Goodnight Song and Kisses

Start from the beginning
                                    

"Keberatan nih kalau Ae Young juga tidur di sini?"

Yuvin menggeleng. "Enggaklah, buat apa keberatan sama anak sendiri? Saya malah senang karena Ae Young dekat sama kamu. Tapi kadang-kadang, saya juga pengen berdua bareng kamu. Apalagi udah lama nggak begini, jadi ya sesekali pengen berdua. Untungnya malam ini, Ae Young nggak rewel."

Senyuman Yohan mengembang manis, kedua gigi kelincinya menyembul lucu. Ia mengubur wajahnya di ceruk leher Yuvin, menghirup aroma maskulin yang menguar dari tubuh pacarnya. "Stase radiologi nggak terlalu berat, tapi ternyata hal terberatnya datang dari yang lainnya. Padahal tinggal 3 stase lagi, tapi ternyata masih banyak banget yang harus dihadapi," lirihnya.

Seakan mengerti ke mana arah pembicaraan Yohan, Yuvin mengeratkan pelukannya, memberi kecupan hangat di dahi pacarnya. Ia mengusap punggung Yohan lembut, sesekali menepuk-nepuknya ringan. "Selalu ada cerita di setiap stase, dari sana kamu bisa belajar banyak hal. Koass bukan hanya kamu belajar jadi dokter dan berhadapan dengan pasien, tapi juga belajar berhadapan dengan intrik permasalahan dari dirimu sendiri, teman-teman sepengirimanmu, dan egomu, Sweetheart. Hal yang paling berat saat kamu jadi koass bukan berhadapan dengan pasien atau konsulen galak, tapi melawan ego dan perasaanmu. Kadang-kadang emang seperti... yah, berhenti di tengah jalan itu mungkin pilihan bagus. Tapi perlu kamu ingat, perjalananmu udah sejauh ini. Jangan buat segalanya sia-sia, Sweetheart."

Yohan mengangguk beberapa kali. Pelukannya pada pinggang Yuvin mengerat. "Saya hanya berharap yang terbaik. Buat saya, juga buat teman-teman saya. Kami semua udah sejauh ini. Terlanjur basah buat keluar. Dari apa yang kami pelajari dari stase pertama sampai sekarang, ada banyak hal yang bisa kami ambil."

"Salah satunya?"

Sejenak, Yohan berpikir. "Kami mungkin nggak berkumpul dalam satu ruangan bersamaan, tapi kami semakin dekat. Kami merasakan kehilangan, kembali, kehilangan lagi, dan semoga merasakan kembali lagi. Itu lebih berat daripada referat atau lapkas."

Ada perasaan hangat terselip dalam dada Yuvin ketika Yohan mengatakannya. Ia merubah posisi tubuhnya menjadi menyamping, mendekap Yohan dengan kedua tangannya. "Kim Yohan yang dulu saya temui ternyata udah siap jadi dokter. Pola pikirmu udah jauh lebih dewasa daripada pertama kali kita ketemu, Sweetheart. Dari caramu bicara, mungkin pasien-pasien nggak akan sadar kalau kamu masih koass."

"Terima kasih pujiannya, walaupun kedengaran agak nyebelin di belakangnya."

Yuvin tertawa ringan. Pelukannya kian mengerat dan aroma tubuh Yohan kian menganggu saraf olfaktorinya. Seperti aroma segar mix berries yang mirip dengan parfum Ae Young. "Mau dengar sesuatu sebelum tidur, Sweetheart?"

Meski tidak mengerti, Yohan mengangguk. Tampaknya ia tidak keberatan mendengarkan apapun yang mungkin akan Yuvin katakan. Namun kenyataannya, ketika Yuvin menarik napas panjang, suara lembut penuh perasaan pria itulah yang menyapanya. Sebuah nyanyian yang membuatnya menahan napas dan bertahan untuk terus meringkuk dalam pelukan Yuvinnya.

Don't want to feel another touch
Tidak ingin merasakan sentuhan lain

Don't want to start another fire
Tidak ingin menjalin hubungan lain

Yuvin menatap Yohan dalam pelukannya sejenak, melihat bagaimana binaran cantik di sepasang netra Yohan membuat rasa penatnya berangsur sirna. Hatinya yang dulu sempat kosong, terasa sempurna dengan Yohan di sisinya. Ia yang merasa bahwa dirinya tidak sempurna, dengan Yohan di sisinya, ia merasa bahwa sempurna tidak harus seorang diri.

Don't want to know another kiss
Tidak ingin tahu ciuman lain

No other name falling off my lips
Tidak ada nama lain yang keluar dari bibirku

Pria itu menunduk, membawa Yohan pada sebuah ciuman lembut penuh perasaan. Tidak ada tuntutan di sana. Yohan membalasnya, tidak kalah lembut. Meski terasa agak kaku, Yuvin tahu bahwa Yohan berusaha mengikuti instingnya.

Don't want to give my heart away
Tidak ingin memberikan hatiku

To another stranger
Untuk seseorang yang lain

Yohan tersenyum padanya, mengusap perlahan rahangnya tanpa berkata apapun. Dan Yuvin tidak pernah menyesal dengan keputusannya mendekati Yohan dengan cara bodoh hari itu. Meskipun tampak tidak keren sama sekali, setidaknya hari itu ia sudah memberanikan diri mendekati Kim Yohan.

Or let another day begin
Atau membiarkan hari lain dimulai

Won't even let the sunlight in
Bahkan tidak membiarkan sinar matahari masuk

No, I'll never love again
Tidak, aku tidak akan pernah mencintai lagi

Senyum Yohan kian mengembang. "Berarti udah berhenti dong? Udah nggak cinta lagi?" tanyanya menggoda. Sepasang netranya mengerling, berbanding lurus dengan pertanyaannya.

"Omong kosong, Sweetheart. I feel like I'm the luckiest man because of you."

Masih pagi, jadi gula saja dulu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Masih pagi, jadi gula saja dulu. Tidak baik pagi-pagi makan bawang. Selamat pagi dan selamat beraktivitas. Jangan lupa sarapan ya...🙉🙈

Alasan mengapa bunny Yohan gemukan :

"Makan teros kincinya Yuvin..."

COASS COOPERATE 4.0 (Part of 2.0 and 3.0)Where stories live. Discover now