The Chaotic Day of Coass

Mulai dari awal
                                    

"Papa!"

....................................... [[💌🕊]]

Junho membuka matanya perlahan, beberapa menit lebih awal daripada apa yang sudah ia jadwalkan pada alarmnya. Ia mencoba bangun dari posisi berbaringnya, tapi seakan tidak memiliki tenaga, ia tetap membiarkan dirinya berbaring menatap langit-langit kamarnya dalam kegelapan sementara ia menebak-nebak sesuatu yang bahkan tampak begitu samar dalam benaknya. Rasanya luar biasa lelah, tidak ada tenaga yang tersisa, bahkan untuk sekedar mengangkat tangan dan merubah posisi berbaringnya yang jika lampu dinyalakan, mungkin ia tampak begitu menyedihkan.

Semalam, ia tidur 3 jam lebih cepat. Jadwalnya mengatakan bahwa pagi ini seharusnya ia melakukan ujian akhir stase, namun alih-alih belajar sebagaimana seharusnya, ia justru memilih tidur. Pikirannya begitu penuh, ramai, dan sesak, hingga ia tidak bisa memikirkan hal lain yang mungkin saja lebih rumit. Bahkan jika ia harus menuliskan segala keruwetan dalam kepalanya, mungkin ia hanya dapat membuat garis-garis yang jelas bukan vertikal, juga bukan horizontal di atas kertas yang bahkan tidak pantas menerima segala bentuk keruwetan dalam pikirannya. Dan berjam-jam tidur tidak lantas membuatnya bertenaga. Ia justru makin terasa lesu dan tidak ingin melakukan apapun. Juga ketika ia mencoba membuka mata, jantungnya berpacu lebih cepat seperti serangan panik yang stressornya tak dapat ia lihat dengan sepasang matanya.

Ketika ia menutup matanya, ia tidak benar-benar tertidur hingga pagi ini. Mungkin matanya terpejam, tapi pikirannya benar-benar sibuk. Ada lalu lintas tidak terkendali dalam pikirannya, semuanya berbicara, mendesak untuk dipikirkan. Segala sesuatunya menjadi lebih rumit saat malam semakin tinggi dan suasana di sekelilingnya semakin bertambah sepi, seperti segalanya sedang bergerak meninggalkan dirinya, menjauh begitu saja, dan membiarkannya tetap terpejam dengan pikiran yang tidak pernah berhenti memproduksi berbagai macam asumsi yang tak dapat dimengertinya.

Kisah-kisah masa lalu dari masa kecilnya, perkataan dan ekspresi Myungsoo hari itu, ekspresi penuh kekecewaan di wajah Eunwoo, raut sedih di wajah mamanya, juga ekspresi tenang di wajah Eunsang yang selalu berhasil menenangkannya dalam gelisah, segalanya bergulir tanpa jeda. Ia memikirkan segalanya. Bahkan ketika ia berusaha untuk menepisnya, segalanya tetap terjadi dan semakin terasa sibuk dalam benaknya. Ia tidak pernah bisa berhenti memikirkan segalanya, termasuk dengan segala hal yang dikatakan Myungsoo tentang kehadirannya.

Apakah ia menjadi masalah dalam keluarga mereka? Apakah ia hanya menjadi benalu yang begitu pantas disingkirkan? Apakah selama ini ia merepotkan banyak orang dengan keadaan yang bahkan ia tidak menginginkannya terjadi?

Junho menarik napas panjang, menghembuskannya perlahan begitu berat. Ia menyadari, pagi ini adaah kelanjutan dari semalam. Eunwoo tidak pulang ke apartemen, mamanya juga tidak menginap sejenak di sini. Mereka tidak datang dan tidak mengatakan apapun padanya, sementara ia di sini masih berharap bahwa kedua orang yang mulai memiliki eksistensi dalam kesehariannya itu mengatakan sesuatu jika tidak datang. Apakah mereka akhirnya kembali menganggap dirinya hanya sebagai penghalang? Beban yang merepotkan?

Junho mengerang. Ia meraih ponselnya di nakas dan memeriksa pesan yang masuk sambil terus berharap ia bisa mendengar suara Eunwoo atau mamanya di sana, di apartemennya. Tapi tidak. Satu-satunya suara yang terdengar di sana hanyalah suara detikan jarum jam dan kehampaan dalam dirinya kian menjadi ketika ia tidak menemukan satu pesan atau panggilan tidak terjawab dari Eunsang pagi ini.

Apakah Eunsang juga menganggapnya merepotkan? Apakah Eunsang berniat beranjak meninggalkannya sendirian seperti orang-orang yang sempat ia akui eksistensinya?

Junho melempar ponselnya, membiarkan My Immortal milik Evanescence terus berputar sebagai nada utama alarmnya mengisi ruang sepinya.

Mengapa ia menjadi seperti anak kecil yang tidak ingin ditinggalkan dan begitu takut dengan hadirnya perasaan kesepian?

I’m so tired of being here
Aku sangat lelah berada di sini

Suppressed by all my childish fears
Ditekan oleh semua ketakutan kekanak-kanakanku

Suppressed by all my childish fearsDitekan oleh semua ketakutan kekanak-kanakanku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Director's talk :

Q : "Sibuk apa sekarang, pak sutradara?"

Yunseong : "sIBUK NYARI STUNTMAN!!"

Selamat siang, jangan lupa makan siang. Dan semoga hari kalian menyenangkan...😈🌹💙

COASS COOPERATE 4.0 (Part of 2.0 and 3.0)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang