Rekomendasi Dua Ahli Hematologi

Start from the beginning
                                    

Eunwoo menatap Byungchan lurus-lurus, tatapan mereka bertemu. Ia menarik kedua sudut bibirnya untuk tersenyum, yang mungkin saja akan terlihat kikuk di mata Byungchan. Tapi ia bisa melihat Byungchan membalas senyumannya seperti biasa, sama sekali tidak terlihat kikuk seperti dirinya. Namun jika dipikir-pikir, kenapa jadi dirinya yang kikuk dan grogi sendiri di depan Byungchan, padahal ia hanya akan bertanya tentang gejala-gejala yang dialami adiknya dan tentu saja itu bukan hal yang perlu membuatnya grogi. Hanya bertanya pada Byungchan yang notabene seumuran dengannya dan seangkatan dengannya, bukan akan berdiri untuk laporan kasus atau sebagainya.

Hyunbin menarik kedua sudut bibirnya tersenyum, kemudian menepuk bahu Eunwoo pelan. "Saya dan dokter Dongho pergi dulu ya. Titip Byungchan kami sebentar. Kalau kamu nggak paham dia bicara apa, dijewer aja telinganya sampai nangis. Jangan sungkan-sungkan."

"Dokter Hyunbin!"

Eunwoo hanya tertawa ringan, kemudian membiarkan Hyunbin dan Dongho berlalu meninggalkan mereka di lorong. Ia menatap Byungchan di depannya, berusaha tampak setenang mungkin. "Mau bicara di mana? Di sini aja atau tempat lain?" tanyanya.

Byungchan terlihat berpikir sejenak. "Kalau di sini, kesannya gimana gitu, apalagi kalau sampai ada yang lihat.  Aku nggak mau kamu dituduh yang aneh-aneh lagi, Woo. Lorong ini sepi, hanya ada beberapa perawat yang lewat, tapi itupun jarang-jarang. Mungkin di tempat yang lebih ramai, itu lebih baik. Lagipula kita hanya akan bicarain tentang Junho yang lagi sakit, kan?"

Maka, Eunwoo memilih menuruti apa yang Byungchan katakan dan melangkah meninggalkan lorong dengan Byungchan di sampingnya. Ia beberapa kali mencuri pandang ke arah Byungchan yang tampak berjalan tenang di sampingnya, namun sama sekali tidak menatap ke arahnya atau membuka mulut untuk mengobrol dengannya. Tapi kalau dipikir-pikir setelah pertemuan terakhirnya dengan Byungchan hari itu... memang masuk akal kalau mereka jadi canggung. Lagipula, kenapa dia bisa bersikap sejauh itu?

Eunwoo menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal, beberapa kali diikuti dengan helaan napas berat. Kalau Byungchan jadi diam seperti ini, kenapa malah dirinya yang canggung setengah mati?

Byungchan melirik ke samping. "Kamu pusing, Woo?" tanyanya.

Eunwoo buru-buru menggeleng dan tertawa kaku. "Enggak, bukan. Bukan pusing. Tapi agak... bukan, nggak pusing sama sekali."

"Kok bicaramu nggak beraturan sih? Kenapa jadi grogi begini?" Byungchan menghentikan langkahnya, menaikkan kedua alisnya ketika menatap ekspresi canggung setengah mati di wajah Eunwoo. Namun tak seberapa lama kamudian, ia tertawa pelan. "Kenapa sih, Woo? Nggak usah canggung begitu. Kamu sendiri yang bilang kalau kita harus bersikap sewajar mungkin karena kita nggak melakukan apapun yang udah dituduhkan, kenapa sekarang jadi kamu yang gugup, grogi, plus canggung begini?"

Sekali lagi Eunwoo hanya tertawa canggung. Bahkan suara tawanya nyaris tidak terdengar. "Mungkin efek karena aku harus dengar penjelasan langsung dari residen kesayangannya Interna hahaha..."

"Berlebihan kamu." Byungchan memutuskan kembali melanjutkan langkahnya. Ia menggeleng beberapa kali sambil melipat kedua tangannya di depan dada. "Aku nggak merasa jadi residen kesayangan di Interna karena sejujurnya, banyak residen yang lebih unggul dan mumpuni daripada aku. Terutama residen yang semesternya di atasku, mereka jauh lebih unggul, Eunwoo. Aku nggak bisa dibilang residen kesayangan Interna."

"Tapi kamu yang terbaik." Eunwoo langsung mengatupkan mulutnya rapat-rapat. Kalau saja ia punya jurus untuk menghilang, mungkin ia akan segera menghilang dari peradaban dan membuat semua orang tidak akan mengingat siapa Cha Eunwoo. "Maksudku, kamu... ya kamu, maksudku, kamu yang lebih handal. Bukan, bukan begitu. Buat dokter Dongho, kamu yang lebih handal. Kamu bisa diandalkan. Ya, begitu maksudnya."

Byungchan memiringkan sedikit kepalanya, kemudian tersenyum. "Terima kasih pujiannya. Agak berlebihan, tapi terima kas--"

"Byungchan, bisa kita bicara sebentar?"

Kegugupan Eunwoo seketika menguap ketika seseorang rasanya dengan sengaja memutus ucapan Byungchan. Ia menegakkan tubuhnya, menatap lurus ke depan, dan mengabaikan sejenak senyum Byungchan yang perlahan pudar.

Senyum Eunwoolah yang kali ini tampak merekah. Ia menyimpan kedua tangannya di saku celana. "Long time no see, Seungwoo."

Konfrontasi Double Woo?🤔

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Konfrontasi Double Woo?🤔

Selamat pagi, jangan lupa sarapan ya. See you🌹

COASS COOPERATE 4.0 (Part of 2.0 and 3.0)Where stories live. Discover now