COASS COOPERATE 4.0 (Part of...

Door feyarms

2M 386K 140K

Ini bukan hanya cerita tentang kisah cinta antara koass dengan koass atau koass dengan residen. Ini cerita te... Meer

Kenalan Dulu, Yuk! (Para Koass)
Kenalan Dulu, Yuk! (Residen dan Internship)
The Most People You Love, Hurt You So Bad
Otolaringologi, Memahami Berawal Dari Mendengar
Surprise Midnight Video Call - 1
Surprise Midnight Video Call - 2 END
Anak Yang Bisa Melihat Dedemit dan Lelembut
Every Stalks of Sunflower is A Hope - 1
Every Stalks of Sunflower is A Hope - 2 END
The Best Damn Thing
RESIDENSTAGRAM - Cha Eunwoo
Begini Kacaunya Ruang Koass
Jangan Mendekat, Wooseok Sedang Kesal!
BURN YOUR PASSPORT!!
Happy Belated Birthday, "Fiance"
Big Brown Teddy Bear
CONSULENTAGRAM - Kang Dongho (ft. Eunwoo's Chatroom)
Angel On A Rainy Day
Persahabatan Bagai Ulat Bulu
Server 404 Not Found - Residents Headache!
COASSTAGRAM - Keum Donghyun
Everytime I See You, I Die A Little More
In The Aftermath of The Destructive Path
Junho vs Dongpyo, Eunsang Menonton!
RESIDENSTAGRAM - Cha Eunwoo
Prahara Keseharian Koass - 6
Orthopedi Resident-Consulent Relationshit
Balada Saat Harus Maju Referat
Obsgyn, Looks Like Mother and Son
Behind Closed And Locked Door
RESIDENSTAGRAM - Lee Jinhyuk
From Me, Thank You Very Much
Belajar Aja Susah, Apalagi Rebahan?
Just The Way You Lie
COASSTAGRAM - Keum Donghyun
Best Support System
Bagian Tidak Penting, Amat Tidak Penting
All Things To Do When You Get Well
Separuh Pendengaran Hyungjun Hilang!
The Story Behind The Lunch Box
Stolen Moment That We Steal
RESIDENSTAGRAM - Song Yuvin
Suatu Pagi di Apartemen Junho
Kotak Bekal Sarapan Untuk Hyungjun
These Wounds Won't Seem To Heal
Kuch Kuch Hota Hai
Cerita Dari Koridor di Pagi Hari
Mysterious Box, Who Sent It?
Four Separate Viewpoints - 1
Four Seperate Viewpoints - 2 END
COASSTAGRAM - Cha Junho
Feelings of Doctor and Patient
What Are They Doing There?
There's No Smoke, If There's No Fire
A Family That Can't Be Touched
Cerita Yang Belum Terselesaikan
Unread Messages And Busy Calls
Sometimes Logic Speaks Without Looking At Feeling
Then, Can I Call Your Name?
The Chaotic Day of Coass
Sudden Cardiac Arrest
Lacrymosa
Si Kembar Menangkap "Api"
Panik dan Spesialis Baru
I'm Sorry That I Can't Be Perfect
Album Foto dan Selamat Tinggal
Hold You In My Arms
Ruang Gosip Kembara Kembar Nakal
I'm Here to Stay
Imperfections
Junho di Tengah Papa dan Mama Babi
Kardiologi dan Kedokteran Vaskular
Neurologi Punya Cerita
Balada Rencana Tahun Baru Ala Koass
Dalam Pandangan Junho
Pertimbangan dan Perasaan Dalam Percakapan
Malam Tahun Baru Ala Kami
Why Can't I Hold You In The Street?
Tahun Baru dan Koass
Beautiful Bucket, Beautiful Hopes
RESIDENSTAGRAM - Song Yuvin
Sebelum Makan Siang
Laki-Laki Yang Menjual Cerita
Story Behind A Code Blue
COASSTAGRAM - Song Dongpyo
Papa Hwang dan Mama Kkura Pusing!
Sepasang Sepatu Yang Tertukar
Resep Perut Nyoi-Nyoi Ala Yunseong
Bagimu, Aku Ini Apa?
Decisions and Considerations
Hello
Rain Clouds Come to Play Again
COASSTAGRAM - Kim Yohan
The Hidden Other Side
Paris, Sweet and Warm Welcome
The Story of A Little Girl
DILARANG BERTANYA SAAT PRESENTASI REFERAT!
Cara Membahagiakan Minhee Ala Yunseong
Give Me An Answer
Keributan Dari Kamar Rawat Wonjin
Pulmonologi dan Respirasi, Bangku Kosong (Lagi?)
Kesedihan di Balik Hangat Selimut
COASSTAGRAM - Song Hyungjun
Rekomendasi Dua Ahli Hematologi
Sebuah Konfrontasi
Lekas Sembuh, Junho!
Shock Delivered!
Spill The Tea!
Komurola Take Care of His Favorite Resident
Impervious
Simple Plan
Sekilas Tentang 2019-nCoV
Greetings Along The Way
Greetings Along The Way - 2 END
COASSTAGRAM - Cha Junho
ALGANAX
Takut
Di Balik Layar
Suatu Kejadian Perkara...
Minhee dan Legenda Perut Tanpa Akhirnya
The Fourth Diagnosis - Panic Disorder
Pocky JR is Catching Fire
I Swear, I Will Not Cry
Shock Received!
RESIDENSTAGRAM - Song Yuvin
Why was I born in July?
Dari Wonjin, Untuk Minkyu
Bicara Tentang Keluarga
The Woman Who Came From Taiwan
Seungyoun, Please...
Overture
Hashirama Senju dan Tobirama Senju
Inner Turbulence
CONSULENTAGRAM - Miyawaki Sakura
Kegagalan Quality Time
What's Wrong With Him?
He Helplessly Stands By, It's Meaningless
Hello, Tony. Long Time No See
War Inside My Head
Every Second, Every Thought, I'm In So Deep
Night Bleeds
Chaos
Kabar Baik di Jam Makan Siang
COASSTAGRAM - Keum Donghyun
Kabar Baru Mulai Berhembus
You Made My Mom and Brother Fight!
This Pain is Just Too Real
I'm The Lie Living For You
Ternyata Yunseong Diopname
Alasan di Balik Sikap Dokter Seongwoo
Ternyata Memang Sepi...
'Cause I've Been Feeling You Leaving - 1
Please Tell Mom, It's Not Her Fault - 1
'Cause I've Been Feeling You Leaving - 2 END
Please Tell Mom, It's Not Her Fault - 2 END
CITO
We Don't Know When He Will Wake Up
Dari Mereka Yang Menyayangi Junho
Home
Hitam Putih Tersirat Dalam Radiologi
Mendung Dari Kamar Junho
Cokelat dan Surat Cinta Untuk Minhee
Speechless
Wooseok Mengomel, Bukan Mengeong
Going Under
Mendacium
What's On Yunseong's Mind
T.E.A.R.S
Junho Tidak Ikut?
RESIDENSTAGRAM - Cha Eunwoo
R.E.W.R.I.T.E
Silenced Without Action
When I Watch You Look At Me
Goodnight Song and Kisses
Shoulder to Lean Back
Non Subditos
Lingkaran Persegi Panjang
Reaksi Semu
Status Dramaticus
Et Sacrificium
Destruktif
Ekuilibrium
RESIDENSTAGRAM - Song Yuvin
Sebaris Nasihat Choi Minki
Distraksi
Rekonstruksi Asa
Kim Yohan Sudah Bertitah!
Anomali Hening
COASSTAGRAM - Kim Minkyu
Recover
Pudar
Hideout
I'm Sorry For Everything
Anak Itu Kembali?
Anak Yang Berpetuah
Handle Everything For You
Happy Crack Open Day, Eunwoo!
Happy Birthday, Eunwoo
COASS COOPERATE 5.0

Unwanted Youngest Son

10.6K 1.9K 755
Door feyarms

Warning: This chapter contains content about the effects of violence on children, suicidal thought and behavior, mental health issues, poor self-control, toxic family, and other content that might cause uncomfortable feelings. It's forbidden to link the profession with characterizations. If you feel uncomfortable, please skip. Take care of yourself.

🌹Read at your own risk🌹

Junho sama sekali tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya ketika mamanya pulang ke apartemennya malam ini tidak sendiri. Biasanya, mamanya selalu pulang sendiri dengan membawa makanan untuk makan malam. Tapi malam ini, mamanya tidak pulang sendiri. Ada orang lain yang berjalan di belakang punggung mamanya dan Junho sama sekali tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya ketika pandangan mereka bertemu. Bahkan mungkin saking terkejutnya, orang itu pasti bisa melihat dengan jelas perubahan raut wajahnya yang sama sekali tidak dapat dikendalikannya.

Young Ae tersenyum selembut biasanya sambil meletakkan sebuah paper bag di atas meja. "Malam ini, Myungsoo makan malam di sini. Kamu keberatan?"

Benar, orang yang berjalan di belakang mamanya dan membuatnya terkejut bukan main itu adalah kakak pertamanya, sekaligus putra tersayang papanya. Cha Myungsoo. Sebenarnya bukan masalah besar kalau Myungsoo ingin makan malam di sini, tapi jujur, Junho belum siap bertemu Myungsoo dalam jarak dekat, apalagi duduk di meja makan yang sama dalam jamuan makan malam yang sama.

Sementara ia menatap mamanya tanpa bisa memprotes, Myungsoo tampak begitu tidak acuh padanya, seakan ia tidak di sana.

"Mama beli makanan kesukaan kalian. Tadinya mama mau masak, tapi kayaknya udah kemaleman kalau masak. Kamu juga pasti udah lapar kan?" Young Ae meraih beberapa piring di pinggiran meja makan dan mengangsurkan salah satunya pada Junho.

Junho mengangguk tanpa suara. Ia tidak bisa berkata apapun. Semua tentang papanya selalu meninggalkan perasaan tidak nyaman dan tidak aman dalam benaknya, termasuk dengan Myungsoo, sebab Myungsoo adalah putra tersayang papanya. Dibanding dirinya yang nyaris tidak pernah diakui sejak kecil, Myungsoo selalu mendapat banyak pengakuan dan kasih sayang yang membuatnya terlampau iri terhadap kakak pertamanya.

"Eunwoo mana?" Junho bertanya dengan suara kelewat lirih. Ada sensasi serak di dalam suaranya. Ia berusaha menatap mamanya, tanpa menatap ke arah Myungsoo. Ia mati-matian menghindari tatapan Myungsoo, meski ia tahu kalau Myungsoo tengah menatap ke arahnya.

Young Ae menggeleng pelan. Ia mengangsurkan sepiring nasi ke arah Myungsoo yang duduk di sampingnya. "Eunwoo mungkin pulangnya agak telat. Kenapa?"

Sebenarnya, bukan apa-apa Hanya saja, kehadiran Eunwoo di meja makan lebih bisa membuatnya merasa tenang dan terlindungi. Kalau ia memutar ke ruang memorinya lebih jauh, mamanya pernah menyakitinya, membuatnya takut setengah mati, juga membuatnya merasa tidak berguna sebagai anak yang sudah wanita itu kandung juga lahirkan. Belum lagi fakta yang baru-baru saja diceritakan Eunwoo bahwa memang benar ia terlahir prematur dengan usia kandungan 7 bulan dan hampir kehilangan nyawanya akibat permasalahan pada kedua organ dalamnya. Dan ia tidak mendengar kenyataan itu dari mulut wanita yang melahirkannya, melainkan dari kakaknya. Sedikit banyak, perasaan tidak nyaman dan tidak aman itu membuatnya tidak bisa apa-apa, selain berusaha tidak membuat kesalahan apapun.

Belum lagi kehadiran Myungsoo di meja makan yang sama dengannya, tepat di hadapannya. Dalam pandangannya, Myungsoo jelas berbeda dengan Eunwoo. Myungsoo tidak menyukai keberadaannya, juga tidak menyukai kedekatannya dengan mamanya. Selama ini, Myungsoo menerima kasih sayang dan pengakuan yang melimpah dari papa mereka, di mana ia begitu menginginkan hal yang sama, namun sama sekali tidak pernah mendapatkannya.

Setidaknya jika Eunwoo di sini, duduk di sampingnya, ia tidak merasa seperti orang asing atau bahkan gelandangan ketika kenyataannya, ia sedang makan dengan mama dan kakak pertamanya. Ia juga jelas tidak akan merasa segelisah ini jika Eunwoo di sini. Karena apapun yang mungkin akan Myungsoo katakan nanti, Junho tahu jika Eunwoo akan membelanya.

"Kerjaan kamu di rumah sakit gimana, Soo? Ada bedanya antara udah jadi spesialis atau tetap sama kayak sewaktu kamu masih residen?"

Junho berusaha dengan tenang memotong dagingnya, kemudian menyuapkan ke dalam mulutnya bersama nasi hangat. Ia sudah pernah mendapat pertanyaan yang serupa dari mamanya. Tidak ada gunanya ia merasa iri kepada kakak pertamanya sekarang. Seharusnya, ia sudah lebih baik dan lebih siap ketika bertemu Myungsoo.

"Lumayan, tetap ada bedanya. Kasusnya masih kebanyakan fraktur dan beberapa tentang sindrom kompartemen. Untungnya, residen di sana lebih bisa diajak bekerja sama."

Young Ae mengangguk beberapa kali. "Kamu pernah ada kepikiran buat ambil subspesialis?"

Myungsoo tampak menggeleng. "Sampai sekarang, belum ada. Papa juga belum kasih pendapat apapun, apa aku harus ambil subspesialis atau enggak. Papa hanya bilang beberapa soal fellowship dan aku nggak sebegitu tertarik. Buatku sekarang, spesialis aja cukup."

"Kamu udah dewasa, Myungsoo. Masa depanmu bisa kamu tentukan sendiri. Kamu nggak bisa selalu bergantung dan minta pendapat dari papamu. Kelak, kamu juga pasti akan menikah dan punya anak. Kamu yang sekarang menentukan mau dibawa ke mana hidupmu."

Junho menggenggam erat alat makannya. Myungsoo terlalu diperhatikan oleh papanya, bahkan hingga hak terkecil yang seharusnya tudak perlu diurusi karena Myungsoo sudah dewasa. Berkebalikan dengannya yang tidak pernah diperhatikan, tidak pernah diberikan kasih sayang, tidak pernah dianggap, dan tidak pernah dibanggakan. Kalau dibandingkan Myungsoo, ia tidak pernah menerima apapun dari papanya, selain bentakan, pukulan, hinaan, caci maki, dan ketakutan yang tidak pernah bisa ia jelaskan secara mendetail.

Junho melirik jam dinding di atas kulkas. Sudah hampir jam 8 malam, tapi Eunwoo tidak kunjung pulang. Biasanya saat kakak keduanya itu memiliki jadwal jaga malam, ia akan menerima pesan sekitar jam 6 sore. Tapi malam ini, ia tidak menerima pesan dan Eunwoo juga tidak kunjung datang.

Ia mendorong piring kosongnya perlahan. "Makan malamku selesai. Aku ke kamar dulu," katanya. Ia masih menunduk, berusaha menghindari tatapan Myungsoo yang selalu membuatnya terintimidasi.

Namun ketika ia berjalan ke pintu dapur, mamanya memanggil namanya. Ia lantas berhenti dan menoleh, kemudian tanpa sengaja, matanya bertemu pandang dengan Myungsoo. Ia buru-buru membuang pandangannya ke arah lain.

"Obatnya jangan lupa diminum ya. Besok waktunya check up ke dokter Chaeyeon, biar mama yang antar kamu. Besok mungkin Eunwoo sibuk."

Junho hanya mengangguk samar, kemudian berjalan kembali ke kamarnya. Ia tidak betah makan di satu meja makan dengan kakaknya. Perasaannya campur aduk. Ada perasaan iri yang tidak bisa ia pungkiri tiap kali ia menatap sosok kakak pertamanya, ada perasaan waswas tiap kali ia mengingat bahwa Myungsoo adalah anak tersayang papanya, ada perasaan takut karena tatapan mata Myungsoo begitu mirip dengan tatapan papanya, juga ada perasaan gelisah karena ia tahu bahwa Myungsoo tidak menyukainya.

Bagaimana ia bisa berpura-pura tidak tahu kalau kakak pertamanya itu tidak menyukainya? Dan bagaimana ia bisa berpura baik-baik saja ketika tahu dirinya sedang berada di situasi yang mungkin Myungsoo sama sekali tidak menyukai kehadirannya di sana?

"Apa mama nggak terlalu memanjakan dia?"

Gerakan tangan Junho yang hendak memutar kenop pintu kamarnya terhenti seketika. Letak kamarnya yang tidak terlalu jauh dari dapur membuatnya bisa mendengar jelas apa yang Myungsoo katakan.

"Maksud kamu? Apanya yang terlalu memanjakan?"

Napas Junho berubah berat. Apakah Myungsoo hendak memprotes perhatian kecil yang mamanya berikan untuknya dan menyatakan gamblang ketidaksukaan terhadap dirinya?

"Kita belajar tata krama sejak kecil kalau tidak boleh ada yang meninggalkan meja makan saat anggota keluarga yang lain sedang makan saat kita sedang makan bersama. Sejak kecil, Eunwoo dan aku dididik dengan cara yang sama untuk menghormati setiap anggota keluarga, baik yang lebih tua ataupun yang lebih juga, juga menghargai makanan yang ada di meja makan. Memperbolehkan dia langsung pergi begitu, apa mama nggak terlalu memanjakan? Dia seperti nggak punya sopan santun. Apalagi yang lagi makan bareng dia itu dua-duanya adalah orang yang lebih tua daripada dia."

Junho membuka pintu kamarnya perlahan. Dadanya seperti ditekan ketika Myungsoo justru mempermasalahkan tentang tata kramanya di meja makan. Bukannya ia tidak belajar tata krama dengan baik, tapi ia memang tidak bisa bertahan di tempat dan waktu yang sama dengan orang yang tidak menyukainya. Memangnya Myungsoo ingin berlama-lama melihat wajah adik yang tidak pernah disukai papanya ini?

"Soo, Junho udah ijin kok dan mama nggak melarang. Dia emang butuh istirahat dan jam segini emang jamnya dia minum obat. Dia biasa minum obatnya di kamar. Apa salahnya?"

"Mama masih tanya, apa salahnya? Jelas salah. Dia akhirnya nggak bisa menghargai orang yang lebih tua karena terbiasa mendapatkan apa yang dia inginkan. Alasan papa mendidik dia begitu karena sejak awal, anak itu nggak bisa diatur, nggak bisa dididik. Anak itu terbiasa hidup sembarangan tanpa dikekang, dan emang dia lebih suka hidup sendirian. Jangan terlalu memanjakan anak itu karena malah hanya akan jadi kebiasaan buruk buat dia."

Junho mendorong pintunya perlahan. Tidak bisa diatur dan tidak bisa dididik. Keduanya adalah bagian dari kalimat yang seringkali ia dengar dari papanya sejak ia kecil, hingga terakhir kali ia bertemu papanya. Tapi tentang terbiasa mendapatkan apa yang dia inginkan? Ia tidak pernah mendapatkan apa yang ia inginkan. Hidupnya sudah diatur, sangat keras, hingga satu-satunya cara membantah baginya hanyalah membangkang.

"Myungsoo, jangan bicara apapun kalau kamu ngga tau apa-apa. Jaga perkataanmu karena dia juga adikmu. Dan berhenti menyebut Junho dengan sebutan dia karena Junho punya nama, dengan nama depan yang sama seperti kamu."

Meski pintu kamarnya sudah ditutup rapat, Junho masih bisa mendengar segala bentuk percekcokan antara mamanya dengan kakak pertamanya. Ia bisa mendengar semuanya. Dan ia tidak suka mendengarnya. Mereka hanya berdebat berdua, tapi baginya, ia seperti mendengar suara belasan orang yang saling berteriak beradu argumen membahas segala sesuatu tentangnya.

"Nggak tau apa-apa? Justru mama yang sejak awal yang nggak tau apapun tentang Junho. Apa yang mama lakukan seakan-akan hanya mama lakukan untuk menebus kesalahan mama yang akhirnya membuat Junho gila. Mama hanya melakukan apa yang mama lakukan sekarang untuk menebus semua kesalahan mama yang udah menelantarkan Junho sejak anak itu masih bayi, juga kesalahan mama yang hanya menjadikan anak itu pelampiasan amarah mama. Kalau Junho nggak gila dan punya kelainan mental, mama nggak akan jadi begini sampai mengorbankan Eunwoo dan aku!"

"Myungsoo, jaga omonganmu!"

Junho gemetar di tempatnya. Gila? Kelainan mental? Ia menatap kedua tangannya yang mulai gemetar tidak karuan. Dadanya sakit. Sekujur tubuhnya gemetar. Ia seperti melayang, tidak memiliki kendali terhadap dirinya. Pikirannya tidak bisa dikontrol dengan baik. Sekujur tubuhnya terasa dingin.

Gila? Kelainan mental? Hanya menebus kesalahan karena menelantarkannya sejak ia bayi? Benarkah yang Myungsoo katakan?

"Kalau kamu nggak bisa berkata sesuatu yang baik tentang adikmu, berhenti menghina adikmu sendiri! Dia adikmu, sama seperti Eunwoo. Dia nggak gila dan dia nggak berkelainan mental. Jaga ucapanmu!"

"Nyatanya emang begitu adanya kan? Mama memperlakukan dia baik, penuh perhatian dan kasih sayang sebagai bentuk penebusan dari rasa bersalah mama yang udah menelantarkan anak itu sejak dia lahir. Bahkan mama nggak pernah menyusui Junho saat anak itu lahir. Mama menutup mata dari Junho dan justru menjadikan dia pelampiasan. Sekarang mama berusaha menebusnya dengan membuang papa dan aku? Anak aneh itu jauh lebih beruntung!"

"Kalau bukan karena papamu, mama nggak akan jadi sejahat itu terhadap anak yang mama kandung dan lahirnya! Papa kamu yang sejak awal nggak menginginkan adikmu dan meminta mama menggugurkan Junho! Kalau bukan karena papamu, Junho nggak akan terlahir prematur dan hampir meninggal setelah dilahirkan. Dia yang sejak awal berusaha membunuh anaknya sendiri. Kalau papamu nggak menendang perut mama malam itu, Junho nggak akan terlahir prematur dan hampir meninggal. Sebelum kamu menyalahkan dan menilai mama buruk, kamu lihat dulu seberapa buruk papa yang kamu banggakan!"

Junho kehilangan semua kalimatnya. Tubuhnya gemetar bukan main. Raut wajah keras penuh amarah papanya tersirat dalam benaknya. Semua bentuk bentakan dan hinaan yang papanya berikan, juga pukulan-pukulan menyakitkan ketika ia masih kecil, terbayang jelas dalam ruang memorinya. Junho jatuh merosot ke lantai. Sesuatu dengan telak baru saja menghantam ulu hatinya.

"Dia yang sejak awal berusaha membunuh anaknya sendiri. Kalau papamu nggak menendang perut mama malam itu, Junho nggak akan terlahir prematur dan hampir meninggal..."

Jadi... ia sudah tidak diinginkan oleh papanya sejak ia masih berada di dalam kandungan? Papanya berpikir untuk melenyapkannya dengan menendang perut mamanya, sehingga itulah yang menjadi alasan ia terlahir prematur dan hampir meninggal?

Tubuh Junho kian gemetar. Napasnya tersenggal. Tidak ada air mata yang turun dari matanya. Tapi dadanya terasa sakit bukan main. Sekarang, semua perlakuan buruk papanya terhadapnya terjawab alasannya. Sebab papanya tidak pernah menginginkannya. Tapi sayangnya, ia dengan kurang ajarnya masih sanggup bertahan dan hidup sampai hari ini.

"Kalau kamu emang seenggak suka itu dengan adikmu sendiri, jangan pernah menyakiti perasaannya. Ya, mama melakukan ini karena mama ingin menebus semua dosa yang mama lakukan pada adikmu. Tapi bagaimanapun juga, Junho juga anak mama. Dia berhak mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang sama seperti yang kamu dan Eunwoo dapatkan. Satu lagi, jangan pernah kamu sebut adikmu gila ataupun kelainan mental. Kamu nggak pantas mengatakan 2 sebutan itu terhadap siapapun! Sebelum kamu berteriak tentang tata krama dan etika ke wajah adikmu, perbaiki dulu tata krama dan etikamu!"

Junho menatap ke arah balkon kamarnya. Angin semilir yang datang dari luar sana membuat gorden kamarnya terbang, sedikit banyak membuatnya yang sedang gemetar, menggigil kedinginan bukan main.

Eunwoo yang selalu berusaha menenangkan dan membelanya, sekarang di mana?

Ingat, tidak boleh meniru apa yang Myungsoo katakan di sini ya😉

Ini pasti kepala Yuvin-Yunseong masih panas setelah operasi🤔

Ga verder met lezen

Dit interesseert je vast

1.3K 107 11
Sebuah janji dari dua manusia di kehidupan terdahulu, membuat keduanya harus menebus janji sekaligus dosa yang membawah dendam. Dendam yang kembali m...
3.1K 121 14
Pas lagi sayang sayangnya ee malah di tinggal, tapi bukan di putusin tapi lupa ingatan kira kira gimana ya 😕? Cowok yang cool dan sedikit konyol...
6.9K 1.4K 43
Hujan hanya ingin hidupnya di sekolah berjalan lancar. Tidak ada pertengkaran dengan teman, umpatan guru karena ketahuan membolos, serta kisah percin...
157K 16.1K 63
FREEN G!P/FUTA • peringatan, banyak mengandung unsur dewasa (21+) harap bijak dalam memilih bacaan. Becky Armstrong, wanita berusia 23 tahun bekerja...