Night Bleeds

Mulai dari awal
                                    

Byungchan menatap cincin yang melingkar di jari manisnya. Kata Any tampak masih bersinar, ukirannya masih tetap terlihat cantik seperti pertama kali ia melihatnya, tapi kenyataan yang terjadi saat ini tidak akan pernah secantik ukiran pada kedua cincin yang seharusnya berpasangan, menjadi simbol bahwa mereka masih bersama dengan perasaan yang sama.

"Dulu ngajak pacaran di kamar jenazah, sekarang ngelamar di restoran all you can eat. Dikira aku tuh kadaver apa ya? Nggak punya rasa, nggak punya hati."

"Jadi lamaranku ditolak nih, Chan?"

"Nggak tau. Tanya aja sama kadaver di FK kampusku atau sama pelayan all you can eat."

Senyum pahit Byungchan mengembang perlahan. Ia menyentuh pelan cincinnya. Tangannya gemetar. Ada banyak kenangan manis – yang justru sekarang menjadi sangat menyakitkan baginya – sejak cincin cantik ini melingkar di masing-masing jari mereka. Banyak mata menatap ke arah mereka, memuji betapa idealnya ketika mereka bersama. Bahkan untuk beberapa waktu, ia merasa sangat beruntung memiliki Seungwoo di sampingnya dan nyaris berbesar kepala tiap kali mendengar beberapa perawat atau rekan sesama dokter mengungkapkan kecemburuan mereka terhadapnya yang memiliki sepenuhnya hati Seungwoo.

Namun untuk saat ini, masihkah ia memiliki sepenuhnya hati Seungwoo? Atau mungkin sekarang separuhnya saja ia sudah tidak memilikinya.

"Kamu nanti kebiasaan, Woo. Iya kalau yang nemenin kamu selamanya aku yang udah paham gimana kamu, kalau ternyata orang lain, gimana?"

Ketika Byungchan memejamkan matanya demi berusaha menghalau rangkaian hari di mana ia masih begitu baik-baik saja dengan Seungwoo, setetes air matanya jatuh kembali. Ia menggigit bibir bawahnya, senyum pahitnya luntur. Ia kembali terisak. Dadanya sesak. Orang yang begitu ia cinta, orang yang begitu ia sayang, orang yang begitu ia percaya sebagai pria terakhir dalam hidupnya, kenapa bisa begitu tega?

"Kamu sengaja ya?"

"As you're thinking..."

Byungchan melepaskan cincin yang melingkar indah sekian lamanya di jari manisnya. Ia menatapnya lamat-lamat selama beberapa saat, meski terhalang kabut air matanya sendiri. Cincin ini memberi banyak kenangan, panit dan manis, hubungan yang penuh canda tawa, juga perencanaan masa depan yang nyaris matang. Any masih di tangannya, meski kini ia tidak tahu bagaimana nasib Lit yang seharusnya melengkapinya.

"Oh iya, tadi Wooseok nanya ke aku pas makan siang. Gimana rasanya punya hubungan yang udah lama banget? Dia katanya lagi sebel sama Jinhyuk. Lagi marahan, tapi cuma dia yang marah. Jinhyuknya tetap bucin."

"Rasanya yang tetap kayak hubungan. Nggak ada yang berubah. Cuma kalau semakin lama, jadi semakin akrab. Dulu pas masih pertama jadian, masih jaga image. Pokoknya harus kelihatan keren di mata pasangan, tapi pas udah lama, kesannya lebih akrab."

"Setiap pasangan pasti udah punya komposisi yang pas. Kayak kita hehehe..."

"Iya, kayak kita."

Pembohong!

Cincin itu menggelinding ke lantai begitu Byungchan melemparnya, kemudian terhenti ketika menghantam kaki meja kerja di dekat pintu saja. Byungchan menutup wajah kacaunya dengan kedua tangannya yang bergetar. Meski puluhan kali ia meyakinkan dirinya bahwa ia akan baik-baik saja dan tidak akan terbawa emosi, juga tetap berpikir rasional, nyatanya ia tidak bisa. Ia tetaplah manusia. Ia memiliki perasaan, ia memiliki hati, dan ia berhak merasa kecewa ketika orang yang setiap hari mengisi waktunya berbalik menjadi orang yang paling melukainya.

Sekarang siapa yang bisa ia percaya? Bahkan orang yang begitu berarti untuknya dan begitu ia percaya, ternyata bisa membohongi dan merusak komitmen yang mereka bangun bersama. Bagaimana dengan orang lain? Mereka juga pasti bisa dengan mudah membohonginya. Haruskah ia tidak percaya pada siapapun lagi?

"We can live in a world that we design. 'Cause every night I lie in bed, the brightest colors fill my head. A million dreams are keeping me awake..."

Byungchan mengubur dirinya dalam pelukan Teddy Bear raksasa yang nyaris memenuhi ranjangnya, menangis tanpa suara di sana.

And you're not here
Dan kau tidak di sini

To get me throught it all
Untuk menemaniku lalui itu semua

To get me throught it allUntuk menemaniku lalui itu semua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Behind the scene - Night Bleeds🎬

SCENE 13

INT - KAMAR - MALAM HARI
SE: INGUSNYA BYUNGCHAN
CAST: BYUNGCHAN

CU Perut Teddy Bear segede Yunseong

Byungchan mengubur dirinya dalam pelukan Teddy Bear raksasa yang nyaris memenuhi ranjangnya, menangis tanpa suara di sana.

SE: INGUSNYA BYUNGCHAN (LAGI)
BLACK SCREEN - VOICE OVER

"And you're not here to get me throught it all..."

SE: TETAP INGUSNYA BYUNGCHAN

Intercut to...
CREDIT TITTLE

"Kru, kita ngopi dulu. Wooseok, itu tolong dong ingusnya Byungchan dibersihin." - Hwang Director😎

"Sound effectnya kenapa harus ingus sih? Nggak ada yang bagusan apa? Capek-capek akting, sound effectnya masa ingus?" - Choi Byungchan😒

"Maunya apa? Suara kentut? Kan gue ngikutin skripnya. Gimana sih? Kru, ayo ngopi dulu." - Masih Hwang Director😎


COASS COOPERATE 4.0 (Part of 2.0 and 3.0)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang