╔════•😈🌹💙•════╗
Read on your own risk
╚════•😈🌹💙•════╝
Reminder : Cerita ini hanyalah rekaan. Memiliki konflik yang cukup berat dan alur lambat, maka dibutuhkan kebijakan pembaca saat membaca. Dilarang menyangkutpautkan profesi dengan penokohan.
[💌]..................[🕊]
Kalau Junho boleh jujur, sebenarnya ia agak canggung saat harus bertemu residen-residen lain yang pernah dikenalnya. Mereka sudah lama tidak bertemu dan saling bertegur sapa, bahkan ia lupa kapan terakhir kali ia betegur sapa dengan salah satu dari mereka. Rasanya seperti aneh saja sekarang ia malah muncul di tengah-tengah mereka, meskipun kenyataannya teman-temannya yang lain juga ikut muncul di sana bersamanya. Tapi perasaan canggung itu tetap ada setelah cukup lama mereka tidak saling bertemu dan bertegur sapa. Walaupun kenyataannya residen di sini bersikpa sangat ramah kepada koass, tidak bisa memungkiri bahwa posisinya sebagai koass membuatnya masih merasa canggung saat bertemu residen, kecuali memang benar-benar dekat seperti Yohan yang notabene adalah pacar dokter Yuvin, Minhee yang notabene adalah pasangan dokter Yunseong, si kembar yang notabene dekat dengan dokter Seungwoo dan dokter Byungchan, juga Eunsang yang notabene adalah adik dokter Midam.
Junho mengulum senyum tipis. Ah ya, pertemuan terakhirnya dengan seorang dokter residen adalah pertemuannya dengan Midam sekitar berbulan-bulan lalu. Masa koassnya diawali dengan ia yang terpesona pada residen Orthopedi yang tanpa ia tahu adalah kakak kandung dari orang yang hingga saat ini paling berpengaruh dalam hidupnya, kemudian dilanjutkan pada drama panjang yang membuatnya tampak menjadi begitu jahat dengan mempermainkan 2 orang, lalu Eunsang yang membuatnya melihat bahwa ia begitu membutuhkan Eunsang dalam hidupnya, hingga berakhir kini ia hanya melihat Midam sebagai residen senior yang harusnya ia hormati, juga kakak dari kekasihnya.
Drama panjang itu berakhir. Ia belajar banyak hal bahwa manusia selalu dihadapkan pada 2 pilihan dalam hidupnya. Satu pilihan adalah apa yang sesungguhnya hatinya butuh dan inginkan, satu pilihan lainnya adalah apa yang sesungguhnya obsesi nya butuh dan inginkan. Dan Eunsang adalah apa yang hatinya butuh dan inginkan. Bahkan sampai sekarag, ia bisa tidak membayangkan bagaimana ia melewati fase terburuk dalam hidupnya yang membuatnya kembali merasakan trauma berat dan berakhir di bangsal rehabilitasi jika tanpa Eunsang.
Terkadang untuk hal-hal lain yang tidak pernah ia syukuri ada dalam hidupnya, ia masih teramat bersyukur bahwa Tuhan pernah menciptakan orang sebaik dan sesabar Eunsang untuk menghadapinya. Eunsang walaupun terlihat begitu lembut, ia pemberani. Berani menaklukkan bayangan hitam yang ada dalam dirinya, menekan segala bentuk egoisitas, dan memegang kendali tanpa melukainya.
"Kak Seobin, jangan peluk-peluk kak Midam. Cuma Eunsang yang boleh peluk-peluk kak Midam. Kak Seobin minggir, sana peluk badak aja!"
"Kenapa sih? Kan kak Midam pacarnya kakak. Masa nggak boleh peluk-peluk pacar sendiri?"
"Nggak boleh. Pokoknya nggak boleh! Kalau kak Seobin meluk kak Midam, Eunsang siram pakai kuah rawon pokoknya! Kak Seobin, nggak boleh!"
"Utututu... lucunya. Adiknya kucing ternyata juga mirip kucing. Kalau nggak boleh peluk kak Midam, sini kakak peluk Eunsang aja.."
"Nggak mau! Nanti Eunsang kena panu kalau dipeluk kak Seobin!"
Junho menarik kedua sudut bibirnya begitu ia memasuki kantin dan melihat Eunsang sedang meraung-raung menghindari pelukan Seobin sambil mengancam akan menyiramkan kuah rawon ke kepala residen Orthopedi itu. Dan sementara ia melangkah perlahan, ketiga temannya - Minhee, Dongpyo, dan Hyungjun - sudah masuk lebih dulu dengan langkah lebar yang selebar senyum di bibir mereka.
Setelah cukup dekat, ia meraih bahu Eunsang dan merangkulnya lembut, yang seketika berhasil membuat Eunsangnya berhenti melancarkan serangan-serangan mematikan untuk menyerang Seobin dan seketika membuat lawan ributnya tertawa terbahak-bahak.
Eunsang berbalik dengan bibir mencebik ke bawah, matanya memandang Junho dengan sorot agak sebal. "Kalau udah di sini, kok nggak mau bilang-bilang sih? Eunsang kan kaget," protesnya.
Junho tersenyum dan membawa dirinya duduk di samping Eunsang. Dengan satu tangannya yang masih melingkari bahu Eunsang, ia mengikis jarak untuk memberi satu kecupan tanda permintaan maaf di pipi kanan Eunsang. "Habisnya kamu sengit banget bertengkarnya, jadi takut kena serangan juga. Makanya nggak usah bilang sekalian."
Di seberang meja sana, Wooseok berdecak sambil menggeleng beberapa kali. "Kalau lihat anak kayak Eunsang tuh berasa pengen ngantongin aja biar nggak cepat gedenya. Dulu pertama kali aku kenal, kayaknya dia masih SD, masih manja banget sama Midam. Sekarang udah gede, udah jadi koass, tapi tetep lucu. Nggak rela Eunsang gedenya kecepetan..." rengeknya.
Di sampingnya, Jinhyuk yang sedang mengunyah baksonya menoleh dan menatap pacarnya geli. "Ya terus Eunsang jadi anak kecil terus? Kan bagus, badannya besar, tapi wajahnya tetap lucu. Dulu juga waktu aku pertama kali ketemu Eunsang, kayaknya dia masih mabadaun hijau yang suka gemeter waktu mau ketemu kadaver hahaha..."
"Ya bukan gitu. Kan dulu masih kecil. Hobinya ngemilin Choco Pie, sekarang udah gede aja. Udah jadi koass, udah cinta-cintaan, malah udah punya pacar. Cepet banget gedenya..."
Eunsang tersipu sebal dan memilih duduk merapat pada Junho yang malah sibuk terkekeh sambil memainkan helaian rambutnya, sementara di sampingnya, Seobin sibuk menggodanya sampai ia ingin sekali menendang Seobin ke luar angkasa.
"Eung... dokter Seungwoo ke mana?"
Pertanyaan dan suara kecil Dongpyo seketika membuat fokus yang tadinya hanya milik Eunsang seketika terbagi pada sulung dari kembar yang duduk di antara Wooseok dan Hyungjun yang tampak terlihat kebingungan dan tidak mengerti apa yang dikatakan oleh orang di sekitarnya. Bahkan setelah bertanya, Dongpyo masih menjulurkan kepalanya, mencari-cari orang yang baru saja ia tanyakan.
"Dokter Byungchan juga ke mana?" tanyanya, kali ini memilih hanya menatap pada Wooseok yang duduk di sampingnya.
Wooseok mengerjap beberapa kali, kemudian memilih menoleh pada Jinhyuk di sebelahnya. Namun tidak berselang lama kemudian, ia kembali menatap Dongpyo. "Byungchan kayaknya sibuk karena Interna emang ladangnya sibuk, dek. Kalau Seungwoo..."
"Biasanya kalau diajak makan siang bareng, belakangan ini jawabannya selalu diajak makan siang bareng residen Psikiatri yang lain. Jadi, nggak tau ke mana," Jinhyuk menyela cepat. Ia sedikit menyampingkan tubuhnya dan menatap Dongpyo yang duduk di antara Hyungjun dan Wooseok, kemudian Minhee yang duduk di samping Junho, dan Junho yang duduk di antara Eunsang dan Minhee.
Dongpyo menaikkan sebelah alisnya, menatap Jinhyuk tidak mengerti. "Beneran karena Interna sibuk dan karena dokter Seungwoo diajak makan siang bareng rekan-rekannya yang lain? Selalu? Bukan karena gosip yang belakangan ini ramai dibicarain banyak orang, dok? Dokter Eunwoo juga nggak di sini."
"Pediatri juga tempatnya orang-orang sibuk, dek. Mungkin Eunwoo juga sibuk karena semua kasus kesehatan anak-anak adalah ranah kerja Pediatri," Midam menyela cepat, sebelum Jinhyuk menjawab dengan jawaban yang tidak bisa diterima lagi.
Tanpa sadar, Dongpyo membuat bibirnya melengkung ke bawah saat mendengar jawaban Midam. Ia mengangguk beberapa kali. "Padahal udah lama nggak ketemu dokter Byungchan sama dokter Seungwoo. Biasanya mereka selalu punya waktu berdua, tapi sekarang kayaknya enggak. Apalagi setelah ada gosip-gosip aneh itu."
"Gosip-gosip aneh itu hanya gosip, belum tentu itu kenyataan, dek. Bukan hanya Byungchan, Seungwoo, atau Eunwoo yang nggak ada di sini. Yunseong sama Yuvin juga nggak ada di sini karena mereka emang lagi sibuk. Yunseong yang di neurologi aja sesibuk itu, apalagi Byungchan sama Eunwoo yang cakupan pekerjaan mereka lebih luas?" Wooseok berusaha memberi pengertian kali ini.
Junho menatap Dongpyo lamat-lamat selama beberapa saat. "Apa maksud perkataan lo itu dokter Byungchan nggak ada di sini karena dia pergi sama kakak gua? Sedangkan dokter Seungwoo menghindari potensi patah hati karena gosip yang ada?" tanyanya cepat.
