Shock Delivered!

Börja om från början
                                    

"Ini kekerasan. Kamu nggak pernah nyari gara-gara atau sengaja bikin masalah, tapi harus menerima kekerasan begini? Pokoknya, ini kekerasan, Mblo." Wooseok bersikeras.

Jinhyuk menepuk bahunya pelan. Namun ia lebih memilih mengabaikan Wooseok dan menatap Eunwoo lamat-lamat, beberapa saat fokusnya tercuri ke lebam di rahang Eunwoo yang memar. Ia meringis menatap warna lebam dan sedikit bengkakan di sana. Pasti masih ngilu, pikirnya.

Eunwoo menggeleng pelan, kemudian membalas tatapan Jinhyuk. "Emangnya perlu dibawa ke jalur hukum? Rahang gue juga nggak lepas kok. Walaupun agak sakit dan ngilu," katanya.

"Bukan perkara dibawa ke jalur hukum atau enggak. Itu terserah kelegowoan hati lo. Kalau lo fine, nggak perlu dibawa ke jalur hukum." Jinhyuk melipat kedua tangannya di depan dada, kembali mengamati lebam di rahang tegas Eunwoo. "Masalahnya, siapa yang berani ngebogem lo di rumah sakit, Woo? Setahu gue, lo nggak pernah bermasalah dengan siapapun di rumah sakit sampai harus dapat serangan fisik."

"Dia pernah bersitegang sama kakaknya, Hyuk. Beberapa hari lalu," Wooseok menyela cepat.

Jinhyuk menoleh, mengangguk samar setelahnya. "Tapi, nggak mungkin kakaknya mukul dia di rumah sakit kan?"

Wooseok berpikir sebentar, kemudian buru-buru mengangguk.

"Kalau gue kasih tau, lo pasti nggak akan percaya." Kali ini, Eunwoo menyela cepat.

"Lo belum pernah bohong ke gue, Woo, jadi belum ada celah buat gue untuk nggak percaya dengan apa yang lo bilang." Jinhyuk meluruskan kembali tangannya, kemudian menelusupkan ke kedua saku celananya. "Jadi, siapa?"

Wooseok mendengus sebal, kedua alisnya menukik tajam. "Dia pernah bohongin aku, Hyuk. Katanya, dia punya pacar dan foto mesra bareng pacarnya. Aku udah percaya dan minta dia kirim foto. Tapi dia malah kirim fotonya lagi meluk pohon kelapa. Itu namanya bohong, dia pernah bohongin aku."

"Diam dulu, Sayang."

"Diam dulu, Meng."

Lagi-lagi Wooseok mendengus sebal. Ia melipat kedua tangannya di depan dada. "Apa sih? Nggak jelas banget."

Jinhyuk melirik sekilas pada Wooseok, dan memilih mengabaikan pacarnya. "Kalau orang itu sampai berani bogem lo di tempat seramai rumah sakit, artinya ada keterlibatan emosi besar yang membuat dia bertindak gegabah dengan mukul lo tanpa melihat situasi dan tempat. Dan keterlibatan emosi itu seharusnya didahului konflik panjang sebelum kekerasan terjadi," tandasnya.

Eunwoo mengangguk. "Kami cekcok, atau lebih tepatnya gue yang menyudutkan dia. Rasanya, apa yang gue bilang semua benar dan dia nggak bisa mengelak. Jalan satu-satunya untuk membela diri adalah mukul gue. But justice must be upheld, right?"

Senyum Jinhyuk mengembang sebelum ia mengangguk. "Gue paham ke mana arah pembicaraan lo, Woo. Satu-satunya permasalahan panjang yang melibatkan nama lo dan berhak membawa emosi sedalam itu hanya satu. Dengan 4 orang di dalamnya, tapi lo hanya tau 3 kan?"

"Ada 4?" Eunwoo menaikkan sebelah alisnya, dahinya berkerut dalam. "Wow, di luar dugaan. Apa gue kenal orang keempatnya?"

Wooseok menatap Jinhyuk dan Eunwoo bergantian, Jinhyuk meliriknya, kemudian memilih merangkul Eunwoo menjauh.

"Pembicaraan antar lelaki. Kita bicara di tempat lain aja, Woo," katanya.

Wooseok mendengus sebal ketika melihat Jinhyuk dan Eunwoo memilih berjalan meninggalkannya yang sama sekali tidak memahami apapun. Ia mencibir kesal, kemudian berlari kecil menyusul keduanya dan muncul di tengah-tengah Jinhyuk dan Eunwoo.

Ia mendongak, menatap keduanya satu persatu bergantian. "Kalian tega ninggalin aku yang nggak ngerti apapapun dan tega nggak ngasih tau aku apapun yang kalian tau? Itu namanya nggak berperikekucingan ya," katanya. Ia memeluk lengan Jinhyuk di kiri dan memeluk lengan Eunwoo di kanan.

"Kamu mengakui dirimu kucing sekarang?" Eunwoo melirik ke bawah, nyaris tersenyum geli mendengarnya.

Jinhyuk terkekeh. "My Wooseok has cat behavior," timpalnya.

"Ya, apapun itu. Kalian nggak ingin berbagi? Aku nggak tau apapun dan jadi kayak orang bodoh sedunia." Wooseok menggembungkan kedua pipinya berang, sementara kaki-kaki kecilnya mengikuti ke mana Jinhyuk dan Eunwoo berjalan. Ia mengangkat pandangannya sejenak, kemudian tersenyum jahil dan kembali menatap Eunwoo. "Woo, calon adik iparmu tuh. Enggak mau disapa? Hitung-hitung belajar jadi kakak ipar yang baik hehehe..."

Eunwoo mengalihkan pandangannya ke depan. Lee Eunsang tampak berjalan berdampingan bersama Kang Minhee dan Song Hyungjun. Ketiganya tersenyum ke arahnya dan ia buru-buru membalas senyuman mereka, dan kembali berlalu bersama Wooseok dan Jinhyuk.

Sudah lama sekali ia tidak melihat Eunsang. Terakhir kali saat anak itu pingsan di bahunya karena shock saat papanya meninggal. Untungnya, anak itu baik-baik saja sekarang. Adiknya pasti berperan lumayan banyak untuk menemani Eunsang yang berduka saat itu.

"Mblo, kamu beneran nggak mau kasih tau aku siapa yang berani bogem kamu? Aku bisa pukul dia bolak-balik sampai ujung Menara Pisa lho." Suara Wooseok kembali memecah suasana di antara mereka. Namun ketika Eunwoo baru membuka mulutnya, Wooseok buru-buru menyela, "Nggak boleh handy shaming tanganku. Kamu juga kalau kupukul, tulangmu pasti patah semua," tandasnya.

Eunwoo terkekeh. "Tanya sama pacarmu tuh. Tingkat kepekaannya di atas level dewa. Aku belum bilang siapa aja, dia udah paham."

Kali ini Wooseok berganti menatap Jinhyuk. "Siapa, Hyuk?" tanyanya.

"Kamu nggak akan percaya kalau dikasih tau, Sayang." Jinhyuk mencubit ujung hidung Wooseok dengan tangannya yang bebas.

Raut wajah Eunwoo berubah datar. "Jiwa jombloku meraung-raung. Sialan benar manusia-manusia ini."

Jinhyuk tertawa mendengarnya. "Kamu mau tau siapa?" tanyanya.

Wooseok mengangguk beberapa kali. Ia menatap Eunwoo dan Jinhyuk bergantian. "Siapa?"

"Your another bestie ever, Seungwoo."

Kali ini Wooseok kembali mengerjap. Sebuah tanda tanya imajiner besar muncul di atas kepalanya. "He? Seungwoo?"

 "He? Seungwoo?"

Hoppsan! Denna bild följer inte våra riktliner för innehåll. Försök att ta bort den eller ladda upp en annan bild för att fortsätta.

Selamat pagi. Jangan lupa sarapan ya. Semoga hari kalian menyenangkan🌹

Visualisasi Wooseok meminta jawaban pada Jinhyuk dan Eunwoo😐


COASS COOPERATE 4.0 (Part of 2.0 and 3.0)Där berättelser lever. Upptäck nu