Resep Perut Nyoi-Nyoi Ala Yunseong

Start from the beginning
                                    

Eunwoo membuang pandangannya, mengembuskan napas pelan-pelan. Beberapa detik kemudian, ia kembali menatap Myungsoo. "Caraku menatap siapapun adalah hakku. Bukan kewenanganmu untuk mengatur," katanya.

"Jadi, kamu merasa bebas menatap siapapun dengan tatapan nggak sopan seperti itu hanya karena itu adalah hakmu? Sedikit banyak, kamu mulai meniru kelakuan Junho. That's amazing, Brother."

Kedua tangan Eunwoo terkepal di kedua sisi tubuhnya. "Kamu berdiri di depanku, jadi jangan membicarakan orang lain. Kalau kamu menuntutku sebagai adikmu untuk sebuah tatapan sopan, aku juga berhak menuntutmu sebagai kakakku untuk sebuah perkataan sopan," tandasnya.

Myungsoo hanya terkekeh pelan. Ia maju selangkah dan memberi tepukan pelan di bahu kanan Eunwoo beberapa kali, kemudian mendekatkan bibirnya pada telinga adiknya. "Jadilah adik yang baik, Eunwoo. Aku hanya punya satu adik pembangkang yang tidak bisa diatur dan namanya Junho, bukan Eunwoo. Koreksi jika aku salah mengingat, adikku."

Kemudian setelah Myungsoo selesai mengatakannya dan memukul telak pikiran Eunwoo, lelaki itu memilih berlalu meninggalkan Eunwoo bersama ketiga rekan sesama residennya.

Di samping Midam, Wooseok mengerjap beberapa kali. Ia menatap punggung Myungsoo beberapa detik, kemudian menatap wajah Eunwoo yang kembali tampak mengeras. "Kalian saudara kandung? Kok nggak mirip?" tanyanya lirih.

"Dokter Myungsoo lebih mirip Junho, daripada Eunwoo." Midam menjelaskan cepat.

"Mungkin Eunwoo anak pungut, makanya mukanya nggak mirip Junho, juga nggak mirip dokter Myungsoo. Mungkin dulu Eunwoo dipungutnya dari kardus Teh Pucuk Harum di depan lampu merah." Yunseong menimpali. Wajahnya tetap terlihat menyebalkan.

Wooseok mengangguk beberapa kali. "Kamu beneran anak pungut, Woo?" tanyanya.

Eunwoo menoleh menatap Wooseok datar, sedangkan kekasih Lee Jinhyuk itu hanya meringis seperti kucing yang tidak punya rasa bersalah. "Iya, aku anak pungut. Tadinya aku lahir dari perut sapi, tapi karena dipungut manusia dan dirawat seperti anak sendiri, makanya sekarang aku jadi manusia. Aku lupa sama jati diriku sebagai anak sapi."

"Pantes kutuan. Ternyata anak sapi." Yunseong mengangguk beberapa kali sambil mengusap-usap ujung dagunya.

Midam berpikir-pikir sebentar. "Emang sapi ada kutunya ya?"

"Sapi kan hewan berbulu, bisa jadi ada kutunya. Eunwoo yang makhluk berambut aja dihinggapi kutu, apalagi sapi? Tapi karen Eunwoo setengah manusia dan setengah sapi, makanya kutunya betah nempel sama Eunwoo. Misteri dia jomblo selama ini adalah karena dia kutuan. Tapi, Woo, lo kan anak sapi, menurut lo gimana tuh dengan penggunaan susu sapi sebagai bahan untuk membuat puding sutra susu?"

Midam dan Wooseok menepuk dahi mereka bersamaan. Eunwoo menatap Yunseong tidak mengerti. Seketika perkataan penuh imajinasi Yunseong justru membuatnya nyaris melupakan perkataan telak yang diucapkan Myungsoo beberapa saat lalu.

"Kalau bicara soal puding sutra susu begini, jadi kangen Minhee. Kangen perut nyoi-nyoinya Minhee yang halus, lembut, dan kenyal tiada tandingannya. Uh, Minhee di mana ya?" Yunseong membingkai kedua sisi wajahnya dengan kedua tangannya sambil tersenyum janggal.

Wooseok menunjuk ke sembarang arah. "Minhee di bagian kardio, ngapain dicariin sih?"

"Kangen perutnya Minhee." Senyuman Yunseong membuat Eunwoo akhirnya memilih berdiri di belakang Wooseok dan Midam, dan menjauhi residen saraf itu. "Dam, Seok, kalau lo pengen perut nyoi-nyoi yang sehalus, selembut, dan sekenyal perutnya Minhee, gue kasih bocorannya. Gue kasih resepnya. Gratis, tanpa harus les lebih dulu."

"Nggak mau." Midam seketika melindungi perutnya dengan kedua tangan.

"Nggak perlu." Wooseok melakukan hal yang sama dengan Midam.

Eunwoo menusuk-nusuk perutnya dengan telunjuknya beberapa kali. "Perut gue udah bagus," lirihnya.

"Kalian harus bikin adonan puding sutra susu dulu. Banyak banget resepnya di buku-buku resep. Terserah kalian mau pakai yang mana atau rasa apa. Intinya setelah adonan puding sutra susunya jadi, jangan dikerasin. Langsung diminum. Nanti adonannya mengeras dan bertekstur di perut kalian. Dengan begitu, perut kalian akan jadi halus, lembut, dan kenyal seperti puding sutra susu, juga akan nyoi-nyoi seperti perut Minhee."

Wooseok bertatapan dengan Midam, kemudian mendongak sedikit menatap Eunwoo. "Kalian percaya perutnya Minhee bisa jadi halus, lembut, dan kenyal karena minum adonan puding sutra susu?"

Midam menggeleng. "Kalau adonannya panas, apa ususnya Minhee nggak melepuh tuh?"

Eunwoo meringis. "Kalian percaya sama Yunseong?"

Setelah nulis dengan bahasa baku, pindah ke semi baku, rasanya kaku banget duh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah nulis dengan bahasa baku, pindah ke semi baku, rasanya kaku banget duh. Ternyata enak banget nulis pakai bahasa baku😅

Selamat pagi💕

COASS COOPERATE 4.0 (Part of 2.0 and 3.0)Where stories live. Discover now