74. Abram POV

85 7 0
                                    

Jam 05.00 WIB

Aku terbangun dan duduk merenung mengingat perkataan Keira kemarin :

Lebay lo. Udahlah gue aman - aman aja disini. Penting banget buat lo tau

Tak kusangka air mataku menetes,

"Tuhan, apakah aku salah bila bersikap peduli padanya? Salahkah bila memiliki perasaan untuknya? Apa memang aku harus mundur dan melupakan Keira?"

Aku membuka Alkitab dan membaca satu ayat,

Yakobus 5:16b
Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.

"Aku yakin suatu hari Keira akan berubah. Aku akan tetap mendoakannya. Semoga Tuhan berkenan. Amin"

Kemudian handphoneku berbunyi,

Panggilan masuk : Keira

Hah? Kenapa Keira bisa menelfonku? Bagaimana ini, hatiku masih sedih. Tapi aku merindukannya. Baiklah kuangkat saja

"Halo"

"...."

Suaranya...

Keira aku ingin membalas sapaanmu, tapi aku takut suara serakku sehabis menangis ini terdengar.

"Abram, tolong kalo gue ngomong itu dijawab!"

"I..iya Keira."

"Kok suara lo serak gitu? Lo kayak abis nangis kedengerennya. Lo nangis?"

Bagaimana ini??? Kenapa dia bisa dengan mudah mengetahuinya?? Maaf Keira sepertinya aku harus berbohong,

"Tidak Keira"

"Jujur ke gue!" Desaknya

Sepertinya aku tak pandai berbohong, aku mengaku saja.

"I..iya Keira"

"Nangisin siapa lo?"

Apa aku harus menjawab jujur? Baiklah, aku tidak ingin Keira marah lagi.

"Kamu" jawabku jujur

"Hah? Ngapain lo nangisin gue? Karena gue sengaja matiin telfon lo?"

"I..iya"

"Hm. Oke Abram, gue minta maaf"

"..."

Apa??? Keira minta maaf?? Benarkah?? Tapi ia seringkali mengulanginya lagi.

"Abram, udahlah please gue minta maaf"

"Hatiku masih sedih Keira"

Aku tak tau kenapa hatiku masih belum bisa menerima permintaan maaf Keira

"Oke gue akan kabulin 1 permintaan lo sesuai apa yang gue janjiin waktu lo berhasil nemuin gantungan kunci itu"

Apa?? Keira ingin mengabulkan permintaan dariku??

"Benarkah?"

"Iya Abram. Cepet lo mau apa?"

Sepertinya aku ada ide!

"Ke ulang tahun Rena bersamaku, dan saat disana jangan ucap kata gue - elo, tapi pake aku - kamu"

"Okey. Gampang itu. Btw, lo udah beli kado buat Rena? Lo mau bantu gue cari kado gak?"

Keira minta aku temani? Senangnya~

"Oke Keira. Aku jemput kamu sebentar lagi ya" jawabku cepat

"Lo sarapan disini aja. Gue masakin nasi goreng buat lo"

Ada apa Keira bisa berubah secepat ini?

"Benarkah? Aku senang mendengarnya"

"Iya. Hati - hati di jalan ya. See you"

Keira mengakhiri panggilan.

Tuhan, terimakasih. Aku percaya rencana Tuhan indah untukku dan Keira! Setiap doa yang kupanjatkan pasti akan menghasilkan buah yang manis....

God's First [COMPLETED]Where stories live. Discover now