Feelings of Doctor and Patient

Mulai dari awal
                                    

Dan Wonjin yakin, ia bisa mempercayakan hidupnya pada ketiga dokter itu. Meskipun ia merasa gentar dengan tindakan itu, meskipun ia merasa takut, dan meskipun ia merasa ngeri luar biasa, ia percaya bahwa ketiga dokter itu pasti akan menolongnya. Ia juga percaya pada dokter Yuvin dan dokter Yunseong.

Ia mencoba percaya, bahkan ketika hatinya mulai mengecil dan membuatnya terlihat seperti seorang pesimis.

...................................... [[💌🕊]]

Yohan ikut keluar ruang rawat Wonjin bersama dokter Yuvin dan dokter Yunseong sambil sesekali mencuri pandang ke arah 2 residen yang sama-sama berwajah masam dan tampak begitu lelah. Bukan hanya pacarnya, Yunseong juga terlihat sangat muram dengan mata mengantuknya dan raut yang begitu lelah di wajahnya. Namun sebelum sempat ia menyapa Yunseong, residen saraf itu memilih berpamitan lebih dulu dengan alasan akan segera menemui dokter Yena dan kembali pada pekerjaannya, sehingga otomatis meninggalkannya hanya berdua dengan Yuvin.

Ketika ia mencoba mencuri pandang ke arah Yuvin, hal pertama yang ia dapatkan adalah pacarnya yang sedang menghela napas berat sambil memihat pangkal hidungnya. Ia tidak tidak sendiri saat melihatnya. Yuvin tampak begitu lelah dan kurang tidur, belum lagi baru saja mendapat perlakuan tidak menyenangkan. Pasti berat untuknya.

"Dok, udah makan siang?" Yohan bertanya lirih. Lorong di sekitar bangsal rawat inap kelas 1 memang lebih sepi daripada lorong di bangsal rawat inap kelas 2 ataupun kelas 3, makanya walaupun suaranya lirih, tetap mudah terdengar. Tapi suasana yang hening seperti ini membuatnya lebih mudah menghubungkan dirinya dengan Yuvin yang tampak sangat kelelahan.

Yuvin menoleh perlahan. Ia mengangkat kedua sudut bibirnya untuk tersenyum di sela raut wajahnya yang tampak muram. "Nanti aja bisa kok. Sekalian makan bareng residen bedah yang lain. Kamu sendiri kok nggak makan siang hm?" jawabnya pelan.

Yohan menggeleng. Ia meraih satu tangan Yuvin dan menggenggamnya lembut, memberi usapan di punggung tangan pacarnya dengan ibu jarinya. "Maafin Minkyu ya, dok. Dia pasti nggak berniat buat bentak-bentak dokter kayak tadi. Mungkin dia terlalu khawatir, makanya dia begitu. Maafin Minkyu ya."

"Han, saya pernah ada di posisinya Minkyu. Saya pernah berdiri menerima keputusan kalau Ae Young harus diselamatkan dengan tindakan bedah yang saya aja ngeri membayangkan itu. Bahkan saking khawatir dan ngerinya, saya seperti nggak terima kalau anak saya harus mengalami ketakutan itu. Tapi itu udah jalannya, Han. Keputusan itu dibuat bukan tanpa pertimbangan matang, tapi juga belum tentu bisa diterima dengan mudah." Yuvin mengusak puncak kepala Yohan dengan satu tangannya yang bebas. Ia masih tersenyum seperti biasanya, meski matanya terlihat lelah, wajahnya terlihat muram, dan penampilannya agak berantakan.

"Saya hanya nggak tega sewaktu dokter dibentak begitu sama Minkyu, tapi di satu sisi, saya juga paham kenapa dia sekhawatir itu dan kenapa dia jadi seemosional itu."

Yuvin menurunkan usapan lembutnya ke pelipis Yohan, kemudian turun membelai pipi lembut Yohan dengan punggung tangannya. "Karena Wonjin adalah orang yang dia sayang, makanya dia jadi seemosional itu. Dia ikut merasakan apa yang Wonjin rasakan, Han. Walaupun ketakutan sepenuhnya dirasakan Wonjin, Minkyu merasakan hal yang sama. Saya juga begitu. Karena saya sayang Ae Young, saya juga ikut merasakan ketakutan dia saat akan diambil tindakan bedah. Mungkin seperti mitos yang banyak orang bilang. Kalau suami terlalu cinta pada istrinya, saat istrinya hamil, malah suaminya yang morning sick sampai ngidam."

Yohan terkekeh mendengarnya. "Di saat begini kok masih bisa bercanda sih?" gumamnya.

"Biar kamu nggak kepikiran. Saya tau kok, kamu kepikiran sewaktu di dalam tadi. Tapi ini bagian dari pekerjaan saya, jalan hidup yang saya ambil, panggilan jiwa saya, jadi saya menerima segala konsekuensinya. Apalagi saya pernah di posisi yang sama dengan Minkyu. Saya bisa memahami perasaan dia."

Di ujung kalimatnya, Yuvin memberi cubitan kecil di ujung hidung Yohan, yang kemudian membuat koass itu merengek sebal dan membalas dengan mencubit ujung hidung pasangannya.

"Mau makan siang bareng? Hanya dua," ajak Yuvin sambil menaikturunkan kedua alisnya.

Yohan mengangguk, kemudian mengaitkan jemarinya dengan jemari Yuvin dan membuat tangan mereka saling bertautan. Dan untungnya, lorong ini lebih sepi daripada lorong di bangsal kelas 2 atau kelas 3 biasanya karena kalau tidak, maka habislah wajah Yohan akan memerah sampai ke telinga karena digoda habis-habisan. Entah digoda sebagai pasangan kasmaran, mesra-mesraan tidak tahu tempat, dunia seaka milik berdua, atau tidak menghargai jomblo. Untungnya di bangsal ini - khususnya lorong di sekitar ruang rawat kelas 1 - lebih sepi daripada lorong kelas 2 atau 3 yang jumlah pembesuk atau penunggu pasiennya bisa membludak.

Namun baru beberapa langkah mereka berjalan sambil bersenda gurau dengan tangan salin bertautan, Yuvin tiba-tiba menghentikan langkahnya, yang mau tidak mau membuat Yohan juga ikut berhenti di sampingnya.

"Seungwoo...?"

Yohan mengangkat pandangannya. Ia ikut menatap apa yang sedang Yuvin tatap beberapa meter dari tempat mereka berdiri. Semula ia tidak paham, tapi kemudian ia menyadari siluet tubuh seseorang yang sedang berdiri berhadapan di depan pria yang tampak seperti dokter Seungwoo. Dan siluet tubuh itu tidak asing di matanya. Ia mengenal bentuk tubuh itu dengan bahunya yang sempurna, pinggangnya yang ramping, dan sepasang kakinya yang jenjang.

Ia mengenalinya dengan baik. Meski ia tidak menatap wajahnya, ia tau siapa pemilik tubuh semampai dengan kaki jenjang indah yang tampak berdiri begitu dekat dengan orang yang tampak seperti dokter Seungwoo dari kejauhan. Bahkan hanya dengan bentuk rambut pun, ia bisa mengenalinya dari jauh.

"Kak Seungyoun...?"

gEMUSH BANGET SAMA BUNNY PUNYA YUVIN😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

gEMUSH BANGET SAMA BUNNY PUNYA YUVIN😭

Selamat pagi dan selamat berakhir pekan...😈🌹💙

COASS COOPERATE 4.0 (Part of 2.0 and 3.0)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang