan bikin nama dokter Byungchan, juga dokter Eunwoo jelek, gue harus berhati-hati saat menyampaikan sesuatu. Dan kebenaran yang akan gue bilang bisa dijadikan alibi kuat untuk semakin menyudutkan mereka dengan pengalihan pihak bersalah, jadi kalian harus janji, jaga rahasia ini sampai perintah dari gue. Kalau gue bilang diam, jangan dibocorin. Kalau gue bilang tuang, kasih tau."
Eunsang bersitatap dengan Yohan sesaat. Raut wajahnya tampak bingung, dahinya berkerut dalam. "Apa gosip itu bisa berakibat lebih besar daripada sekedar merusak nama dokter Eunwoo sama dokter Byungchan?"
Berpikir sejenak, Hyungjun mengangguk. "Ya, jelas. Bahkan lebih besar, Sang. Gosip ini menyudutkan dokter Eunwoo dan sesuatu yang menyudutkan dia di saat dia nggak bersalah pasti menyita pikirannya, lalu pasti jadi beban pikiran sendiri buat dia, terlebih kakak dan mamanya di rumah sakit ini. Gerak-gerik dan tindakannya diawasi, dia nggak bebas untuk membela diri karena lebih dulu dicap sebagai perebut tunangan orang. Kalau isu ini menjadi beban pikiran yang besar buat dokter Eunwoo, otomatis isu ini bakalan menyita banyak perhatiannya dan kalau seandainya perhatian dokter Eunwoo lebih fokus ke isu ini, ada Junho yang harus dikorbankan. Dokter Eunwoo masih satu-satunya keluarganya Junho yang peduli penuh dengan Junho dan kalau perhatiannya terbagi, ia akan lepas pengawasan dari Junho. Manusia itu jarang ada yang bisa terfokus pada 2 hal secara bersamaan. Bisa pun sebentar, selebihnya, pasti akan lengah dan perlahan pasti terabaikan."
Dongpyo mengangguk beberapa kali. "Gue nggak tau kapan Hyungjun mikir tentang hal ini, tapi ada benarnya. Kalau perhatian dokter Eunwoo terpecah dan lebih banyak terfokus ke arah isu yang menyudutkan dia, orang pertama yang dikorbankan adalah Junho. Sedikit banyak, Junho pasti diabaikan. Dan hasilnya pasti jelek."
"Makanya, ada beberapa aturan yang harus kalian ikuti kalau kalian mau tau. Sebenarnya gue mau kasih tau kapan-kapan kalau situasinya udah memungkinkan, tapi Minhee bocor mulut dulu."
Minhee hanya meringis kikuk sambil menyuapkan sesendok bubur ayamnya perlahan.
"Pertama, kalau kalian kaget, dilarang teriak."
"Kedua, kalau kalian ingin bertanya, nggak perlu pakai suara kencang."
"Ketiga, ini khusus buat Yohan, dilarang kaget berlebihan saat lo tau siapa yang nanti namanya bakalan gue sebutin."
"Keempat, ini khusus buat Eunsang, dokter Eunwoo pernah naksir sama lo - walaupun lo bolot banget sumpah - jadi diharap tenang ya."
Yohan memasang ekspresi wajah datar. "Peraturannya nggak jelas banget sih."
Berbeda dengan Yohan, Eunsang justru memasang raut wajah penuh kebingungan. "Njun tau dari mana? Dokter Eunwoo aja nggak pernah bilang apa-apa sama Eunsang," tanyanya.
Minhee menepuk dahinya keras-keras. "Percuma sih ngasih tau dokter Eunwoo pernah suka sama Eunsang, soalnya tingkat kepekaan Eunsang tentang begituan tuh nol besar."
"Terus, kalian ini sebenernya mau spill tentang apa? Cepetan, keburu jam istirahat makan siangnya habis." Yohan memutar mata bosan, kemudian memilih meneguk kembali teh hangatnya yang terabaikan.
Hyungjun menarik napas panjang, kemudia mengembuskannya perlahan. "Bukan dokter Eunwoo sama dokter Byungchan yang selingkuh, tapi dokter Seungwoo sama kak Seungyoun. Dongpyo and I saw them kissing, lip to lip. So romantic."
Yohan tersedak, tehnya menyembur keluar dan beberapa tetes tampak membasahi snellinya. "Kak Seungyoun? Cho Seungyoun yang itu?"
Dongpyo mengangguk. "Exactly right. Cho Seungyoun, orang yang pernah ngasih lo harapan besar, tapi nggak pernah ngasih kepastian sampai akhirnya lo ketemu dokter Yuvin."
Selamat sore. Apakah hari kalian menyenangkan?🌹