Hello, Tony. Long Time No See

Start from the beginning
                                    

Yeji berpikir sebentar, kemudian menggeleng pelan. Tidak ada jawaban keluar dari bilah bibirnya. Ia hanya diam dan kemudian menunduk dalam-dalam.

"Saat kamu jadi seorang dokter, keluarga dan orang-orang terdekatmu mungkin akan jadi nomor dua setelah pasienmu. Kamu bisa melihat itu dalam kehidupan orangtuamu yang dua-duanya adalah dokter dan kamu bisa melihat perasaan itu dari kamu sendiri sebagai anak mereka. Jadi saat kamu pengen jadi dokter, lihat dulu ke dalam diri kamu, keinginan kamu itu hanya sekedar keinginan sesaat atau panggilan jiwamu? Kalau itu adalah panggilan jiwamu, lakukan itu dan kamu nggak akan menyesali apa yang kamu lakukan."

Yeji mengangguk beberapa kali. "Jadi bagusnya aku kuliah ambil jurusan apa ya? Aku pengennya tuh teknik perminyakan atau teknik nuklir, mama yang nggak bolehin. Padahal aku tuh serius pengen ke sana, malah dikatain bercanda."

"Kamu beneran pengen ambil teknik nuklir?"

Yeji mengangguk kesekian kalinya.

"Nanti kalau kamu kena mutasi genetik akibat radiasi dan jadi mirip pandanya Kungfu Panda gimana?"

Seketika Yeji mencebik sebal. "Enggak mungkilah. DNA-ku kan DNA manusia, bukan DNA panda. Nggak mungkin aku berubah jadi pandanya Kungfu Panda. Malah kalau aku jatuh ke limbah beracun, aku bisa punya kekuatan super kayak supir bis di Sky High."

"Masa? Kekuatan super apa? Membelah gunung dan memindahkannya ke kutub utara?" Tony tertawa terbahak-bahak, kemudian menangkup kedua sisi wajah Yeji, menekannya, dan membuat bibir Yeji tampak seperti bibir ikan. "Ikan buntal ini, lucunya..."

"Apa sih? Siapa yang ikan buntal? Lepasin dong!"

Tony tertawa semakin keras, kemudian saat Yeji mulai menendang-nendang tulang keringnya, barulah ia melepaskan tangannya dan mencubit kecil ujung hidung Yeji. "Kyeopta," katanya.

 "Kyeopta," katanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Selamat pagi. Apa kegiatan kalian pagi ini?🌹

The Ghost Behind Us - Hewan Peliharaan

"Seorang temanku dari fakultas Ilmu Komputer baru saja mengadopsi seekor anjing jenis corgi dan menghabiskan akhir pekannya dengan pergi ke pet shop saat anjing itu sakit." Eunwoo masuk ke ruang tengah, kemudian melemparkan sebungkus makanan ringan stik jagung rasa jagung bakar ke arah Yuvin, yang langsung ditangkap penuh gairah.

Yuvin mengangkat kedua bahunya, berusaha membuka bungkusan makanan ringannya. "Tidak bisakah kita memelihara seekor anjing juga? Aku ingin punya seekor alaskan malamute atau samoyed dengan bulu tebal," ungkapnya.

"Secara garis besar, kumpulan laki-laki pemalas seperti kita tidak cocok memelihara alaskan malamute atau samoyed yang mayoritas berbulu tebal." Jinhyuk meraih remote televisi dan menggantinya dari channel Fox Movies menjadi Disney Channel. Ia bangkit dari posisi berbaringnya dan duduk tempat di samping Seungwoo yang sibuk membaca majalah lama. "Anjing-anjing cantik itu - walaupun jenis kelaminnya jantan - pasti akan mengalami kerontokan rambut yang tidak menyenangkan kalau kita yang mengadopsi mereka. Kalian lihat Seungwoo, rambutnya sendiri saja sudah mulai rontok dan dia mengalami kebotakan."

Mendengar namanya disebut, Seungwoo langsung menurunkan majalah lamanya dan menatap Jinhyuk lurus-lurus. "Siapa yang sebut mengalami kebotakan? Aku tidak mengalaminya. Aku hanya alergi terhadap shampo baru yang kubeli. Rambutku rontok bukan karena hal di luar shampo," protesnya.

Di ujung sofa sana, Seobin tertawa terbahak-bahak. "Bukankah kita bisa memelihara seekor great dane atau doberman? Atau rottweiler jika mungkin?"

"Kau ingin mereka menggigit bokongmu dan menjadikannya daging cincang?" Yuvin menatap Seobin dengan tatapan sarkas, kemudian ia tertawa mengejek. "Aku tidak setuju kalau kita memelihara great dane. Mereka terlihat menyeramkan."

Eunwoo menoleh ke arah Yuvin dan menggeleng sanksi. "Kurasa tidak. Scooby Doo baik dan menyenangkan. Aku menyumbang satu suara untuk great dane dan nol suara untuk alaskan malamute dan sejenisnya yang berbulu lebat."

"Aku ingin seekor shiba inu atau akita inu. Kudengar, mereka pintar dan mudah diajari." Jinhyuk mengungkapkan pendapatnya.

Seungwoo mengangkat bahunya. "Simpan hasil voting kalian. Apartemen ini melarang kita memiliki dan membawa hewan peliharaan, kecuali jika kit--"

"Omong kosong. Aku baru saja mengadopsi seekor hewan dari dapur kita sendiri. Kita punya banyak, teman. Kita bisa menamai masing-masing dari mereka."

Yunseong datang bergabung, dengan hewan kecoklatan mungil yang seketika langsung membuat Yuvin naik ke atas sofa, Jinhyuk menarik Seobin untuk menjadi tamengnya, Seungwoo yang melotot lebar bukan main, dan Eunwoo lari terbirit-birit keluar dari ruang tengah.

"Yunseong, buang hewan sialan itu!" Yuvin menjerit keras. Ia melemparkan bantal sofa ke arah Yunseong, namun sayangnya, meleset.

"Sialan, lebih baik kita tidak mengadopsi apapun daripada kita harus mengadopsi kecoa!"

Yunseong mengerjap beberapa kali. Raut wajahnya tampak datar seperti biasanya. Ia menatap kecoa mungil kecoklatan di tangannya. "Kunamakan dia Martin. Dia bisa terbang, jadi kalian tidak perlu mendatanginya kalau kalian ingin memberinya makan."

"Aku bersumpah, aku tidak akan pernah memanggil namanya atau memberinya makan!"

"Aku akan pergi ke minimarkat. Kurasa sekaleng pembasmi serangga cukup untuk membunuh Martin dan semua kroninya!"

Yunseong seketika menoleh ke arah Eunwoo yang sudah mengenakan jaket dan sedang berdiri di ambang pintu ruang tengah. "Kau pilih tetap membeli obat pembasmi serangga atau hewan ini kumasukkan ke dalam tumpukan baju dalammu?"

 "Kau pilih tetap membeli obat pembasmi serangga atau hewan ini kumasukkan ke dalam tumpukan baju dalammu?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
COASS COOPERATE 4.0 (Part of 2.0 and 3.0)Where stories live. Discover now