"Gue nggak ngomong gitu kok. Emangnya ada dari perkataan gue yang menjurus ke sana? Gue kan cuma nanya, ke mana dokter Seungwoo sama dokter Byungchan? Kok tumben mereka nggak di sini dan nggak punya waktu berdua. Dan kebetulan aja, kakak lo juga nggak ada di sini. Kalau dokter Yunseong sama dokter Yuvin, gue tau kok kalau mereka berdua emang sibuk karena mereka kan satu tim, sibuknya jelas barengan dan bukan hal baru lagi," Dongpyo membalas.
Junho melepaskan rangkulannya dari bahu Eunsang dan memandang Dongpyo lebih sengit dari sebelumnya. "Gua bukan orang bego ya. Walaupun lo nggak bilang secara terang-terangan tentang hal itu, gua bisa paham kok maksud dari perkataan lo. Kalau bagi lo jawaban dokter Midam belum cukup, pergi sana ke tempar Eunwoo kerja. Lihat sendiri sesibuk apa dia. Kita bahkan udah pernah ngerasain stase Anak, pernah juga di stase Penyakit Dalam. Jadi, mereka nggak di sini karena mereka emang sibuk. Bukan karena mereka pergi berduaan di atas gosip."
"Juno, udah. Nggak usah ngegas gitu ya?" Eunsang mengusap lembut bahu Junho yang terasa menegang saat berusaha mendebat Dongpyo.
Dongpyo mendesis kesal. "Kan gue nggak bilang kalau kesibukan kakak lo cuma alibi. Kenapa lo jadi ngegas sih, Jun? Topik awal gue tuh cuma nanya, ke mana dokter Seungwoo sama dokter Byungchan? Salah kalau gue nanyain ke mana mereka kok nggak di sini di saat gue nggak tau kesibukan mereka apa? Gue cuma nanya. Jangan keburu emosi kayak orang sumbu pendek dong."
Di sudut meja sana, Jinhyuk memijat kepalanya perlahan. "Oke, oke. Kalian jangan malah bertengkar buat sesuatu yang bahkan udah jelas. Seungwoo biasanya diajak makan siang bareng rekan-rekan sesama PPDS-nya, Byungchan itu dari Interna yang kita tau sibuknya pake banget, dan Eunwoo juga nggak kalah sibuk. Intinya, mereka semua punya urusan masing-masing. Ini semua nggak ada hubungannya dengan gosip yang ada. Nggak, Byungchan nggak akan pernah selingkuh dari Seungwoo karena saya kenal Byungchan dari dulu. Jangankan komitmen besar, janji kecil buat kerja kelompok aja dia nggak berani ingkar. Jadi, berhenti. Gosip yang ada sekarang bukan berarti kenyataan yang sebenarnya."
Midam mengangguk. Ia menoleh menatap Dongpyo dan Junho bergantian. "Mereka punya kesibukan sendiri-sendiri. Saat mereka nggak di sini, bukan berarti mereka melakukan sesuatu yang salah. Eunwoo bukan cowok kurang ajar yang suka merebut pasangan orang kok, walaupun dia suka gangguin orang yang udah pacaran. Dan Byungchan, selain dia emang sibuk, mungkin dia juga butuh waktu karena gosip ini malah menyudutkan dia. Seungwoo juga begitu. Mungkin dia juga punya kepentingan yang lain, makanya nggak bisa di sini."
"Tapi belakangan ini kak Seungwoo selalu alasan makan bareng rekan-rekannya saat kita ajak makan siang bareng. Dia juga lama nggak pernah komentar di Instagram kita. Terakhir, dia malah left grup dengan alasan yang bahkan nggak kita tau sampai sekarang. Kayak emang dia udah punya dunianya sendiri dan itu bukan tentang kita," Seobin menyela cepat.
Wooseok mengangguk beberapa kali. "Belakangan ini Seungwoo malah kelihatan sibuk dengan dunianya sendiri. Dia jarang banget ada waktu buat ngobrol sebentar bareng kita. Bahkan kutelepon buat diskusi bareng perihal depresi pospartum pun nggak diangkat. Aku nggak mau menduga-duga, tapi aku ngerasain hal yang sama kayak Seobin. Dia kayak punya dunianya sendiri."
"Tapi, dok, dari mana gosip-gosip itu bisa muncul? Gosip tentang dokter Eunwoo sama dokter Byungchan, kenapa bisa langsung muncul? Nggak ada yang konfirmasi bagaimana kebenarannya juga kan?" Kali ini Minhee bersuara. Ia masih agak canggung kalau harus berbicara dengan residen lain, selain Yunseong.
Jinhyuk terdiam sejenak. Matanya menerawang ke depan. "Pasti ada alasan kenapa harus Eunwoo sama Byungchan yang dituduh selingkuh dan pasti ada jawaban kenapa kebenarannya nggak dikonfirmasikan. Juga pasti ada alasan kenapa Seungwoo seakan sibuk dengan dunianya sendiri. There's no smoke, if there's no fire. There's no fire, if there's no trigger of fire."
Terkadang ide itu datangnya seperti air terjun. Tapi terkadang malah seperti kekeringan di gurun sahara😥
Selamat siang...😈🌹💙