Byungchan menggeleng pelan. Ia masih memperhatikan lebam merah kebiruan di rahang Eunwoo lamat-lamat. "Woo, lebam itu harus diobati. Kalau kamu biarkan aja, rasa sakit--"

"Kamu sendiri gimana?"

"Apanya? Aku nggak dapat pukulan apapun semalam."

Eunwoo mengangguk. "Aku tahu, tapi kamu sendiri gimana. Hatimu, apa nggak lebih sakit daripada lebam di rahangku? Atau mungkin lebam di rahang Seungwoo?"

Lie to me, convince me that I've been sick forever
Berbohong padaku, yakinkan aku bahwa aku sudah sakit selamanya

Byungchan tersenyum samar, tatapannya lurus menerawang ke depan. "Sakit itu pasti, Eunwoo. Nggak mungkin hatiku baik-baik aja saat tunangan yang udah lama bareng aku berdiri di depanku, lebih mengutamakan perasaan orang lain ketimbang aku, dan mengakui kalau dirinya berselingkuh secara tidak langsung. Sakit itu pasti. Nggak ada orang yang hatinya baik-baik aja setelah mereka dikhianati oleh orang yang mereka sayang. Bahkan saking sakitnya, aku nggak tau harus mendefinisikan rasa sakitnya dengan kalimat bagaimana. Untuk marah membentak Seungwoo pun rasanya aku nggak bisa. Bukan karena aku nggak mau marah setelah apa yang dia lakukan, tapi rasa kecewaku lebih besar daripada amarahku. Selama ini, aku nggak pernah dikecewakan orang-orang terdekatku. Jadi saat aku dikecewakan, aku nggak tau harus bereaksi bagaimana. Aku nggak marah, aku hanya kecewa. Marah dan kecewa itu berbeda."

Eunwoo menarik napas panjang. "Aku minta maaf kalau perkataan dan tindakanku semalam justru bikin perasaanmu nggak nyaman. Aku terbawa emosi, jadi aku nggak bisa mengendalikan apa yang kubilang dan apa yang kulakukan. Aku minta maaf, Chan."

"Nggak perlu minta maaf," Byungchan menyela cepat. Ia menggeleng pelan. "Kamu nggak salah apapun. Justru aku berterima kasih karena kamu mau membela aku di saat aku sendiri nggak tau harus bereaksi apa dan di saat kamu sendiri sedang banyak tekanan. Setelah ini, kurasa aku harus bicara berdua dengan Seungwoo tentang hubungan kami yang jelas udah nggak bisa seperti dulu. Aku nggak bisa langsung memutuskan Seungwoo karena bagaimanapun, orangtua kami pasti akan bertanya kenapa hubungan kami mendadak harus selesai. Aku juga ingin dengar semuanya, langsung dari Seungwoo secara utuh, tanpa campur tangan emosi dan keberadaan orang lain. Bagaimanapun juga, dia masih tunanganku."

And all of this will make sense when I get better
Dan semua ini akan masuk akal saat aku menjadi lebih baik

"Aku nggak menyangka kalau Seungwoo akan bertindak sejauh ini, untuk sebuah hubungan yang bahkan udah jauh."

Byungchan mengangguk samar. "Aku juga nggak menyangka hal yang sama. Tapi dari caranya membicarakan Seungyoun di percakapan sebelum tidur kami, aku tau kalau saat itu, aku udah bukan satu-satunya buat Seungwoo. Kalaupun aku bertanya tentang alasan kenapa dia memilih berselingkuh saat hubungan kami berada di tahap matang, kurasa aku nggak bakal bisa menerima atau mengerti sama sekali. Dia jelas akan menjelaskan dari persepsinya, dan aku akan menerima dan menghubungkannya dengan persepsiku. Hasilnya nggak akan pernah bisa kunalar karena aku hanya menalar lewat persepsiku karena jelas, aku nggak bisa menalar lewat persepsi Seungwoo karena perasaanku menolak memahami apa yang dia lakukan."

"Kamu... masih mau bertahan dengan Seungwoo yang udah mengkhianatimu sejauh ini? Mungkin itu akan jadi kebiasaan baru buat dia. Saat dia bosan dengan seseorang, bahkan sekalipun tahap bosan itu masih dalam tataran ringan, dia mencari orang lain untuk mengatasi kebosanannya. Aku nggak pernah melakukan apa yang Seungwoo lakukan, jadi aku nggak tau apa yang Seungwoo pikirkan tentang kamu, juga tentang Seungyoun. Berbicara dengan pendapatku pun, rasanya nggak tepat karena aku nggak akan pernah bisa memahami apa yang Seungwoo lakukan sejauh ini."

"Bertahan atau nggaknya aku, kurasa itu adalah hakku menentukan. Sebelum aku menentukan apakah aku harus tetap tinggal atau pergi, aku ingin dengar semuanya dari Seungwoo. Aku nggak ingin mendengar dari persepsi orang lain. Aku ingin mendengar dari persepsi Seungwoo. Hubungan ini kami jalani berdua dan kami putuskan berdua, dan aku juga harus berpikir gimana aku harus bilang tentang ini ke keluargaku. Seungwoo juga harus berpikir gimana dia harus bilang tentang apa yang dia lakukan ke keluarganya. Ini bukan sesuatu yang bisa diputuskan dengan mudah. Terlebih, aku nggak ingin menyesali keputusan terburu-buru yang kubuat dengan berlandas emosi. Aku udah 28 tahun, Eunwoo, dan aku nggak ingin berpikir seperti anak 14 tahun yang mudah tersulut emosi."

COASS COOPERATE 4.0 (Part of 2.0 and 3.0)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang