Sebaris Nasihat Choi Minki

Start from the beginning
                                    

Yohan belajarnya udah rajin, tapi diimbangi jaga kesehatan ya, jangan terlalu diforsir.

Wonjinnya sudah boleh pulang, jangan terlalu banyak pikiran ya.

UKMPPD udah dekat, apa kamu nggak mau belajar, Song Dongpyo?!

Beli barang koleksinya dikurangi dulunya. Dahulukan kebutuhan primer ya.

Dongpyo merengut. Roman wajahnya berubah masam. "Bukannya saya nggak mau belajar, dok, tapi gimana ya? Setiap pulang dari rumah sakit, saya selalu makan buah dulu, terus mandi, terus makan. Setelahnya saya ngantuk. Kan dokter Minki sendiri pernah bilang kalau obatnya orang ngantuk tuh tidur. Daripada saya terkantuk-kantuk, ya mending saya tidur."

"Itu namanya kamu aja yang kebanyakan alasan. Coba kamu minta tips ke teman-temanmu gimana mereka bisa belajar konsisten setiap hari tanpa berat ke rasa kantuk mereka." Minki mencibir kecil. Dilipatnya kedua tangannya di depan dada, kemudian ditatapnya satu persatu koassnya. "Kalau nantinya kalian udah jadi dokter yang beneran dokter, bukan yang setengah basah kayak gini, kalian harus ingat kalau kita bertugas sebagai tenaga medis yang juga berpegang teguh pada kode etik, di mana kita punya kewajiban terhadap pasien, terhadap diri kita sendiri, juga terhadap teman sejawat. Istilahnya, kode etik itu pedoman kita dalam melaksanakan praktek kedokteran."

Koass bertatapan. Sebagian kecil di antara mereka seperti Dongpyo dan Hyungjun tampak hanya mengangguk-angguk seperti tidak memahami makna tersirat di balik kalimat Minki. Sebaliknya Minhee, Eunsang, Yohan, dan Minkyu seakan bertatapan dan beradu pandang seperti mereka memahami sesuatu di balik perkataan Minki.

Konsultan neuro-radiologi itu duduk di kursinya, pandangan lurus menerawang ke depan. Tidak lagi menatap koassnya. "Kita sebagai dokter harus memperlakukan teman sejawat kita sebagaimana kita ingin diperlakukan. Kalau semisal kalian merasa jengkel terhadap rekan sesama dokter atau mungkin kepada perawat, ungkapkanlah baik-baik. Bicarakan dengan kepala dingin dan berdiskusi secara terbuka. Tapi janganlah sampai merendahkan profesinya, apalagi sampai menggunakan kekerasan. Ya beginilah, hanya karena kamu subspesialis, bukan berarti kamu punya hak untuk merendahkan spesialis, residen, perawat, apoteker, analis, atau bahkan internship. Nggak pernah ada sejarahnya setiap manusia punya hak untuk merendahkan sesamanya. Itu sih prinsip saya dari dulu."

Ke mana arah pembicaraan Minki sebenarnya jelas. Raut wajah dokter itu tampak tenang, namun juga terlihat cemas di waktu bersamaan. Beberapa kali ia mengalihkan sejenak pandangannya, sebelum akhirnya kembali fokus pada satu titik.

"Kita juga sebagai dokter wajib dengan tulus mempergunakan segala ilmu dan keterampilan yang kita miliki untuk kepentingan pasien, sebagaimana yang kita pegang teguh dalam kode etik. Maka dalam hal ini kalau seandainya kita nggak mampu melakukan pemeriksaan atau pengobatan, dengan persetujuan pasien, kita harus merujuk pasien pada dokter yang mempunyai keahlian dalam penyakit tersebut. Kita juga harus menghormati hak-hak pasien, hak-hak teman sejawat, hak tenaga kesehatan lain, dan menjaga kepercayaan pasien. Bagaimapun juga, kita bertugas atas dasar kemanusiaan dan berdiri di garda terdepan."

Hyungjun mengangguk beberapa kali. "Dokter Minki kok mendadak jadi motivator sih, dok? Tapi nggak papa, dok. Kami biasanya dinasehati gini kalau bimbingan pagi atau pas presus sama presentasi referat aja. Itupun kalau dinasehati, jatuhnya tegang, dok."

"Kami juga nggak pernah dikasih susu, vitamin, sama note lucu begini. Dokter Minki terbaik pokoknya. Saya betah banget di stase ini, walaupun ngantuk banget tiap belajar baca foto," Dongpyo menambahkan, kemudian ia cengengesan dengan wajah tanpa dosa.

Minki tersenyum. "Dek, biarpun saya dokter, kalau nantinya saya sakit, kan kalian yang akan merawat saya. Masa saya merawat diri saya sendiri? Intinya pesan saya, perlakukan orang lain, siapapun itu, sebaik mungkin. Sebagaimana kalian ingin diperlakukan. Kalau kalian ingin dihormati, kalian harus menghormati. Kalau kalian ingin disambut keramahan, kalian juga harus ramah. Kalau kalian nggak suka dihina, jangan menghina. Kalau kalian nggak suka dipukul, jangan memukul. Hidup itu simple, dek. Apa yang kita lakukan nantinya kembali pada kita. Mungkin bukan dari orang sama, tapi bisa dari orang yang berbeda."

Siang itu, sesi belajar membaca foto diawali nasihat panjang Minki. Ia juga menceritakan jatuh bangunnya ia di masa-masa awal pengabdiannya sebagai dokter, kemudian menceritakan pengalamannya ketika ia sampai pada tahap UKMPPD yang juga tidak lama lagi akan koassnya rasakan.

"Dek, ada satu hal yang perlu kamu takutkan saat kamu jadi orang yang sukses. Saat kamu mulai merasa sombong dan memandang rendah orang lain meski kamu nggak mengatakannya, di situlah kamu harus merasa takut. Kenapa? Karena kamu mulai bersikap seakan kamu berdiri di titik tertinggi, sementara orang lain berada di bawahmu. Itu nggak baik, dek."

Jadi tadi itu sebenarnya bab ini belum kelar, tapi kepencet publikasikan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jadi tadi itu sebenarnya bab ini belum kelar, tapi kepencet publikasikan. Makanya aku unpub. Begitu lho...😐

COASS COOPERATE 4.0 (Part of 2.0 and 3.0)Where stories live. Discover now