Sementara perihal masakannya, Byungchan tidak tahu apa yang salah dengan masakannya. Ia merasa sudah memasak dagingnya hingga cukup lunak untuk dikonsumsi dan bumbunya cukup meresap untuk masakan yang bahkan baru matang beberapa menit lalu. Lagipula ia tidak memasak makanan yang asing. Ia sudah beberapa kali memasak makanan ini sebagai makan malam dan biasanya Seungwoo menyukainya, kemudian terang-terangan akan mengambil jatah miliknya saking sukanya. Dan ini pertama kalinya Seungwoo mencela masakannya, dengan alasan yang bahkan ia sendiri tidak mengerti mengapa itu bisa terjadi.
Byungchan menatap sebentar makan malam Seungwoo di depannya. Hatinya berdenyut sakit saat mengingat bagaimana Seungwoo mengkritik masakannya tadi, mengatakan tentang dagingnya yang terlalu keras, bumbunya yang kurang meresap, orang jompo yang akan kehilangan giginya kalau memakan masakannya, bumbunya yang terlalu pedas, masakannya yang tidak membangkitkan selera makan, dan masakannya yang aneh. Seungwoo tidak pernah mengkritik masakannya sampai seperti ini sebelumnya dan rasanya menyakitkan saat Seungwoo mengkritik masakanya begitu tajam, meninggalkan masakan yang sudah ia buat di sela lelahnya, dan mengatakan masakannya aneh.
Jadi ia harus apa sekarang? Ia tidak mungkin membuang makanan ini karena makanan ini sebenarnya layak untuk dikonsumsi dan tidak mengandung komposisi yang berbahaya atau menjijikkan. Sementara ia selalu dididik oleh mamanya untuk tidak membuang-buang makanan yang masih layak dikonsumsi, ia tidak bisa begitu saja membuang masakannya. Mamanya selalu mengatakan bahwa di luar sana banyak orang yang sedang bekerja bersusah payah demi bisa membeli makanan dan banyak orang di luar sana yang sedang berjuang melawan kelaparan, jadi kenapa ia yang memiliki makanan cukup dan nikmat untuk dinikmati harus membuang makanannya?
Byungchan menutup wajah dengan kedua tangannya. Ia benar-benar tidak mengerti mengapa Seungwoonya berubah terlalu jauh sampai ia tidak bisa lagi mengenali Han Seungwoo yang selama ini mendampinginya. Seungwoo di matanya kini benar-benar seperti orang baru yang tidak bisa dipahaminya dengan mudah, yang membuatnya selalu menebak apakah tindakannya sudah benar atau tindakannya adalah hal yang salah. Tapi nyatanya, semua tindakan yang ia lakukan meski ia sudah melakukannya sebaik mungkin, tetap terasa salah di mana Seungwoo.
Hingga ketika Byungchan nyaris memikirkan kembali semua perkataan yang pernah Seungwoo lontarkan secara terang-terangan padanya, atensi terpaksa dialihkan pada dering singkat dari ponselnya yang berada tidak jauh dari mangkuk supnya.
Sebuah pesan singkat masuk via WheresApp.
Eunwoo🐛 - Online
Chan? Chan?
07.23 p.mYa?
07.23 p.mKamu lagi di mana?
07.23 p.mDi apartemennya Seungwoo
07.24 p.mKamu lagi di mana?
07.24 p.mLagi di hotel, ini mau keluar sebentar nyari cemilan atau apalah
07.24 p.mSekalian nyari oleh-oleh buat Wooseok. Aku baru sampai Tokyo, udah ditelepon dimintain oleh-oleh
07.25 p.mMengirim gambar
YOU ARE READING
COASS COOPERATE 4.0 (Part of 2.0 and 3.0)
FanfictionIni bukan hanya cerita tentang kisah cinta antara koass dengan koass atau koass dengan residen. Ini cerita tentang hidup yang benar-benar hidup. Konfliknya tidak hanya tentang cinta, karena manusia tidak hanya hidup bersama tambatan hatinya. Kisah t...
Happy Belated Birthday, "Fiance"
Start from the beginning