Four Separate Viewpoints - 1

Mulai dari awal
                                    

Dokter Chungha tidak langsung menjawab. Ia masih mendengar Eunwoo selesai bicara. "Tapi asumsi mereka menyulitkan ruang gerakmu. Ada baiknya kalau kamu memulai sesuatu yang baik lebih dulu."

Rahang Eunwoo mengeras. "Untuk situasi yang lain, saya akan dengan senang hati memilih jalan damai dan meminta maaf lebih dulu. Tapi untuk situasi di mana harga diri saya direndahkan, saya tidak akan melakukannya, dok. Saya bukan pelaku, jadi kenapa saya harus mau diperlakukan dan mau berlaku seperti pelaku? Sementara mungkin si pelaku sebenarnya sedang menikmati perlakuan dan sedang berlaku sebagai korban?"

................................. [[💌🕊]]

Terakhir kali Seungyoun bertemu Eunwoo mungkin sekitar beberapa waktu lalu ketika ia tidak sengaja melihat residen Pediatri itu sedang mengobrol sangat dekat dengan dokter Byungchan - entah apa yang mereka katakan. Ia juga bisa melihat waktu itu bagaimana Byungchan memegang tangan Eunwoo dan bagaimana Eunwoo mengusak puncak kepala Byungchan. Dan ia tidak pernah melihat Eunwoo lagi karena pekerjaan dokter residen itu sepertinya banyak sekali, seiring dengan bertambahnya semester PPDS.

Namun siang ini, ia diharuskan konsultasi dengan Eunwoo di Poli Anak. Kalau dipikir-pikir, mungkin ini pertama kalinya ia melihat Eunwoo begitu dekat dan berbincang dengannya. Tapi saat ia melihat Eunwoo dari jauh ketika residen itu sedang berjalan berseliweran di koridor rumah sakit atau beberapa kali ia melihat Eunwoo duduk dengan teman-temannya - termasuk dengan Byungchan di sana - atau malah hanya berdua dengan Byungchan, ia bisa melihat raut wajah Eunwoo lebih tenang dan kalem. Tapi ketika ia berhadapan langsung dengan Eunwoo hari ini, wajah itu tampak gusar dan penuh kekesalan yang mati-matian dipendam.

Seungyoun jadi bertanya-tanya sendiri, apakah wajah Eunwoo yang tampak gusar itu disebabkan oleh berita yang beredar tentang dirinya dengan Byungchan? Seungyoun mendengar berita itu beberapa kali, begitu samar, namun ramai yang membicarakannya. Mungkin berita itu tidak lagi hanya dikonsumsi satu atau dua orang, mungkin setiap orang di tempat ini sudah menjadikannya topik pembicaraan selama makan siang atau bahkan di jam-jam di mana mereka ingin membicarakan sesuatu.

Jadi, bukan tidak mungkin kalau Eunwoo sudah mendengar berita yang beredar. Dan Seungyoun bisa mengerti mengapa Eunwoo tampak begitu gusar hari ini. Pasti berat saat berita tentang hubungan gelap yang berusaha ditutupi, justru menjadi boomerang bagi dirinya sendiri. Mungkin saja Eunwoo sedang menunggu waktu yang tepat untuk mengakui bahwa benar telah ada hubungan di antara dirinya dengan Byungchan, tapi mungkin juga masih menunggu semua pihak berhenti menganggap bahwa Byungchan masih bertunangan dengan Seungwoo, meski nyatanya mereka sudah berakhir.

Dan bukankah ia sedang menunggu waktu yang sama? Seungwoo tidak mau berkata apapun perihal hubungan mereka, juga tidak mau mengumbar kemesaraan di depan umum - mungkin berbalik dengan Eunwoo yang justru memilih mengumbar meski hanya dengan tindakan kecil - karena Seungwoo berniat menjaganya sehingga tidak ada tuduhan tidak masuk akal yang dilayangkan kepadaya. Dan ia menghargai itu.

Ia menghargai Seungwoo yang memilih jalan lain untuk membuka hubungan mereka pelan-pelan, tidak tergesa-gesa, dan menjaganya karena ia sepenuhnya menyadari bahwa Seungwoo masih disangkutpautkan dengan Byungchan, meski sudah tidak ada ikatan diantara mereka.

Eunwoo berdeham pelan, seketika membuat lamunan Seungyoun mendadak buyar. "Dek, kalau ada residen ngomong, dengarkan. Jangan ngelamun sendiri. Ini menyangkut nyawa manusia lho. Masa konsultasi sama residen, malah residennya kayak ngomong sama angin?"

Seungyoun tersentak. Ia langsung mengangguk gugup. "Maaf, dok. Saya kurang fokus," katanya.

Eunwoo berdecak sebal. "Kalau kerja itu yang fokus. Jangan kebanyakan melamun. Kalau emang mau konsultasi, didengarkan. Jangan ditinggal melamun. Dengar nggak tadi saya bilang apa?" semburnya lagi.

Kali ini Seungyoun hanya diam, kemudian menggeleng pelan. Ia tidak pernah berkomunikasi langsung dengan Eunwoo, jadi ia tidak tahu kalau Eunwoo akan seprofesional ini dalam bekerja, meski masih residen.

"Sebagian dari data kamu udah saya periksa. Udah ada diagnosa bandingnya. Tapi lebih baik kamu konsultasi ke dokter konsultan buat penegakan diagnosa kerjanya. Kamu kalau diajak ngomong sama residen malah ngelamun."

Seungyoun mengangguk beberapa kali sambil menerima data-data yang diberikan kembali oleh Eunwoo. "Terima kasih waktunya, dok. Selamat siang."

"Dek, tunggu bentar."

Gerakan tangan Seungyoun saat akan membuka kenop pintu seketika terhenti. Ia menoleh ke arah Eunwoo yang sedang menunjuk ke arah lehernya. "Ya, dok?"

"Itu hickey di lehermu ditutupin dulu pakai plester atau apalah. Masa mau konsultasi ke dokter konsultan, kelihatan hickeynya begitu? Udah samar sih, tapi masih kelihatan. Ditutupin dulu sebelum konsultasi. Jangan mempermalukan dirimu sendiri."

Seungyoun langsung mengangguk dan keluar ruangan dengan perasaan malu setengah mati. Bahkan saking malunya ia bisa merasakan pipinya menghangat hingga ke telinga.

 Bahkan saking malunya ia bisa merasakan pipinya menghangat hingga ke telinga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat siang hehehe. Tadinya mau jadi satu, tapi kepanjangan. Makanya dipecah jadi 2 aja...😈🌹💙

COASS COOPERATE 4.0 (Part of 2.0 and 3.0)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang