Rain Clouds Come to Play Again

Začít od začátku
                                    

Hello, I am your mind giving you someone to talk to
Halo, aku adalah pikiranmu yang memberimu teman bicara

Eunwoo terkejut ketika dirinya baru mengangkat kaki kanannya untuk melangkah memasuki saah satu bilik toilet, Junho memeluknya. Ia terdiam sejenak dan setengah mengira kalau Junho hanya akan memeluknya sekilas, kemudian pergi begitu saja seperti orang yang menyimoan begitu banyak rahasia - memang rahasia Junho terlalu banyak - tapi ternyata ia salah. Junho bertahan memeluknya, lebih dari 10 detik. Dan Eunwoo jelas tidak bisa mengabaikan mengapa adiknya mendadak bersikap seperti ini. Junho tidak suka diperlakukan manis olehnya, ia tahu itu. Tapi ini...?

Kedua tangan Eunwoo terangkat membalas pelukan Junho. Tubuh adiknya masih terasa menegang dan terasa begitu asing dalam pelukannya. Ia pernah memeluk Junho beberapa kali. Sekali ketika Junho masih bayi, sekali saat Junho berusia setahun, sekali saat Junho berada di rehabilitasi, dan sekali setelah Junho keluar dari rehabilitasi dan pulang ke apartemen. Tapi memeluk Junho tidak pernah terasa seasing ini baginya.

If I smile and don't believe
Jika aku tersenyum dan tak percaya

"Thanks udah nganggap gua ada dalam keluarga kita dan menentang keadaan demi gua. Tindakan lo bodoh, tapi gua berterima kasih..."

Eunwoo tersenyum. Ia mengusap punggung Junho beberapa kali. Kalimat terima kasih Junho sama sekali tidak membuatnya terenyuh atau terharu. Lebih daripada perasaan terharu, ia merasa secercah ketakutan mulai tumbuh dalam dadanya ketika Junho mengatakannya. Katakanlah ia terbiasa dengan sikap dan ucapan barbar Junho, ia lebih senang adiknya berlaku seperti itu padanya. Rasanya lebih ekspresi dan lebih Junho, daripada sekarang. Bukan ia tidak mau menerima rasa terima kasih adiknya, tapi untuk apa? Apa yang ia lakukan adalah hal wajar yang seharusnya seorang kakak lakukan, bukan?

"Maaf karena kehadiran gua hanya jadi masalah buat kalian. Buat lo, buat mama, buat papa, juga buat Myungsoo. Kehadiran gua mungkin bukan apa-apa bagi kalian karena sebenarnya hidup gua juga bukan apa-apa bagi gua. Siapa gua? Kenapa gua harus lahir? Atau kenapa gua harus hidup sampai sekarang? Gua nggak tau jawabannya, bahkan dengan pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut diri gua sendiri. Gua cuma hidup dalam kebohongan dan lo mempertaruhkan segalanya yang lebih nyata buat kebohongan yang lo sebut adik, Woo."

Usapan Eunwoo di punggung Junho terhenti. Ia menatap sejenak adiknya yang masih bertahan memeluknya. Rasa takutnya tumbuh ke arah yang makin tinggi. "Nggak perlu meminta maaf buat hal yang bukan kesalahanmu. Lagipula, ini gunanya keluarga, kan?" balasnya.

Soon I know I'll wake from this dream
Segera kutahu aku kan bangun dari mimpi ini

"Keluarga itu apa? Kenapa gua nggak pernah dianggap ada?"

Pelukan Junho mengerat. Eunwoo bisa merasakan adiknya perlahan meletakkan kepala di bahu kirinya, menyandar penuh putus asa di sana. Ketegangan di tuvuh Junho perlahan menghilang, berganti dengan gemetar yang bisa Eunwoo rasakan ketika kedua lengannya masih balas memeluk Junho.

"Gua mungkin nggak pernah diharapkan ada dalam suatu tempat yang lo sebut keluarga, tapi kalau boleh gua tau, apa itu keluarga? Siapa mereka? Kenapa gua nggak pernah dianggap ada? Kenapa gua harus jadi gelandangan yang mengemis diberi makan di tempat yang lo sebut keluarga?" Suara Junho yang mulai bergetar, tercekat. Ada emosi yang berusaha ditekan dalam suaranya. Ditekan begitu dalam sampai terasa begitu sakit untuk disampaikan.

Don't try to fix me, I'm not broken
Jangan coba menyembuhkanku, aku tidak hancur

Pelukan Junho kali ini mengendur, namun kepalanya tetap disandarkan pada bahu kiri Eunwoo. Perlahan justru Junho menyembunyikan wajahnya di perpotongan bahu Eunwoo, napasnya terasa memberat, dan tubuhnya terasa semakin gemetar.

Eunwoo memandangi Junho dalam pelukannya. Ia ragu kalau adiknya baik-baik saja. Junho mungkin tidak terdiagnosa seragangan panik, tapi PTSD-nya bisa memicu kepanikan yang nyaris tidak mudah dikendalikan. Belum lagi dengan bipolar dan gangguan depresi mayornya yang belum sepenuhnya bisa dikendalikan, meski Junho telah menerima ketiganya.

"Mungkin gua egois, tapu kalau seandainya gua mati hari ini dan bisa lahir kembali, gua pengen lahir di keluarga yang mau menerima gua. Mungkin gua kelihatan benci tempat atau apapun yang lo sebut keluarga, tapi gua tetap anak yang pengen ngerasain rasanya disayang dan dipeluk papa gua sendiri. Konyol rasanya saat gua nangis hanya karena dipeluk orang lain karena gua nggak pernah sekali ngerasain rasanya pelukan papa gua gimana. Sebagai orang yang pernah dipeluk papa, rasanya gimana, Woo?"

Eunwoo tidak bisa menjawab. Ia tidak bisa mendeskripsikan segalanya, bahkan ketika Junho mungkin menuntut jawabannya. Bagaimana ia tega mengatakannya seakan merasakan untuk dirinya sendiri, tanpa membagi dengan adiknya?

"Rasanya dipeluk, dipuji, dan dibanggakan papa itu gimana, Woo? Mungkin lo bukan anak kesayangan papa, tapi sedikit banyak, lo pernah dipeluk papa. Rasanya gimana? Hangat? Aman? Menenangkan? Tell me, Woo."

Hello, I am the light living for you so you can't hide
Halo, akulah cahaya yang hidup untukmu agar kau tak bisa sembunyi

Hello, I am the light living for you so you can't hideHalo, akulah cahaya yang hidup untukmu agar kau tak bisa sembunyi

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

Selamat sore. Hari ini tidak terlalu menyenangkan, ternyata bukan genjutsu - Hwang Yunseong🐴

Nanti malam, jangan lupa makan malam ya. Jaga kesehatan🌹

COASS COOPERATE 4.0 (Part of 2.0 and 3.0)Kde žijí příběhy. Začni objevovat