Why was I born in July?

Start from the beginning
                                    

Junho masih tidak menjawab. Kepalanya menunduk semakin dalam. Ia meremat foto masa kecilnya kian erat. Napasnya tampak tercekat. Sebuah kenyataan yang tidak pernah ia tahu selama 22 tahun ia hidup seperti sebuah tamparan keras di wajahnya.

"Karena kamu lahir prematur dan pernah ada permasalahan di kedua organ dalammu, pertumbuhan dan perkembanganmu agak terhambat. Saat anak-anak seusia kamu ketika umur 2 tahun udah bisa bicara meskipun ngawur, kamu terlambat bicara. Kamu juga terlambat jalan. Berat badan dan tinggi badanmu juga susah bertambah. Kamu punya kesulitan memahami perkataan orang dan saat kamu udah mulai masuk sekolah, kamu juga kesulitan belajar. Mungkin bukan hanya perihal lahirmu yang prematur, tapi juga karena apa yang udah kamu terima dari keluargamu sendiri. Kakak minta maaf karena nggak bisa jadi kakak yang selalu ada dan siap membela kamu."

Junho tampak menghapus setitik air mata yang jatuh ke pipinya dengan punggung tangannya, kemudian menghapusnya perlahan. "Mungkin karena itu papa nggak berkenan aku ada. Aku yang lahir prematur dengan segala permasalahan organku saat itu, pasti jadi masalah besar yang akhirnya bikin papa nggak suka dengan keberadaanku. Belum lagi dengan aku yang terlambat jalan, terlambat bicara, pertumbuhanku yang lambat, sulit memahami perkataan orang lain, kesulitan belajar, dan untuh bertahun-tahun setelahnya, aku justru hidup dengan penyakit mental. Mungkin karena semua itu, papa nggak berkenan aku ada. Papa nggak suka aku ada karena aku adalah definisi lain dari masalah, aib, dan keburukan buat keluarganya."

Eunwoo menggeleng pelan. "Bukan begitu. Kehadiran kamu punya--"

"Karena aku berbeda, papa berusaha membentuk aku jadi salah satu di antara kalian. Jadi seperti Myungsoo atau jadi seperti kamu untuk menutupi semua aib yang kubawa sejak kelahiranku. Tapi aku bukan kalian. Bahkan sejak lahir, ketidaksempurnaanku jauh lebih banyak. Aku nggak bisa jadi Myungsoo kedua dan aku nggak bisa jadi Eunwoo kedua. Aku hanya bisa jadi masalah dan aib yang nggak disukai dan dibenci papa. Makanya, aku hanya jadi gelandangan di dalam keluargaku sendiri."

"Kamu bukan gelandangan. Apapun yang kamu lihat dari dirimu, kamu tetap adikku. Kakak senang sewaktu mama bilang kalau kakak bakalan punya adik dan lebih senang lagi saat mama bilang kalau perkiraan jenis kelamin calon anak ketiganya itu laki-laki. Artinya, kakak bakal punya adik laki-laki yang bisa diajak main bareng, meskipun nyatanya kakak nggak bisa ja--"

Junho menoleh perlahan. Sorot matanya tampak terluka, ada senyum tipis di bibirnya. "Nggak papa kok meskipun aku lahir prematur. Nggak ada yang salah dari lahir prematur. Tapi sebagaimanapun juga, aku tetap ingin dianggap sebagai anak oleh papaku dan dianggap sebagai adik oleh kakak pertamaku. Kehadiranku mungkin masalah, tapi aku juga tetap anak yang masih butuh papanya. Aku penasaran rasanya dipeluk papa, dipuji karena hal yang aku lakukan, ditepuk punggungnya karena melakukan hal yang hebat, ditegur karena kesalahanku, dinasehati karena perilakuku salah, dan diceritakan penuh kebanggaan. Jangankan beberapa hal terakhir, hal sederhana kayak pelukan aja, aku nggak pernah tau gimana rasanya. Aku... nggak mungkin membenci papaku karena kalau nggak ada dia, aku nggak akan ada. Aku hanya benci diriku sendiri karena aku lahir dan masih bisa bertahan meskipun nggak diinginkan, juga nggak bisa jadi anak yang diharapkan untuk diakui papaku sendiri. Maksudku, aku benci diriku karena aku hanya lahir untuk jadi masalah dan aib."

"Jangan pernah benci dirimu sendiri. Apapun kenyataan udah kamu dapatkan, jangan pernah menghakimi dan membenci dirimu sendiri..." Eunwoo meraih tangan Junho yang dingin dan kaku, menggenggamnya perlahan, meski ia merasakan gemetar luar biasa di sana. Karena papalah yang bikin kamu jadi begini. Jangan benci dirimu sendiri.

Junho terkekeh pelan, menatap lamat-lamat tangan Eunwoo yang menggenggam tangannya. "Lucu banget. Dulu aku pernah dengar cerita Eunsang kalau dia lahir prematur dan menasehati dia karena kenyataan yang kutau selama ini adalah lahirku normal. Ternyata, nasib kami hampir sama. Tapi Eunsang tetap lebih baik. Ratusan kali lebih baik daripada aku."

COASS COOPERATE 4.0 (Part of 2.0 and 3.0)On viuen les histories. Descobreix ara